Jelang Iduladha, Penyakit LSD Mulai Serang Hewan Ternak Sapi di Sumedang
Tim Kesehatan hewan (keswan) Diskanak Sumedang, Lia Indrawati mengatakan jika saat ini penyakit benjolan pada kulit sapi itu sudah ditemukan di hampir seluruh kecamatan.
Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat mengatakan bahwa penyakit Lumpy Skin Disease atau LSD mulai menyerang hewan sapi di wilayahnya. Para peternak diminta waspada, terlebih sebentar lagi akan masuk musim penjualan untuk hari raya Iduladha.
Tim Kesehatan hewan (keswan) Diskanak Sumedang, Lia Indrawati mengatakan jika saat ini penyakit benjolan pada kulit sapi itu sudah ditemukan di hampir seluruh kecamatan di kota tahu itu.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kapan Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe? Sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, Rohana Kudus mendirikan surat kabar khusus perempuan yang ia pimpin sendiri, bernama Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
"Penyakit ini disebabkan oleh virus dengan vektornya serangga dan gejalanya ada benjolan di bagian kulit sapi dan biasanya bagian pertama yang diserang adalah bagian leher," kata dia, Jumat (26/5).
Sapi Terserang LSD di Sumedang
Hewan ternak sapi di Sumedang ©2023 Dokumentasi Pemkab Sumedang/ Merdeka.com
Menurut Lia, saat ini sapi-sapi yang terserang LSD di wilayah Sumedang memiliki gejala benjol-benjol di kulitnya. Sayangnya upaya penanganan belum maksimal lantaran tidak ada sapi yang divaksin karena ketersediaannya terbatas.
Sebagai upaya penanganan, tim dari Diskanak akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan para peternak agar lebih berhati-hati dan memperhatikan kondisi kebersihan kandang.
"Karena vaksin LSD ini masih terbatas maka untuk mencegah serangan LSD, peternak diimbau untuk memperhatikan kesehatan kandang," terang Lia.
Sapi Terkena LSD Tak Boleh Dijadikan Hewan Kurban
Lia memberikan imbauan kepada para peternak dan masyarakat agar tidak menjadikan sapi terserang LSD sebagai hewan kurban. Hal ini karena daging yang terkontaminasi penyakit tersebut tak layak konsumsi.
"Dari informasi yang kami terima berdasarkan fatwa MUI sapi yang terserang LSD tak dapat dijadikan hewan kurban karena untuk hewan kurban harus sapi yang sehat," kata Lia
Masyarakat kemudian diminta cermat dalam membeli dan memperhatikan kesehatan hewan sapi untuk dikurbankan di hari Iduladha.
"Masyarakat harus cermat dalam mencari hewan untuk kurban dan pedagang juga tidak asal beli dan jual tetapi harus memperhatikan kesehatan hewannya karena dikhawatirkan terkena LSD," jelas Lia.
Batasi lalu lintas hewan
Munculnya LSD ini jelas merugikan para peternak yang mencari keuntungan dari menjual hewan sapi kurban. Berbeda dengan virus PMK yang dagingnya masih bisa dikonsumsi, sapi yang terkena LSD tidak demikian.
"Kalaupun mau konsumsi peternak harus membuang bagian daging yang terkena benjolan tersebut dan ini harus dikerjakan secara cermat dan teliti," beber Lia dikutip dari laman resmi Pemkab Sumedang.
Pihaknya juga akan membatasi lalu lintas hewan ternak yang masuk ke wilayah Sumedang, sebagai pencegahan tambahan.