Kisah Orang Makassar Jadikan Australia Rumah Kedua, Ajari Warga Aborigin Isap Tembakau hingga Lukis Perahu
Pada abad ke-17, bangsa Makassar pernah menetap di Australia dan mengenalkan budaya lokal ke suku Aborigin.
Pada 1650 bangsa Makassar sudah melaut secara teratur hingga ke daratan Australia. Mereka melakukan pelayaran ini untuk mencari ikan dan teripang sebagai mata pencaharian utama.
Adapun bangsa Makassar yang biasa berlayar hingga lintas benua tersebut merupakan orang-orang keturunan Gowa dan Bugis. Biasanya, mereka membawa rombongan puluhan perahu besar menuju perairan tersebut.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Australia? Setelah bertanding di Arab Saudi, Timnas Indonesia akan segera kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan pertandingan melawan Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Selasa, 10 September 2024.
-
Kapan Timnas Indonesia melawan Australia? Pada Selasa, 10 September 2024, Skuad Garuda menunjukkan performa yang solid dengan menahan Australia 0-0 di Stadion Utama Gelora Bung Tomo (SUGBK).
-
Apa yang ditemukan di pantai selatan Australia? Ilmuwan menemukan jejak kaki dinosaurus theropoda besar di pantai selatan Australia.
-
Kapan Timnas Indonesia akan bertemu Australia? Hasil ini akan membuat Indonesia semakin percaya diri, terutama saat bertemu Australia pada 10 September 2024 mendatang.
-
Kapan Timnas Indonesia akan bertanding melawan Australia? Indonesia akan bertanding melawan Australia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, pada Selasa (10/09).
Ada temuan sejarah yang menarik dari masyarakat Makassar, di mana mereka rupanya turut menjalankan kehidupan di sebagian daratan Australia. Bahkan, mereka juga membaur dengan penduduk asli setempat yakni Suku Aborigin dengan mengajarkan cara mengisap tembakau dan melukis perahu.
Tak sekedar dongeng, lantaran di beberapa daerah Australia seperti Arnhem dan Kimberley terdapat jejak peninggalan berupa tempat tinggal hingga bahasa lokal yang serupa dengan Makassar. Berikut kisahnya.
Datang Lebih Dulu dari Penemu Benua Australia
Mengutip ANTARA, para pelaut asal Makassar itu sudah berabad-abad lalu berlayar menuju daratan Australia. Mereka sejak abad ke-17 sudah berlayar dan menjalani kehidupan sebagai rumah ke dua.
Saat itu disebutkan bahwa daerah Marege atau nama asli Benua Australia merupakan bagian dari kekuasaan kerajaan Gowa.
Ini memperkuat informasi bahwa yang pertama kali datang ke benua tersebut adalah bangsa Makassar dan bukan James Cook yang merupakan penjelajah asal Britania Raya (Inggris) pada 1770.
- Terpisah dari Ibu Selama 11 Tahun, Perempuan Kembar Ini Akhirnya Bisa Kumpul Keluarga di Australia
- Arkeolog Temukan 82 Tembikar Tertua di Australia, Dibuat Suku Aborigin Sekitar 2.900 Tahun Lalu
- Arkeolog Temukan 82 Pecahan Tembikar Saat Gali Timbunan Sampah, Dibuat Suku Aborigin 3.000 Tahun Lalu
- Warga Negara Inggris ini Bersepeda Sendirian dari China ke Australia, Begini Keseruannya saat Tiba di Semarang
Mencari Teripang
Merujuk laman Lembaga Australia – Indonesia, dfat.gov.au, hubungan antar benua dan negara itu kemudian terjalin erat lantaran banyak kesamaan geografi, budaya dan sosial. Sebanyak puluhan kapal asal Kesultanan Gowa dan warga Bugis juga semakin sering datang untuk meminta izin menangkap hasil laut.
Sebelum menangkap teripang, bangsa Makassar akan singgah di Australia dan berinteraksi. Setelah diizinkan oleh Suku Aborigin, mereka kemudian mengambil ikan dan teripang secukupnya.
Ketika itu, hasil laut memang menjadi andalan bangsa Makassar sebagai pemasukan ekonomi. Hasil tangkapannya biasa dijual ke Eropa dan Tiongkok, dengan harga yang lumayan.
Tinggal Sementara di Australia
Selama mencari ikan, mereka turut menetap selama beberapa bulan di Australia. Rumah-rumah sementara dibangun, sumur air digali dan bibit-bibit pohon asam ditanam. Sampai sekarang, hutan pohon asam peninggalan bangsa Makassar masih dapat dijumpai.
Menariknya, turut terjadi percampuran budaya antara kebiasaan Suku Aborigin dengan kearifan lokal yang dibawa oleh orang Makassar. Warga Aborigin diajarkan sejumlah kebiasaan seperti mengisap tembakau sampai menggambar di atas perahu (kapal).
Selain Arnhem, ada wilayah barat laut Australia yang juga menjadi daerah persinggahan dan diberi nama Kayu Jawa.
Aborigin Diajak ke Makassar
Perjalanan bangsa Makassar menuju Australia akan disesuaikan waktunya dengan kondisi cuaca hingga selamat tiba di pantai utara Australia. Biasanya, mereka memulai perjalanan pada Maret hingga April atau di akhir musim hujan.
Selama perjalanan pulang dan kembali itu, orang-orang Aborigin turut membantu para nelayan tripang tersebut, termasuk mempelajari bahasa Makassar.
Warga Aborigin bahkan ikut berlayar sampai ke Sulawesi, dan kembali ke Australia pada musim monsun berikutnya saat bangsa Makassar kembali. Tak sedikit orang asli Australia menetap dan memilih tinggal di Sulawesi.