Macam Kebutuhan Manusia dalam Islam, Primer hingga Tersier
Menurut al-Syathibi, kebutuhan manusia dalam Islam terdiri dari tiga hal, yaitu kebutuhan dharuriyat, hajiyat, dan tahsiniyat.
Setiap orang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kesejahteraan hidup juga dapat tercapai di saat kebutuhan dan keinginan terpenuhi.
Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan. Kebutuhan yang esensial penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan biasanya dibagi menjadi kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan akan keamanan, rasa percaya diri, dan kebutuhan akan cinta dan kasih sayang.
-
Bagaimana cara mengamalkan dzikir "Ya Jabbar"? Mengamalkan dzikir “Ya Jabbar” adalah sebuah praktik spiritual dalam Islam yang bertujuan untuk mengingat dan memohon kepada Allah SWT dengan menggunakan salah satu dari Asmaul Husna, yaitu “Al Jabbar” yang berarti “Yang Maha Perkasa”.
-
Siapa saja yang dapat mengamalkan dzikir "Ya Jabbar"? Cara mengamalkan Ya Jabbar ini perlu diketahui umat muslim.
-
Kapan dzikir "Ya Jabbar" dianjurkan untuk diamalkan? Dzikir “Ya Jabbar” adalah salah satu cara bagi umat Islam untuk mengingat dan memohon kepada Allah SWT dengan harapan bahwa-Nya akan memberikan apa yang mereka butuhkan sesuai dengan sifat-sifat-Nya yang agung.
-
Apa arti dari "Ya Jabbar" dalam konteks Asmaul Husna? "Ya Jabbar" adalah salah satu dari 99 Asmaul Husna, yang merupakan nama-nama baik dan indah Allah SWT dalam Islam. "Ya Jabbar" berarti "Wahai Tuhan yang Maha Perkasa" atau "Maha Gagah".
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Siapa yang dilarang menyambung rambut dalam Islam? Nabi Muhammad SAW dengan tegas melarang umatnya untuk menyambung rambut, baik dengan rambut asli maupun rambut palsu. Hal ini berdasarkan beberapa hadis yang menyebutkan bahwa Allah mengutuk wanita yang menyambung rambut dan meminta untuk disambungkan.
Sedangkan, keinginan adalah hasrat yang ingin dipenuhi oleh seseorang, tetapi tidak esensial atau penting bagi kehidupan manusia. Keinginan dapat berkisar dari benda material seperti mobil, rumah besar, hingga keinginan immaterial seperti prestise, pengakuan, atau pengalaman wisata.
Lalu, bagaimana Islam dalam memandang kebutuhan manusia?
Menurut informasi dari repo.iain-tulungagung.ac.id, Imam al-Ghazali berpendapat bahwa kebutuhan adalah keinginan manusia untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya dan menjalankan fungsinya yaitu menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah dengan beribadah secara maksimal.
Kebutuhan Menurut Para Ahli
Kebutuhan manusia merupakan cerminan perasaan atau persepsi dari rasa tidak puas atau rasa kekurangan yang terdapat dalam diri manusia yang ingin dipenuhi agar meraih kepuasan.
Berbicara tentang kebutuhan, sejumlah ahli telah menyampaikan pendapatnya tentang definisi kebutuhan. Anda mungkin mengenal Abraham Maslow, dengan definisi kebutuhan yang ia jelaskan bahwa kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.
Selain Maslow, berikut adalah definisi kebutuhan menurut beberapa ahli:
- Frederick Herzberg: Kebutuhan adalah suatu kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kesejahteraan psikologis dan fisik seseorang.
- Clayton Alderfer: Kebutuhan adalah kebutuhan manusia yang terdiri dari tiga level yaitu kebutuhan eksistensi, kebutuhan hubungan, dan kebutuhan pertumbuhan.
