Roti Priangan Oey Tjiang Lie, dari Resep Belanda Tahun 1943 Turun ke Hati Warga Sukabumi sampai Sekarang
Yang unik dari roti ini adalah produksi dan penjualannya masih lawas. Setiap hari, pegawainya menggunakan gerobak yang mungkin tinggal satu-satunya di Sukabumi
Jalan-jalan ke Sukabumi, Jawa Barat, tak lengkap jika tidak mencicipi lezatnya roti Priangan. Kehadirannya bahkan telah melegenda sejak 1943, dengan ciri khas rasa manis dan bertekstur empuk.
Satu yang unik dari produk ini adalah masih mempertahankan gaya lawas, baik dari segi pembuatan maupun penjualannya. Setiap hari, pegawai-pegawainya menggunakan gerobak dorong khas berstiker biru yang mungkin tinggal satu-satunya di Sukabumi.
-
Apa kuliner yang terkenal di Bandung zaman Belanda? 'Pasar Baru yang terletak di pusat kota, tidak jauh dari Stasion, di zaman baheula (dulu), jadi pangkalan ‘manusia kalong’ yang suka begadang malam. Segala jenis makanan mentah dan matang, ada di situ,' Pasar Baru saat itu rapi dan bersih.
-
Roti Koing dari Palembang terbuat dari apa? Roti Koing atau biasa disebut dengan roti raden atau roti klatak ini berbeda dengan roti pada umumnya yang cenderung menawarkan rasa manis. Namun sebaliknya, Roti Koing justru tidak berasa alias tawar.
-
Roti apa yang jadi ciri khas Sidodadi? 'Untuk yang masih dipertahankan sampai sekarang adalah frans coklat, kopi dan pisang coklat.'
-
Roti bakar apa yang terkenal di Roti Gempol? Di sini pengunjung bisa menikmati sajian roti bakar legendaris sejak 1958 di kedai bernuansa vintage.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
-
Roti apa yang jadi favorit pembeli? Mengutip laman bake.co.id, roti sisir yang menjadi produk pertama perusahaan roti rumahan ini tetap jadi pilihan favorit pembeli.
Roti ini punya perjalanan panjang, awalnya berasal dari resep zaman Belanda sampai sekarang masih jadi buruan para penikmatnya. Yuk kenalan dengan roti legendaris yang berhasil menantang zaman ini.
Dirintis oleh Oey Tjiang Lie
Merujuk Diskominfo Sukabumi, roti ini sebelumnya dirintis oleh pendiri perusahaan bernama Oey Tjiang Lie. Ia mulanya mendapat resep pembuatan roti dan mempelajarinya dari orang Belanda di dekade 1940-an.
Di masa itu, proses produksi masih dilakukan secara sederhana. Pemangangan hanya mengandalkan tungku kayu, dan belum memakai peralatan modern.
Pada tahun-tahun setelahnya, Oey Tjiang Lie memberanikan diri memproduksi aneka roti secara mandiri dengan rasa dasar manis. Rupanya, langkah yang diambil tepat lantaran produknya lambat laun laris manis di pasaran.
Gunakan Mesin Legendaris Peninggalan Tahun 1950
Cara membuatnya masih menggunakan cara lawas dengan menggunakan mesin pengaduk tahun 1950. Mixer raksasa tersebut bermerek Rompa yang cukup legendaris pada masanya.
Haris Wijaya, selaku owner sekaligus pengelola generasi ketiga hanya melakukan perawatan semaksimal mungkin agar alat-alat dan proses produksinya tetap bertahan dengan cara lama. Ini dilakukan agar cita rasa tetap autentik seperti sedia kala.
“Setelah kakek saya belajar dari orang Belanda, terus merintis dan jadi pabrik roti Priangan ini,” kata Haris Wijaya, mengutip Youtube TVRI Nasional.
Dari Mentega Manis sampai Pisang Cokelat
Roti Priangan memiliki sejumlah varian rasa, mulai dari mentega gula, cokelat, pisang cokelat, keju, susu, kismis, tawar sampai tanduk. Semua roti dibuat dan dijual di hari yang sama.
Haris tak pernah sembarangan memilih bahan baku, karena ia ingin roti buatannya tetap terjaga dari segi rasa. Harganya pun terjangkau, mulai dari Rp8 ribu sampai Rp12 ribu tergantung rasa.
Jaminan cita rasa manis, gurih hingga tekstur lembut yang menggugah selera akan didapat setelah menyantap tiap potong rotinya.
Dipanggang di Oven Raksasa
Jika berkunjung ke pabriknya di Jalan Parigi, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, terdapat proses pemangangan yang sudah langka. Ovennya berukuran raksasa, yang juga peninggalan puluhan tahun silam.
Haris ikut turun langsung untuk memastikan pemanggangan roti yang maksimal. Tak lama-lama, setelah satu jam roti sudah langsung mengembang dan siap dipasarkan.
Tempat ini sudah mulai produksi sejak pukul 8 atau 9 pagi, dan pukul 11 sudah dijual oleh para pegawainya di beberapa titik Kota Sukabumi.
Dijual di Gerobak-Gerobak Dorong
Saat ini roti priangan dijual menggunakan gerobak dorong dengan dua roda. Gerobak ini berkeliling mulai pukul 11 siang hingga roti habis, sebelum sore hari.
Gerobak ini jadi ciri khas, sebab di era sekarang sudah jarang bahkan tak ada merek roti yang dijual di gerobak dorong seperti milik Haris Wijaya.
“Dulu zaman kakek saya itu ditanggung jualnya (dipikul), gerobak belum punya,” kata Haris Wijaya.
Dirinya berharap agar produk rotinya bisa terus bertahan di tengah gempuran roti modern kekinian.