Mulai Uji Coba Pekan Ini, Begini Kabar Penerapan Sekolah Tatap Muka di Bogor
Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Kab Bogor Atis Tardiana, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sekolah untuk uji coba sekolah tatap muka, yaitu kesiapan sarana dan prasarana protokol kesehatan, izin dari orang tua dan komite sekolah, kesiapan satuan pendidikan sesuai dengan daftar periksa dan izin dari Pemda.
Senin (15/3) kemarin, Pemerintah Kabupaten Bogor Jawa Barat mulai melakukan uji coba pelaksanaan sekolah tatap muka di 170 sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA/SMK. Pelaksanaan uji coba tersebut berdasarkan syarat yang telah diajukan oleh sekitar 200 sekolah di wilayah tersebut.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Atis Tardiana menjelaskan, dari 200 sekolah yang mengajukan hanya 170 yang dinyatakan lolos verifikasi dan layak untuk melaksanakan uji coba sekolah secara offline.
-
Apa yang terjadi pada sapi Presiden Jokowi di Blora? Tampak sapi tersebut mengamuk saat akan disembelih Dalam video yang diunggah akun YouTube Liputan6, tampak saat akan disembelih, muka sapi itu ditutup dengan sebuah kain. Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang memperkenalkan asinan Bogor? Mengutip Youtube Trans7 Official, kehadiran asinan di Bogor sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Ketika itu makanan ini dikenalkan oleh seorang Kapiten Tionghoa bernama Tan Goan Piaw.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Apa yang keluar dari sumur di Bogor? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
"Sekolah yang diuji coba dari semua jenjang, mulai SD, SMP, MA, MTS, SMK dan SMA," terang Atis, seperti melansir dari Liputan6.
Telah Memenuhi Syarat
Ilustrasi belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19
©2020 Merdeka.com/Arie Basuki
Menurut Atis, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pihak sekolah sebelum disetujui untuk melakukan uji coba pelaksanaan sekolah tatap muka yakni kesiapan sarana dan prasarana protokol kesehatan.
Kemudian pihak sekolah juga harus mendapat izin dari orang tua siswa, termasuk komite sekolah, kesiapan satuan pendidikan yang sesuai dengan daftar periksa, dan izin dari pemerintah daerah.
"Alhamdulillah, hari pertama uji coba belajar tatap muka berjalan lancar. Hasil pantauan, semua sekolah yang tercatat ikut PTM tertib protokol kesehatan," kata Atis.
Siswa Antusias
Dari pelaksanaan uji coba sekolah secara tatap muka, para siswa terlihat antusias dengan masuknya kembali mereka ke sekolah seperti yang terjadi di SMA Negeri 1 Citeureup.
Menurut Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Citeureup Endang Misbach, para siswa merasa bersemangat pada hari uji coba itu.
"Terlihat mereka senang, mungkin karena merasa jenuh setahun belajar online," ujar Endang.
Endang menambahkan jika di sekolahnya tidak seluruh siswa melaksanakan sekolah tatap muka tersebut. dari 335 murid di kelas XII, hanya 135 murid yang telah mendapat izin dari orang tuanya.
"Karena untuk belajar tatap muka harus ada izin dari orang tua, jadi kita tidak bisa maksa," kata Enang.
Sebagian Masih Belajar Online dari Rumah
Untuk di SMAN 1 Citeureup sendiri, pihak sekolah masih menerapkan pembatasan dari para siswa-siswanya sebagai upaya menekan angka penyebaran di sekolah.
Dalam pelaksanaan tersebut yang mengikuti uji coba hanya terbatas di siswa kelas XII, sedangkan untuk siswa X dan XI masih harus belajar secara online di rumah masing-masing.
"Kita tidak ingin bertahap, tidak sekaligus. Sebetulnya ruang kelas cukup. Kan dari total murid yang ada belum tentu semua ikut PTM. Sekarang saja tiap kelas hanya diisi 15-18 siswa," tambahnya.
Konsep tersebut juga diketahui diadopsi di SMK Negeri 1 Cibinong, di mana pihak sekolah hanya membuka sekolah tatap muka bagi siswa kelas XII dan terbatas di mata pelajaran praktikum.
"Kita utamakan mereka masuk supaya ketika lulus mereka punya keahlian, selebihnya masih daring," kata Heri Hermawan, Wakil Kepala Sekolah urusan kurikulum SMKN 1 Cibinong.
Heri menambahkan jika siswa kelas X dan XI baru akan dilakukan pada April 2021 mendatang, setelah pelaksanaan uji kompetensi siswa kelas XII selesai.
"Pengajuan itu sudah dapat izin. Nanti polanya akan sama seperti sekarang ini. Tiap ruang kelas jumlahnya dikurangi, diberlakukan shift dan jam belajarnya dikurangi," terangnya.