Hukum Sholat Ied di Rumah, Begini Tata Cara Mengerjakannya
Sholat Ied adalah sholat yang dilakukan pada saat hari raya Islam, yaitu saat Idulfitri dan Iduladha. Seluruh umat Islam akan keluar dari rumahnya, dan menuju ke tanah lapang terdekat untuk berkumpul mengumandangkan takbir dan melaksanakan sholat berjemaah.
Sholat Ied adalah sholat yang dilakukan pada saat hari raya Islam, yaitu saat Idulfitri dan Iduladha. Seluruh umat Islam akan keluar dari rumahnya, dan menuju ke tanah lapang terdekat untuk berkumpul mengumandangkan takbir dan melaksanakan sholat berjemaah.
Sholat Ied dikerjakan sebanyak dua rakaat, dan memang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di tanah lapang. Hal ini tergambar dalam hadis Abu Sa’id Al Khudri, yang artinya,
-
Apa yang dimaksud dengan sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat Idul Adha adalah proses menentukan atau menetapkan awal bulan Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
-
Kapan Idul Adha dirayakan? Idul Adha yang dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban adalah salah satu hari besar dalam kalender Islam yang dirayakan dengan penuh makna oleh umat Muslim di seluruh dunia.
-
Kapan sidang isbat Idul Adha dilaksanakan? Sidang isbat dilakukan dengan merujuk pada hasil rukyatul hilal, di mana pelaksanaannya berada pada titik di seluruh Indonesia.
-
Kapan sholat Idul Adha dilaksanakan? Sholat Idul Adha merupakan salah satu momen penting dalam kalender umat Islam yang dirayakan setiap 10 Dzulhijjah.
-
Kenapa sidang isbat Idul Adha penting? Dengan begitu, umat Muslim akan mengetahui kapan jatuhnya awal bulan Zulhijah dan Hari Raya Idul Adha.
-
Kapan sholat Idul Adha dilakukan? Sholat Idul Adha dilakukan pada pagi hari, biasanya setelah matahari terbit dan sebelum waktu masuk waktu Dhuhur.
"Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang." (HR. Bukhari dan Muslim).
Baik sholat ied Idulfitri atau pun Iduladha, memiliki tata cara yang sama. Hal yang membedakan hanya pada niat, dan beberapa sunnah yang menyertainya. Misalnya, Ibnul Qayyim mengatakan, "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengakhirkan sholat Idulfitri dan mempercepat pelaksanaan sholat Iduladha."
Kemudian hadis dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat sholat ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari sholat ied baru beliau menyantap hasil kurbannya." (HR. Ahmad).
Seperti yang disebutkan sebelumnya, jika pelaksanaan sholat ied akan lebih afdol dikerjakan di tanah lapang. Tapi, bagaimana dalam kondisi pandemi seperti saat ini? Bolehkah sholat ied dikerjakan di rumah?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami akan jelaskan lebih lanjut dalam artikel kali ini.
Hukum Sholat Ied di Rumah
Tempat pelaksanaan sholat ied lebih utama dilakukan di tanah lapang atau lapangan. Hal ini juga telah didukung oleh hadis yang sebelumnya telah disampaikan. Namun, jika kita menemui uzur atau sedang dalam kondisi darurat, seperti pandemi COVID-19 ini, maka sholat ied dapat dialihkan di rumah masing-masing. Hal ini terpaksa dilakukan guna menghindari kerumunan, yang dikhawatirkan dapat membahayakan para jamaah akibat penularan virus Corona.
Melansir dari laman islam.nu.or.id, uzur dalam pelaksanaan shalat ied memiliki kesamaan dengan uzur pada shalat Jumat.
"Uzur-uzur itu adalah hujan, tanah belok/berlumpur, situasi mencekam (khauf), cuaca dingin, dan uzur lainnya," (Lihat Imam An-Nawawi, 2010 M: V/8)
Uzur untuk menghindari kerumunan dalam pencegahan penularan COVID-19 di Indonesia dapat dimasukkan ke dalam cakupan "uzur lainnya" pada keterangan Imam An-Nawawi.
Niat Sholat Ied di Rumah
Sholat ied yang dikerjakan di rumah bisa dilakukan berjemaah bersama keluarga, atau bisa juga dilakukan secara sendiri-sendiri.
Meski tata cara sholat ied sama antara Idulfitri dan Iduladha, namun niatnya berbeda.
Niat Sholat Idul Fitri di Rumah
Niat Salat Idul Fitri untuk imam:
"Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini imaman lillahi ta’alaa"
Artinya: “Aku niat salat sunat Idul Fitri dua rakaat menjadi imam karena Allah Ta’ala”
Niat Salat Idul Fitri untuk makmum:
"Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini makmuuman lillahi ta’ala"
Artinya: “Aku niat salat sunat Idul Fitri dua rakaat menjadi makmum karena Allah Ta’ala”
Niat Salat Idul Fitri sendiri:
"Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini lillahi ta’alaa"
Artinya: “Aku niat salat sunat Idul Fitri dua rakaat karena Allah Ta’ala”
Niat Sholat Idul Adha di Rumah
Niat sholat Idul Adha untuk imam:
"Ushalli sunnatan li ‘idil adha rak ‘ataini imaman lillahi ta’alaa."
Artinya: "Aku niat sholat sunat Idul Adha dua rakaat menjadi imam karena Allah Ta’ala."
Niat sholat Idul Adha untuk makmum:
"Ushalli sunnatan li ‘idil adha rak ‘ataini makmuuman lillahi ta’ala."
Artinya: "Aku niat sholat sunat Idul Adha dua rakaat menjadi makmum karena Allah Ta’ala."
Niat sholat Idul Adha sendiri:
"Ushalli sunnatan li ‘idil adha rak ‘ataini lillahi ta’alaa."
Artinya: "Aku niat sholat sunat Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta’ala."
Tata Cara Sholat Ied
Melansir dari rumaysho.com, berikut tata cara sholat ied:
- Niat, yang dibaca cukup dalam hati, dan takbiratul ihram.
- Setelah takbiratul ihram membaca doa iftitah (istiftah) sebagaimana shalat lainnya.
- Setelah membaca doa iftitah, melakukan takbir tambahan (zawaid) sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama (selain takbir untuk takbiratul ihram dan takbir turun rukuk). Sedangkan pada rakaat kedua, melakukan takbir tambahan sebanyak lima kali (selain takbir bangkit dari sujud dan takbir turun rukuk). Takbir tambahan (zawaid) ini hanya sunnah, sehingga jika luput atau terlewat, tidak harus diulangi. Jika ada makmum yang masbuk saat takbir zawaid, cukup ikuti sisa takbir tanpa qadha’.
- Di antara takbir zawaid (tambahan), disunnahkan berhenti sejenak. Saat itu bisa membaca takbir atau mengagungkan Allah. Namun yang paling bagus yaitu dengan membaca: SUBHANALLAH WAL HAMDU LILLAH WA LAA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR. Setelah takbir ketujuh pada rakaat pertama dan takbir kelima pada rakaat kedua tidak ada bacaan takbir dan dzikir.
- Setelah takbir zawaid, membaca surah Al-Fatihah. Setelah surah Al-Fatihah dianjurkan membaca surah Qaf pada rakaat pertama dan surah Al-Qamar pada rakaat kedua, atau membaca surah Al-A’laa pada rakaat pertama dan surah Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.
- Bacaan surah saat shalat ied dikeraskan (jahr), begitu pula dengan bacaan takbir, sedangkan dzikir-dzikir lainnya dibaca dengan lirih (sirr).