Menyusuri Gang Roti Legendaris di Bandung, Sudah Ada Sejak 1970-an
Selain bisa melihat proses pembuatannya secara langsung, aneka jenis roti yang dijual di sentra ini sangat ramah kantong.
Jika sebagian besar gang hanya terdiri dari permukiman warga dengan aktivitas sehari-hari, namun salah satu jalanan kecil di Kota Bandung justru berbeda. Di sana, sebagian besar rumah justru dikenal sebagai sentra pembuat roti sejak 1970-an.
Gang unik ini kemudian disebut sebagai gang roti legendaris yang terletak di kawasan RW06, Babakan Rahayu, Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler. Aroma roti seketika langsung semerbak saat mengunjungi kawasan padat penduduk ini.
-
Kapan makanan khas Bandung mulai populer? Tidak heran apabila makanan khas Bandung sangat menggiurkan.
-
Apa kuliner khas Bandung? Kuliner khas Bandung ini adalah nasi panas yang dibungkus dengan daun pisang, lalu ditambah bermacam lauk-pauk dan sambal sebagai pelengkap.
-
Dimana letak sentra kuliner di Bandung? Kawasan Jalan Sultan Agung jadi salah satu spot kulineran yang menarik di Kota Bandung.
-
Apa yang terkenal dari Kota Bandung? Tentu semua orang sudah tahu kalau alat musik tradisional angklung berasal dari Jawa Barat. Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
-
Apa saja rekomendasi kuliner di Bandung? Tetapi tenang saja, karena beberapa rekomendasi makanan wajib coba berikut ini bakal membantu kamu selama berlibur di Bandung. Apa saja, ya? 1. Batagor Riri Batagor menjadi salah satu ikon kuliner Bandung yang sudah terkenal hingga ke berbagai daerah. Salah satu tempat yang sangat direkomendasikan untuk mencicipi batagor adalah Batagor Riri. Terletak di Jalan Burangrang, Batagor Riri menawarkan batagor dengan tekstur kulit yang renyah dan isian ikan tenggiri yang gurih. Ditambah dengan bumbu kacang yang kental dan pedas manis, menjadikan setiap gigitan semakin lezat. Cocok untuk dinikmati sebagai camilan atau makan siang ringan. 2. Mie Kocok Mang Dadeng Mie kocok adalah hidangan khas Bandung yang terdiri dari mie kuning tebal, kikil sapi, dan tauge yang disajikan dalam kuah kaldu yang gurih. Salah satu tempat terbaik untuk menikmati mie kocok di Bandung adalah Mie Kocok Mang Dadeng. Tempat ini sudah ada sejak puluhan tahun dan menjadi langganan para pelancong maupun warga lokal. Kuah kaldunya yang kaya rasa, berpadu dengan kikil yang lembut, serta sensasi mie yang kenyal, membuat mie kocok Mang Dadeng sangat istimewa. Bagi para pecinta kuliner malam, Nasi Kalong di Bandung menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi. Nasi kalong terdiri dari nasi hitam yang dimasak dengan bumbu khas rempah, serta lauk-pauk yang beragam seperti ayam goreng, tahu tempe, tumis sayuran, dan dendeng. Tempat ini ramai dikunjungi para pelancong yang ingin menikmati makanan di malam hari. Rasa nasi yang gurih dan bumbunya yang khas, ditambah dengan pilihan lauk yang beragam, menjadikan Nasi Kalong sebagai tempat makan yang unik. 3. Nasi Kalong 4. Surabi Enhaii Surabi merupakan camilan tradisional yang mirip dengan pancake namun memiliki tekstur lebih kenyal. Di Bandung sendiri, ada Surabi Enhaii, tempat yang paling populer untuk mencicipi surabi dengan berbagai pilihan topping modern seperti keju, cokelat, durian, hingga varian gurih seperti surabi telur dan sosis. Tempat ini sangat digemari karena tetap mempertahankan kelezatan surabi tradisional namun dengan inovasi rasa yang lebih modern. Lokasinya yang berada di kawasan kampus Enhaii, menjadikan Surabi Enhaii tempat yang asyik untuk bersantai sambil menikmati makanan ringan.
-
Apa kuliner yang terkenal di Bandung zaman Belanda? 'Pasar Baru yang terletak di pusat kota, tidak jauh dari Stasion, di zaman baheula (dulu), jadi pangkalan ‘manusia kalong’ yang suka begadang malam. Segala jenis makanan mentah dan matang, ada di situ,' Pasar Baru saat itu rapi dan bersih.
Kebanyakan, para pengusaha membuat produk roti dalam skala home industri. Alat-alat produksi seperti pengaduk adonan, oven berukuran besar hingga penyaluran ke konsumen dilakukan di masing-masing rumah di sana.
Aneka jenis roti juga dibuat di sentra ini, dengan harga jual yang sangat ramah di kantong. Penasaran dengan keberadaannya? Yuk ikuti informasinya berikut ini.
Sudah Ada Sejak 1970-an
Kisah gang roti legendaris ini bermula antara tahun 1960-1970-an, di mana ketika itu sudah ada beberapa rumah sebagai pelopor pembuatan roti manis. Usaha roti kemudian menyebar dan diikuti oleh warga di sana, hingga menjadi puluhan rumah.
Mengutip Youtube Jurnal Paoeban, masing-masing pabrik roti di sana memiliki spesialisasinya sendiri. Seperti rumah produksi Kurnia Sari yang khusus memproduksi roti bercita rasa manis dan tawar, serta lain sebagainya.
Total ada puluhan pabrik roti, yang dijalankan secara turun temurun di sana.
Bisa Melihat Langsung Pembuatannya
Pengunjung yang penasaran bisa bertanya ataupun melihat secara langsung pembuatan roti di rumah-rumah warga. Mereka akan dengan senang hati mendampingi.
Roti sendiri kebanyakan sudah memiliki konsumen, seperti para pemiliki warung kelontong, pedagang pasar sampai toko swalayan di sekitaran Bandung raya.
“Ada roti manis isi selai nanas, susu, macam-macam,” kata seorang pembuat
Roti Sawargi Jadi yang Paling Awal Memproduksi
Salah satu perintis pembuatan roti di sana adalah industri rumahan Sawargi. Menurut informasi, keberadaannya sudah ada sejak 1980-an dan masih terus dijalankan oleh anak-anak dari pemilik awal.
Di tempat ini, roti yang paling laris adalah varian kopyor yang berasal dari kelapa. Cita rasa manis dan lembut banyak disukai konsumen yang menyebar hingga Kabupaten Bandung.
“Ini ada roti kopyor dari kelapa, ada juga keju dan lain-lain,” kata salah satu pembuat roti, Nano.
Harganya Murah Meriah
Dalam kanal Rumah Bisnis, disebutkan bahwa pabrik roti di sana menciptakan berbagai rasa, seperti selai buah, moca, cokelat, gula, pandan sampai asin untuk burger.
Proses pembuatannya juga terbilang cepat, karena sudah menggunakan bantuan mesin. Resepnya juga kebanyakan sudah sejak awal berdiri dan tidak diubah, sebagai salah satu cara mempertahankan kualitas.
Rata-rata, harga roti dibanderol mulai dari Rp2.100 hingga Rp4.000 per bungkus. Karena tidak memakai bahan pengawet, roti hanya bisa bertahan 4 sampai 5 hari saja.