Kisah Pemandian Tjihampelas di Bandung, Jadi Kolam Renang Pertama di Indonesia
Di masa lalu, lokasi tersebut menjadi tempat favorit bagi warga Eropa yang singgah maupun tinggal di Kota Kembang. Pemandian Tjihampelas didirikan tahun 1902, dan dikomersilkan untuk penduduk pribumi di masa penjajahan Jepang.
Kolam renang bisa menjadi sarana liburan yang mengasyikkan bagi keluarga. Banyak fasilitas yang bisa dinikmati, seperti pelampung, ban air hingga permainan luncur favorit anak-anak. Namun tahukah di mana kolam renang pertama yang dibangun di Indonesia? Jawabannya ada di Kota Bandung, Jawa Barat. Kolam renang ini bernama Pemandian Tjihampelas (sekarang Cihampelas).
Di masa lalu, lokasi tersebut menjadi tempat favorit bagi warga Eropa yang singgah maupun tinggal di Kota Kembang. Pemandian Tjihampelas didirikan tahun 1902, dan dikomersilkan untuk penduduk pribumi di masa penjajahan Jepang.
-
Kenapa surat kabar menjadi primadona di Bandung? Di era kejayaannya, surat kabar menjadi primadona bagi masyarakat yang tengah menantikan informasi.
-
Apa yang sebenarnya terjadi di foto-foto yang beredar di media sosial tentang Bandung yang dipenuhi salju? Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan hasil suntingan dan telah beredar dari tahun lalu.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Bagaimana Sariban menyebarkan pesan kebersihan di Bandung? Di sepeda tuanya, ia menuliskan pesan untuk masyarakat agar membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Imbauan ini diserukan agar banyak orang yang makin sadar akan kebersihan lingkungan demi masa depan.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Sayangnya, kejayaan kolam renang dan pemandian Tjihampelas tidak bertahan lama dan beralih fungsi menjadi bangunan hotel sejak tahun 2010 lalu. Berikut rangkuman kisahnya:
Mulanya adalah Kolam Ikan
©2022 NIMH Collectie via YouTube Bagus Darmadi / Merdeka.com
Melansir laman komunitasaleut, Pemandian Tjihampelas didirikan oleh seorang istri pemilik hotel kenamaan di Bandung bernama Nyonya Homann.
Nyonya Homann sadar banyak turis Eropa dan warga Belanda yang rindu kampung halaman dengan kolam renang mewah, yang saat itu belum ada di Hindia Belanda. Akhirnya ia membuat tempat berendam dengan mengalihfungsikan kolam ikan hias yang terletak di sekitar hotel.
Warga pribumi sebetulnya telah lama memanfaatkan empang-empang di persimpangan kampung untuk berenang. Namun lokasi tersebut sangat tidak disukai orang Belanda.
Dikhususkan bagi Warga Belanda dan Eropa
Keberadaannya cukup dikagumi pada masa itu, ditambah dengan desain arsitektur yang berpadu antara gaya klasik abad ke-19. Dari segi fasilitas, Pemandian Tjihampelas sangat lengkap.
Dulu, terdapat 3 buah kolam berstandar internasional, dengan ukuran 25x50 meter dan kedalaman 1,2 sampai 2 meter. Lalu, kolam kedua berukuran 12x12 meter dan memiliki kedalaman 1,1 meter. Kolam ketiga memiliki ukuran 8x3 meter, dengan dalam 80 senti khusus untuk anak-anak.
Selain itu, pihak hotel juga menyediakan fasilitas antar jemput menggunakan pedati khusus guna menambah antusias turis luar untuk berkunjung ke Bandung.
Berjasa Mencetak Atlet Belanda dan Nasional
Kolam Pemandian Tjihampelas sekitar tahun 2010 ©2015 Merdeka.com/Astri Agustina
Pemandian Tjihampelas di masa jayanya juga memiliki jasa yang besar bagi Hindia Belanda, dan Republik Indonesia pasca kemerdekaan. Salah satu atlet Belanda bernama Pet Stam pernah berlatih di kolam Tjihampelas untuk mengikuti Olimpiade Berlin tahun 1936. Stam berhasil mencatat rekor 0:59.9 untuk renang 100 meter gaya bebas dan, berhasil mengangkat nama negeri Belanda.
Di tahun 1950-an, dua atlet renang Jawa Barat bernama Susanti Wangsawiguna dan Wijaya Aulia juga lahir dari Pemandian Tjihampelas. Keduanya berhasil menjadi andalan Indonesia mewakili kejuaraan nasional maupun internasional. Sejumlah klub renang juga pernah lahir dari lokasi tersebut seperti Bandoengse Zwem Bond, Osvia, Mulo, Kweekschool dan Aquarius
Terbengkalai di Akhir Tahun 1950
Menyadur dari artikel Merdeka.com edisi 22 Oktober 2015, keberadaan kolam tersebut berakhir di tahun 2010, yang sebelumnya terbengkalai dari tahun 1950an. Kini sisa Pemandian Tjihampelas sudah tidak ada dan berganti bangunan hotel yang menjulang tinggi di Jalan Cihampelas Belakang, No 10.
Walau kini tinggal cerita, Pemandian Tjihampelas masih bisa dikenang melalui jejak nama yang kini dijadikan kawasan Jalan Cihampelas. Konon, nama tersebut berasal dari pohon Hampelas yang merupakan sejenis pohon dedaunan kasar dan bisa digunakan sebagai penggosok. Sumber air yang digunakan untuk mengisi kolam juga berasal dari pohon yang tumbuh di sekitar lokasi.