Mengenal Condre, Senjata Tradisional Asli Cianjur yang Jarang Diketahui
Condre telah lama kesohor sebagai senjata yang digunakan para leluhur di Cianjur. Menurut informasi yang berkembang, senjata ini pertama kali populer di abad ke-18. Senjata ini juga sarat nilai filosofis sehingga dianggap sakral.
Senjata tradisional masyarakat Sunda di Jawa Barat tak melulu soal kujang. Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat misalnya, terdapat pusaka lain bernama Condre. Secara tampilan, Condre memiliki bentuk yang panjang dan sedikit melengkung.
Condre telah lama kesohor sebagai senjata yang digunakan para leluhur di Cianjur. Menurut informasi yang berkembang, senjata ini pertama kali populer di abad ke-18. Senjata ini juga sarat nilai filosofis sehingga dianggap sakral.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Sayangnya, Condre saat ini menjadi warisan budaya asli Cianjur yang jarang diketahui, sehingga keberadaannya terlupakan. Berikut selengkapnya tentang senjata tradisional asli Cianjur, Condre.
Menjadi Pegangan Masyarakat Cianjur Zaman Dahulu
Senjata tradisional Cianjur, Condre ©2022 YouTube Kang Yudis/Merdeka.com
Disampaikan Divisi Sejarah Lembaga Kebudayaan Cianjur (LKC) Luki Muharam, Condre sendiri dahulunya menjadi senjata tradisional oleh masyarakat petani di sana. Terdapat sejumlah versi terkait asal mula senjata itu digunakan.
Salah satu yang ia ceritakan, Condre ini dulu sempat digunakan oleh seorang petani kopi setempat untuk membunuh Bupati Cianjur ke-3 bernama Raden Astramanggala atau Raden Aria Wiratanu yang menjabat di tahun (1707-1727).
“Condre ini pertama kali populer, awal abad ke-18, atau sekitar tahun 1700an di mana Bupati Cianjur ke-3 bernama Raden Astramanggala atau Raden Aria Wiratanu tewas setelah terkena sabetan Condre oleh seorang petani kopi” kata Luki, mengutip YouTube Kang Yudis, Rabu (14/12).
Sempat Dilarang Beredar
Kemudian terdapat versi lain, terkait awal mula Condre dikenal sebagai senjata yang “mematikan”.
Saat itu Bupati Cianjur ke-3 bernama Raden Astramanggala atau Raden Aria Wiratanu dikabarkan tewas akibat tusukan Condre oleh seorang pemuda setempat. Usut punya usut, tewasnya bupati yang dikenal juga dengan sebutan Dalem Cicondre itu karena urusan asmara.
Kisahnya bermula saat bupati flamboyant itu berkeliling ke pedalaman Cianjur. Ketika memasuki sebuah desa terpencil, ia berjumpa dengan seorang gadis desa yang memiliki kecantikan luar biasa. Sejak itu, ia merasa jatuh cinta dan hendak melamar gadis tersebut walau dirinya sudah memiliki istri.
Posisi yang sama juga ada pada gadis itu, karena dirinya sudah memiliki calon. Namun orang tua sang gadis merasa tidak bisa menolak pinangan bupati lantaran memiliki kedudukan yang tinggi dan disegani oleh masyarakat Cianjur. Karena tidak suka akan pinangan bupati, calon gadis itu lalu menusuknya dengan Condre saat sang gadis hendak dilamar.
Sejak saat itu, muncul kebijakan senjata Condre dilarang beredar di kalangan masyarakat Cianjur, namun keturunan bupati dan abdi dalem boleh memilikinya.
“Sejak saat itu Condre dilarang beredar di Cianjur, namun tewasnya bupati ke-3 itu membuat keturunannya diwajibkan memiliki Condre di rumahnya” kata Luki.
Punya Bentuk Mirip Cabai
Dilihat sekilas, Condre terlihat memiliki bentuk seperti cabai. Ia bermotif lebar dengan bagian bawahnya meruncing dan sedikit melengkung.
Salah satu tokoh asal Cianjur, Dadang Ahmad Fajar, bentuk cabai dari Condre ini memiliki filosofis yang kuat. Ia menyebut jika filosofi Condre adalah cabai dan ini tidak boleh lupa dibawa oleh masyarakat.
“Bentuknya ini mirip seperti cabai, filosofisnya pun, filosofis cabai. Sehingga kata orang Cianjur: di mana wae urang Cianjur hirup, tapi henteu kabawa ka talanjuran atau di mana saja orang Cianjur hidup, dia tidak lupa akan hal ini” kata dia
Jenis-Jenis Condre
Sementara itu, terdapat dua jenis Condre yang dikenal oleh masyarakat adat di Cianjur yakni Condre Jalu dan Condre Bikang.
Condre Jalu memiliki ukuran serupa badik, namun dengan bentuk yang mirip cabai. Condre Jalu dikenal memiliki gagangnya dengan motif tertentu, dan memiliki tempat atau wadahnya. Sementara untuk yang Bikang, ukurannya lebih kecil dan tidak memiliki gagang karena memiliki motif pegangan spiral (melintir).
Condre juga memiliki ciri khas dengan bidang yang melengkung ke bawah dan sedikit ke atas. Beberapa kalangan mengklaim Condre mirip Rencong, namun letak perbedaannya terdapat di ukuran dan bidangnya.
“Jadi Cianjur memiliki senjata khas, dan demi kepentingan khazanah kebudayaan, Condre ini perlu dilestarikan kembali” lanjut Dadang.