Kisah Toko Roti Sidodadi yang Legendaris di Bandung, Harganya Terjangkau Jadi Favorit Berbagai Kalangan
Toko roti ini sejak dulu sampai sekarang selalu ramai. Ini rahasinya.
Toko roti ini sejak dulu sampai sekarang selalu ramai. Ini rahasinya.
Kisah Toko Roti Sidodadi yang Legendaris di Bandung, Harganya Terjangkau Jadi Favorit Berbagai Kalangan
Di Jalan Otto Iskandardinata nomor 255, Kota Bandung, Jawa Barat, terdapat toko roti legendaris yang jadi favorit pencinta roti sejak dulu. Toko roti itu bernama Sidodadi.
-
Apa yang istimewa dari roti bakar di Roti Gempol Bandung? Di sini, tak hanya varian manis yang laris diburu penikmat, tetapi pilihan rasa asinnya juga sering ludes. Menikmati hangatnya roti bakar dengan segelas teh manis dan tawar hangat, jadi cara mengobati dinginnya cuaca di sana.
-
Bagaimana cara memesan roti bakar di Roti Gempol Bandung? Mengutip YouTube Walking Stories, sebelum memilih isian roti bakar, pembeli bisa menentukan jenis roti yang akan dipesan. Di kedai Roti Gempol terdapat dua jenis roti, yakni berbahan utama gandung dan tepung terigu putih.
-
Kapan Toko Roti Djoen berdiri? Pada tahun 1920-an, toko roti itu sudah berdiri.
-
Mengapa Roti Gempol Bandung terkenal dengan rasa asinnya? Rasa asin sendiri menjadi pembeda di kedia roti bakar ini, karena biasanya kedai-kedai roti bakar hanya menjual rasa manis.
-
Kenapa toko roti Global Cake and Bakery di Jakarta Barat tetap mempertahankan kualitas dan kuantitas rotinya? Menurut pegawai roti dengan merek Global Cake and Bakery itu, tokonya ingin tetap menjaga kualitas serta kuantitas dari roti yang dibuatnya.
-
Apa saja jenis roti yang diproduksi di Toko Roti Djoen? Saat itu ia memproduksi beberapa jenis roti di antaranya roti rempah ala Belanda, roti sobek polos, roti roll polos, dan roti semir.
Resep yang dibuat masih dipertahankan sejak awal kemunculannya di tahun 1954. Katanya, toko roti ini punya konsep yang unik.
Sampai sekarang, toko roti Sidodadi selalu dipadati pembeli. Cita rasa dan aromanya dijamin mampu menggugah selera sesaat setelah melangkahkan kaki di dalam toko roti tersebut.
Mencuri Perhatian Penikmat Sejak Kemunculannya
Pegawai di Toko Roti Sidodadi, Wahyu, menceritakan jika toko ini sudah sedari awal mampu mencuri perhatian para pecinta roti.
Di awal tahun 1950-an, masih banyak orang Belanda yang tinggal di Bandung. Awalnya, tempat yang memproduksi biskuit ini sudah digemari oleh warga di wilayah kota kembang.
"Terbentuknya tahun 10 Mei 1954 oleh bapak Hiendrawan Kosasih. Awalnya di sini memproduksi biskuit dan kue kering. Selain karena peluang usaha, saat itu usaha biskuit kurang berkembang, maka diputuskan untuk fokus pada usaha produksi dan berjualan roti,"
ujarnya, mengutip bandung.go.id.
merdeka.com
Ingin Dekatkan Roti dengan Masyarakat
Karena sulitnya mendapatkan roti dengan harga terjangkau di masa itu, Hiendrawan lantas membuat dan menjual roti dengan harga murah yang mampu menjangkau seluruh kalangan.
Lambat laun usaha rotinya mulai terangkat, dan banyak diburu termasuk oleh kalangan pribumi.
Tekstur roti yang lembut, tebal dan bercita rasa lezat membuat produk-produk yang dijual Sidodadi selalu jadi buruan.
- Menyusuri Gang Roti Legendaris di Bandung, Sudah Ada Sejak 1970-an
- Beneran Dibakar Tak Dipanggang, Kedai Roti Bakar 'Nyempil' di Bandung Ini Legendaris Sejak 1969
- Rahasia di Balik Kelezatan Roti Sisir Legendaris Pasuruan, Eksis sejak 69 Tahun Lalu
- Mencicipi Roti Bakar Legendaris di Bandung Sejak 1958, Ada Rasa Asin yang Laris Manis
Tak Gunakan Bahan Pengawet
Salah satu keunggulan roti di kedai Sidodadi adalah tidak menggunakan bahan pengawet. Bahan bakunya juga berkualitas, sehingga tekstur dan rasanya masih elegan.
Karena tidak memakai bahan kimia, roti ini pun hanya bisa bertahan maksimal empat hari di dalam kulkas.
"Produk yang dihasilkan padat tapi lembut. Daya tahannya pun hanya 4 hari dengan suhu ruangan. Dapat pula disimpan di kulkas agar dapat bertahan sedikit lebih lama. Kecuali untuk roti horn atau kue soes karena bahan isiannya mayoritas adalah susu,"
kata Wahyu.
merdeka.com
Bikin Pembelinya Hemat
Keistimewaan di sini adalah pembeli bisa hemat saat berbelanja roti. Bukan karena diskon atau harganya di bawah pasaran, melainkan dari inovasi rasanya.
"Selain itu berinovasi dengan membuat roti seperti roti tawar tapi rasa agak sedikit manis dengan nama Roti Frans, untuk dapat lebih menghemat maka dibuat pula Roti Frans dengan isian coklat. Jadi orang tidak perlu membeli mentega sebagai olesan dan coklat butir (mesies) sebagai isian. Sehingga dapat lebih menghemat," ujarnya
Terdapat 20 Varian Rasa
Menurut Wahyu, di sini tersedia sampai 20 varian rasa roti. Tak hanya manis, roti asin juga dihadirkan di sini dengan rasa yang lezat.
Untuk yang masih dipertahankan sampai sekarang adalah frans coklat, kopi dan pisang coklat.
“Roti Sidodadi sangat terjangkau, yaitu mulai Rp4.700. Roti coklat, susu, nanas, krenten dan horn. Ada juga roti asin, rasa kornet, smoke beef dan bakso,”
kata Wahyu.
merdeka.com
Berasal dari Bahasa Jawa dan Punya Makna Penting
Nama Sidodadi rupanya berasal dari bahasa Jawa yang artinya semakin lama semakin menjadi.
"Nama Sidodadi itu ada unsur bahasa Jawa. Karena istri dari Bapak Hiendrawan Kosasih merupakan keturunan yang berasal dari Jawa Tengah. Arti dari nama Sidodadi itu, Sido Dadi, yaitu sudah jadi semakin jadi," tambah Wahyu.
Untuk saat ini, toko roti itu dijalankan oleh generasi ketiga dan masih menempati bangunan sejak awal berdiri. Jam buka roti mulai pukul 10:30 WIB sampai pukul 18:00 WIB