- Max-Neef: Kebutuhan adalah kebutuhan manusia yang terdiri dari sembilan kategori yaitu pengembangan, pemberdayaan, perlindungan, kebahagiaan, kreativitas, identitas, kebebasan, persahabatan, dan pemeliharaan.
- Manfred Max-Neef: Kebutuhan adalah kategori hal-hal yang diinginkan oleh manusia dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, dan keamanan.
- John Burton: Kebutuhan adalah tuntutan dasar manusia yang harus dipenuhi untuk mempertahankan hidup, kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan.
Macam Kebutuhan Manusia dalam Islam
Menurut al-Syathibi, macam kebutuhan manusia dalam Islam terdiri dari tiga hal, yaitu kebutuhan dharuriyat, kebutuhan hajiyat, dan kebutuhan tahsiniyat. Berikut adalah penjelasannya:
Dharuriyat
Dharuriyat (primer) adalah macam kebutuhan manusia dalam Islam yang paling utama dan paling penting. Kebutuhan ini harus dapat terpenuhi agar manusia dapat hidup dengan layak. Ketika kebutuhan dharuriyat tidak terpenuhi, maka hidup manusia di dunia dan akhirat bisa terancam.
Kebutuhan dharuriyat meliputi, khifdu din (menjaga agama), khifdu nafs (menjaga kehidupan), khifdu ‘aql (menjaga akal), khifdu nasl (menjaga keturunan), dan khifdu mal (menjaga harta). Untuk menjaga kelima hal tersebut maka syariat Islam diturunkan. Sesuai dengan firman Allah SWT, dalam surat Al-Baqarah ayat 179 yang artinya,
”Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (Al-Baqarah (2): 179).
Macam kebutuhan manusia dalam Islam yang masuk dalam dharuriyat harus terpenuhi. Jika salah satu kebutuhan tersebut terabaikan, maka akan muncul ketimpangan yang dapat mengancam keselamatan umat manusia baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan manusia akan hidup bahagia ketika lima unsur tersebut dapat terpenuhi dengan baik.
Hajiyat
Macam kebutuhan manusia dalam Islam yang kedua adalah Hajiyat. Kebutuhan hajiyat adalah kebutuhan sekunder, atau kebutuhan setelah kebutuhan dharuriyat. Jika kebutuhan hajiyat tidak terpenuhi, tidak akan berdampak signifikan pada keselamatan hidup manusia. Hanya saja, manusia akan mengalami kesulitan dalam melakukan suatu kegiatan.
Kebutuhan hajiyat merupakan penguat atau pendukung dari kebutuhan dharuriyat. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, maka dapat memudahkan kehidupan, menghilangkan kesulitan atau menjadikan pemeliharaan lima unsur dharuriyat jadi lebih baik.
Apabila kebutuhan tersebut tidak terwujud, tidak akan mengancam keselamatannya, namun akan membuat manusia kesulitan. Pada dasarnya jenjang hajiyat ini merupakan pelengkap yang mengokohkan, menguatkan, dan melindungi jenjang dharuriyat. Singkatnya, kebutuhan hajiyat bertujuan untuk memudahkan atau menghilangkan kesulitan manusia di dunia.
Tahsiniyat
Kebutuhan tahsiniyah (tersier) adalah macam kebutuhan manusia dalam Islam yang tidak mengancam kelima hal pokok yaitu khifdu din (menjaga agama), khifdu nafs (menjaga kehidupan), khifdu ‘aql (menjaga akal), khifdu nasl (menjaga keturunan), serta khifdu maal (menjaga harta), serta tidak menimbulkan kesulitan bagi kehidupan manusia.
Kebutuhan tahsiniyat muncul setelah kebutuhan dharuriyat dan kebutuhan hajiyat telah terpenuhi, dan kebutuhan hanya sebagai pelengkap dalam hidup. Tanpa kebutuhan ini pun, kebutuhan pokok tidak terancam dan manusia masih bisa melakukan kegiatannya tanpa mengalami kesulitan.