Kena PHK, Pria Asal Tangerang Ini Buka Warung Ayam Geprek Omzetnya Capai Belasan Juta
Menggoreng dan meracik menu olahan ayam menjadi keseharian pria asal Kota Tangerang bernama Muhammad Fakhy (33). Ia kini sukses membuka usaha warung geprek setelah sebelumnya terkena PHK di pabrik tempatnya bekerja. Omzet belasan juta pun mampu ia kantongi setiap bulannya.
Menggoreng dan meracik menu olahan ayam menjadi keseharian pria asal Kota Tangerang bernama Muhammad Fakhy (33). Ia kini sukses membuka usaha warung geprek setelah sebelumnya terkena PHK di pabrik tempatnya bekerja. Omzet belasan juta pun mampu ia kantongi setiap bulannya.
Fakhy bukannya tak bersedih. Ia sempat terpuruk akibat kebijakan itu lantaran kehilangan pekerjaan tetap. Namun lelaki murah senyum ini tak pantang menyerah. Ia lantas mengumpulkan strategi agar tetap berdaya dan menghidupi keluarga. Usahanya pun lantas berkembang pesat.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Kini, ia juga memanfaatkan platform online untuk meningkatkan penjualan ayam gepreknya sehingga mudah dijangkau oleh konsumen yang jauh dari kedainya. Dengan semangat, ia lantas membagikan kisah bangkitnya berikut ini.
Terkena PHK 2017 Lalu
Pria Tangerang Sukses Buka Warung Ayam Geprek Beromzet Belasan Juta Setelah Di-PHK ©2023 Dokumentasi Pemkot Tangerang/ Merdeka.com
Dengan runtut, Fakhy menceritakan kejadian tak mengenakkan dalam hidupnya itu. Dia bertutur jika PHK di sebuah pabrik di wilayah Tangerang itu terjadi pada 2017 lalu. Ketika itu ia berstatus kontrak dan tidak bisa diperpanjang oleh perusahaan.
Setelah energi baru terkumpul, ia bergerak bangkit untuk merintis usaha ayam geprek bersama rekannya. Ketika itu usahanya ia mulai di Jakarta hingga akhirnya lanjut di Tangerang.
“Pasca putus kontrak itu, saya akhirnya kerjasama bisnis ayam geprek dengan teman saya di Jakarta, seiring waktu berjalan masih ditahun yang sama, saya memutuskan untuk bisnis mandiri di sekitar Puspem Kota Tangerang,” Sebut Fakhy kepada wartawan.
Memulai dengan Warung Sederhana
Pria Tangerang Sukses Buka Warung Ayam Geprek Beromzet Belasan Juta Setelah Di-PHK ©2023 Dokumentasi Pemkot Tangerang/ Merdeka.com
Jalan mulus tak selalu ia dapat. Usahanya pun tidak langsung sukses. Pelan-pelan ia rintis kembali setelah berpisah dengan rekan bisnisnya. Dimulai dari warung sederhana, di awal pendirian usaha ia hanya bisa menjual sebanyak 5 kg ayam per tiga hari.
Seiring berjalannya waktu, usaha yang ia kembangkan bersama sang istri itu kemudian berkembang pesat. Merek dagang Ayam Geprek Puspem Q5 kini melekat di usaha makanan gurih pedas tersebut.
Nama itu disematkan lantaran keberadaan warungnya yang memang tak jauh dari pusat pemerintahan Kota Tangerang. Ketika jam makan tiba, warungnya didatangi banyak pembeli untuk menikmati kelezatannya.
“Untuk di Puspem ini menu dagangannya sama yakni ayam geprek,” katanya, sembari menunjukkan lokasi yang berada di belakang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tangerang.
Belasan Juta Mampu Dikantongi Tiap Bulan
Kebangkitan dari jatuh pasca di-PHK yang dibarengi dengan usaha yang keras rupanya tidak sia-sia ia kerjakan. Dari yang mulanya 5 kg ayam yang baru habis setelah 3 hari, kini per hari ia mampu mengolah hingga 25 kg ayam.
Tak sampai di situ, menu ayam juga ia kembangkan seperti ikan lele yang per hari bisa ia habiskan 5 kg, lalu ikan mujair 3 kg sampai daging bebek yang juga memiliki banyak peminat.
“Alhamdulillah saat ini, setiap harinya bisa ludes hingga 25 kilo ayam, 5 kilo ikan lele, sekitar tiga kilo ikan mujair, dan bebek rica-rica sebenarnya yang masih menu baru, jadi belum terlihat pasarnya. Ya Alhamdulillah omset bisa di angka belasan juta setiap bulannya,” katanya.
Tak hanya makan di tempat, ia di warungnya juga melayani pesanan makan take away, yang juga untuk memudahkan konsumen yang ingin membawa pulang.
Sambal Jadi Jagoannya
Sedikit mempromosikan, kunci sukses warung ayam gepreknya terletak pada cita rasa sambal yang ia racik. Setiap variannya, ia bersama istri selalu royal memberikan sambal sehingga memuaskan para pelanggannya.
Kunci ini Fakhy dapatkan dari para konsumen yang selalu ia tanya terkait menu makanannya. Mereka semua sependapat bahwa sambal di tempatnya memang jago menggoyang lidah saat menikmati ayam geprek di kedainya.
“Jadi, banyak ngobrol dengan konsumen semua banyak kembali dan akhirnya berlangganan ialah karena sambal. Boleh nambah dan ya itu pedasnya nggak tanggung-tanggung, ya benar-benar makan sambal rasanya,” katanya.
Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam, Fakhy dan sang istri menjual ayam gepreknya dengan harga Rp20 ribu per porsi.
“Untuk menikmati ayam geprek pinggiran Puspem Kota Tangerang ini, konsumen hanya perlu membanderol Rp20 ribu per porsi sudah dapat nasi, ayam, sambal, lalapan dan minum gratis,” tandasnya.