Sejarah Toko Roti Tertua di Jogja, Masih Pertahankan Cara Memasak Tradisional
Pemilik toko roti itu merupakan seorang Tionghoa bernama Tan Poe Djen. Dia berasal dari Temanggung, Jawa Tengah.
Pemilik toko roti itu merupakan seorang Tionghoa bernama Tan Poe Djen. Dia berasal dari Temanggung, Jawa Tengah.
Sejarah Toko Roti Tertua di Jogja, Masih Pertahankan Cara Memasak Tradisional
Di kawasan pecinan Ketandan Kota Yogyakarta, terdapat toko roti yang cukup legendaris bernama Toko Roti Djoen. Pada tahun 1920-an, toko roti itu sudah berdiri. Pemilik toko roti itu merupakan seorang Tionghoa bernama Tan Poe Djen. Dia berasal dari Temanggung, Jawa Tengah.
-
Apa yang terkenal dari Toko Roti Tegal? Toko roti Tegal jadi salah satu tempat legendaris yang masih eksis di wilayah Matraman, Kota Jakarta Timur.
-
Dimana Toko Roti Tegal berada? Toko roti Tegal jadi salah satu tempat legendaris yang masih eksis di wilayah Matraman, Kota Jakarta Timur.
-
Kapan Toko Roti Go berdiri? Toko roti ini sudah ada sejak tahun 1898, jauh sebelum Indonesia merdeka.
-
Di mana toko roti tersebut berada? Dalam pengumuman yang disampaikan melalui media sosial, pihak gerai pretzel menginformasikan bahwa mereka telah memberhentikan staf bernama Alice Chang dan menutup lokasi di Mid Valley Megamall untuk 'disinfeksi dan pembersihan menyeluruh,' kata laporan dari Channel News Asia Rabu (9/10/2024).
-
Bagaimana Toko Roti Go memanggang rotinya? Mereka masih menggunakan mesin oven kuno untuk membuat roti. Mesin berusia ratusan tahun itu dibuat dengan batu bata tahan api. Pemanggangan dengan cara tersebut juga mempengaruhi cita rasa roti yang kuat dengan aroma panggang alami.
-
Di mana biasanya Roti Koing dijual? Biasanya roti ini dijual di pasar tradisional di sekitar kota Palembang.
Pada tahun 1930, toko itu dijual. Tan Poe Djen beserta keluarga pindah ke Belanda. Toko itu kemudian dibeli oleh Tan Qian Ngau. Saat itu ia memproduksi beberapa jenis roti di antaranya roti rempah ala Belanda, roti sobek polos, roti roll polos, dan roti semir.
Setelah tahun 1959, Toko Djoen mengeluarkan beberapa varian baru di antaranya varian legendaris Roti Pisang. Pada tahun 1970, Toko Roti Djoen membuat roti buaya karena banyaknya orang yang pesan untuk pernikahan.
Mengutip YouTube tombo kangen Chanel, puncak kejayaan Roti Djoen adalah saat roti-rotinya bisa dijual sampai Wonosari, Klaten, Sleman, hingga Muntilan. Saat itu pengantaran roti dilakukan dengan mobil.
Kalau ada kejadian bencana di Jogja, Toko Roti Djoen sering turut memberikan sumbangan berupa roti.
Tan Qian Ngau punya beberapa orang anak, salah satunya adalah Tan Ing Huan. Ia mempunyai istri bernama Hadinah. Sejak menjadi menantu Tan Qian Ngau pada tahun 1959, Hadinah ikut berjualan di Toko Roti Djoen. Hadinah dan Tang Ing Huan punya anak yang sering membantunya berjualan roti bernama Ibu Widowati. Saat ini Toko Roti Djoen berubah menjadi Coffee Shop yang dikelola oleh anak dari Ibu Widowati.
Masuk ke dalam Toko Djoen lama ibarat masuk dalam sebuah lorong waktu. Interior dengan nuansa jadul masih begitu kental terasa. Di sana masih terpajang rak-rak kuno, oven impor yang terbuat dari besi, serta kaleng-kaleng roti.
Mengutip YouTube tombo kangen Chanel, semua roti yang dijual di Toko Djoen dimasak dengan resep dan cara kuno. Pemilik toko itu sempat bercerita kalau karyawan di toko itu tinggal satu orang. Menurutnya, untuk mencari karyawan toko roti itu tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan tidak semua orang bisa dan sabar membuat roti dengan cara tradisional.
Selain Toko Roti Djoen, ada toko roti Djoen Muda yang pemiliknya juga keturunan Tan Qian Ngau. Roti produksinya yang terkenal adalah roti layatan yang disajikan untuk tamu-tamu yang sedang melayat.
Walaupun telah lama berdiri, namun toko roti Djoen tetap bertahan di tengah arus perubahan zaman. Mencicipi roti itu ibarat bertamasya ke masa lalu di mana toko roti itu sedang berada di era kejayaannya.