Kisah Sandal Tarumpah khas Garut, Dulu Jadi Kebanggaan Bangsawan di Abad ke-18
Di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat ada jenis sandal unik dan cukup langka bernama Tarumpah. Alas kaki ini konon sudah popular sejak abad ke-18, dan dahulu biasa dikenakan oleh para menak atau bangsawan di tatar parahyangan itu.
Sandal merupakan aksesoris yang dibutuhkan saat ke luar rumah. Ada berbagai model sandal yang biasa dikenakan, mulai dari berbahan karet sintetis hingga kulit yang melegenda.
Di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat ada jenis sandal unik dan cukup langka bernama Tarumpah. Alas kaki ini konon sudah popular sejak abad ke-18, dan dahulu biasa dikenakan oleh para menak atau bangsawan di tatar parahyangan itu.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
Sayangnya sandal jenis ini perlahan mulai meredup, karena tergantikan alas kaki modern yang lebih populer. Dikutip dari berbagai sumber, Kamis (25/8) berikut kisah sandal tarumpah Garut yang jadi kebanggaan para bangsawan.
Jadi Alas Kaki Bangsawan Garut di Abad ke-18
©2022 YouTube Tarumpah Craft/ Merdeka.com
Dilansir dari akun Instagram Jabar Quick Respose, sandal tarumpah sudah menjadi aksesoris yang kerap digunakan kalangan menak atau bangsawan, hingga perlahan diikuti oleh para pegawai di pusat pemerintahan Garut.
Berdasarkan catatan sejarah dari Budayawan Franz Limiart, dulu sandal tarumpah menjadi aksesoris yang melekat, terlebih saat kantor pemerintahan berpindah dari Kecamatan Balubur Limbangan ke daerah Garut kota.
Bagi kalangan bangsawan saat itu, menjadi kebanggaan tersendiri ketika menggunakan sandal tarumpah, karena produknya yang begitu eksklusif dengan harga yang cukup mahal. Ini membuat jenis sandal kulit tarumpah hanya bisa dipakai oleh kalangan tertentu.
Berbahan Dasar Kulit Sapi
Tak jauh berbeda dengan jenis sandal tradisional lainnya, sandal tarumpah dibuat dari bahan dasar kulit sapi. Hampir keseluruhan bagiannya, mulai dari telapak, sampai bagian atas dan penjepit juga dibuat dari kulit berkualitas.
Soal kekuatan, sandal tarumpah tidak perlu diragukan karena proses perekatannya tidak memakai lem. Sandal ini direkatkan menggunakan benang yang dijahit kuat dan rapi.
Beberapa waktu berselang, sandal tarumpah mulai populer di sejumlah wilayah. Bahkan di tahun 1990-an, sandal ini juga sangat terkenal di wilayah Tasikmalaya hingga muncul sebutan sandal tasik.
Tak hanya itu, sandal ini juga tenar di Cirebon dengan nama sandal jambal dan beratus-ratus tahun sebelumnya sandal ini juga jadi alas kaki andalan jawara Betawi bernama Si Pitung.
Tetap Jadi Sandal Ekslusif
Hingga saat ini, sandal tarumpah masih digemari oleh segelintir kalangan. Walau keberadaannya terpinggirkan oleh sandal-sandal berbahan sintetis, sandal ini masih terbilang eksklusif.
Salah seorang warga Garut bernama Diar Cahdiar Antadiredja menyebut jika di tahun 1960-an sandal ini sudah terkenal mewah. Bahkan, harganya bisa mengalahkan pakaian yang sedang tren kala itu.
Menurutnya, dulu harga sandal tarumpah mencapai Rp50, sementara harga baju dan fashion lainnya berkisar di angka Rp25.
“Jelas termasuk mahal, saya saja hanya mendapat uang jajan Rp5,” ujar ketua komunitas Ontel Garut yang juga penggemar berat sandal tarumpah itu, sambil bercanda, seperti diwartakan Liputan6.com.
Walau demikian, tren 'jadul' alias zaman dulu diprediksi bakal kembali mengangkat pamor sandal tarumpah yang tersohor itu.