Kini Jadi DPO, Ini 5 Fakta Pria di Bekasi Pura-pura Tewas Demi Asuransi Rp3 Miliar
Seorang pria bernama Wahyu Suhada (35) baru-baru ini membuat heboh masyarakat di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pasalnya, Ia rela berpura-pura tewas tenggelam di Sungai Kalimalang demi klaim asuransi sebesar Rp3 miliar. Akibat perbuatannya, Wahyu yang kini kabur tengah diburu oleh pihak kepolisian.
Seorang pria bernama Wahyu Suhada (35) baru-baru ini membuat heboh masyarakat di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pasalnya, Ia rela berpura-pura tewas tenggelam di Sungai Kalimalang demi klaim asuransi sebesar Rp3 miliar. Akibat perbuatannya, Wahyu yang kini kabur tengah diburu oleh pihak kepolisian.
Mengutip ANTARA, Selasa (7/6), Wahyu disebut polisi telah merencanakan kematiannya dengan melibatkan rekan-rekannya. Kemudian Ia diceritakan seolah-olah ditabrak, dan tenggelam di lokasi kejadian hingga belum ditemukan.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Kasus ini sendiri terungkap usai dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian dari Polres Metro Bekasi. Berikut 5 faktanya.
Merancang Skenario Sebulan Sebelumnya
Rekayasa kematian demi asuransi di Bekasi
©2022 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Menurut Kapolres Metro Bekasi, Kombes Gidion Arif Setyawan. Rekayasa kematian dari Wahyu telah dirancang satu bulan sebelum kejadian di wilayah Bogor, Jawa Barat. Ia diketahui melibatkan tiga orang rekannya untuk melancarkan aksinya.
Adapun ketiga rekan Wahyu yang terlibat yakni Abdil Mulki (37), Dena Surya Kusuma (25), dan Asep Rian Irawan. Ketiganya memiliki peran masing-masing saat kejadian berlangsung.
"Mereka sudah merencanakan dan merancang sedemikian rupa kejadian ini sejak sebulan sebelumnya di daerah Bogor," kata Gidion di Kalimalang, Bekasi, Senin.
Sempat Rusak Motor Agar Terlihat Nyata
Menurut Gidion, mulanya mereka berangkat dari kediaman Wahyu di wilayah Kota Bekasi menuju kawasan Teluk Jambe di Karawang. Ketika itu, mereka melakukan perjalanan pada Sabtu (4/6) pukul 00.00 WIB dini hari.
Di sana keempatnya menggunakan kendaraan 1 unit mobil dan dua sepeda motor. Ketika sampai di Teluk Jambe. Dua motor tersebut sengaja dirusak agar terlihat meyakinkan, salah satunya Kawasaki KLX polisi F 6058 FHB
"Di Teluk Jambe pada pukul 02.00 WIB, mereka sengaja merusak sepeda motor bagian belakang dengan menggunakan batu. Setelah itu, para pelaku kembali menuju arah Bekasi melalui jalur Kalimalang," tambahnya.
Dua Rekan Pelaku Pura-pura Jadi Warga untuk Memberikan Bantuan
Dalam perjalanan sebelum sampai di Kalimalang, keempatnya kembali menyusun strategi di mana dua rekan Wahyu diminta stay di lokasi lebih dahulu untuk berpura-pura menjadi warga yang menolong dan melaporkan ke kantor polisi.
Kemudian Wahyu, yang mulanya menumpangi motor bersama Mulki, berpindah posisi dengan Mulki ke mobil dan menyuruhnya untuk menabrakkan dirinya ke Kalimalang. Rencana pun berjalan lancar, karena Wahyu berhasil kabur membawa mobil dan Mulki berpura-pura tergeletak di dekat sungai dan menyebut kalau Wahyu jatuh tenggelam ke aliran Kalimalang.
Mulki yang jatuh di lokasi dan mengalami luka buatan di kaki, kemudian ditolong oleh Asep dan segera menyuruh Dena untuk melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Cikarang Pusat.
Cerita Kecelakaan Dikarang Rekan Wahyu
Di tengah kondisi itu, Wahyu kemudian langsung melarikan diri menggunakan mobil. Sedangkan dua rekannya pura-pura menolong dan mengarang cerita ke petugas kepolisian bahwa Wahyu hilang dan tenggelam setelah ditabrak fortuner.
Hingga kini, pihak kepolisian masih terus mencari keberadaan Wahyu yang buron dan masih dalam keadaan hidup.
"Wahyu ini merekayasa cerita agar ia bisa mendapatkan klaim asuransi kematian yang nilainya Rp3 miliar," ujar Gidion.
Ketiga Rekan Wahyu Ditahan
Saat ini ketiga pelaku sendiri sudah berhasil ditangkap oleh petugas kepolisian, dan dikenai Pasal 220 KUHP karena telah merekayasa kejadian. Lamanya tuntutan hukum mencapai satu tahun penjara.
Menurut salah seorang rekan Wahyu, motif klaim tersebut akan digunakan pelaku untuk membayar utang.
“Semuanya dirancang Wahyu, dan (dia) ada utang” kata salah satu rekan pelaku.
“Menyerahkan diri aja” kata rekan lainnya, saat diminta pesannya tentang Wahyu, mengutip YouTube Liputan6 SCTV.