Penyebab Anak Tiba-Tiba Tidak Mau Ngedot, Orang Tua Wajib Tahu
Bayi yang menolak dot mungkin akan membuat orang tua penasaran apa yang menyebabkan si kecil enggan beralih ke dot.
Beberapa bayi mungkin akan menolak ketika diberi dot. Tapi, orang tua harus paham apa penyebab anak tiba-tiba tidak mau ngedot.
Penyebab Anak Tiba-Tiba Tidak Mau Ngedot, Orang Tua Wajib Tahu
Ada berbagai persoalan yang baru dipahami setiap orang ketika mereka mengurus bayi masing-masing. Bayi mengompol atau menangis karena lapar mungkin hal yang umum, namun beberapa persoalan seperti bayi tidak mau minum susu pakai dot mungkin membuat bingung para orang tua.
-
Apa saja yang bisa jadi penyebab anak tiba-tiba muntah? Kondisi anak yang tiba-tiba muntah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, sebagai berikut: Penyebab Anak Muntah 1. Makan atau Minum Terlalu Banyak dan Cepat: Ketika bayi makan atau minum dengan terlalu banyak dan terburu-buru, lambungnya bisa terisi secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan muntah karena sistem pencernaan bayi tidak dapat menampung semua cairan atau makanan yang masuk dengan cepat.
-
Bagaimana cara mengatasi anak muntah terus? Berikut sejumlah cara mengatasi anak muntah terus, antara lain;• Berikan cairan, seperti air mineral, oralit, ASI, atau air madu.• Berikan anak minuman pereda mual dan muntah, seperti teh atau jahe hangat.• Hindari makanan padat selama 24 jam pertama atau setelah kondisi anak normal kembali. • Hindari makanan yang sulit dicerna, seperti makanan berlemak. • Jangan sembarang memberikan anak obat pereda rasa mual yang dijual bebas.• Jaga posisi anak agar tetap tegaak atau berbaring tengkurap atau miring agar tidak menghirup muntahan ke saluran pernapasan dan paru-paru.• Jika anak lapar dan meminta makanan, coba berikan makanan yaang rasanya hambar.
-
Bagaimana cara mengatasi anak yang takut gagal? Penting untuk mendorong anak agar tetap mencoba meskipun mereka gagal. Berikan dukungan dan dorongan positif, serta ajarkan mereka bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Anda juga bisa meminta saran dari ahli tentang cara membantu anak mengatasi ketakutan akan kegagalan.
-
Bagaimana mengatasi kebiasaan mengompol pada anak? Jika pelatihan kandung kemih tidak memperbaiki masalah ini setelah beberapa bulan, pertimbangkan untuk menggunakan alarm. Jenis alarm khusus ini dirancang untuk mendeteksi awal urine sehingga anak Anda dapat bangun dan pergi ke kamar mandi sebelum mereka basah di tempat tidur.
-
Bagaimana cara mengatasi bibir anak yang kering dan pecah-pecah? Berikut adalah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi bibir kering yang dialami Si Kecil: 1. Penuhi Kebutuhan Cairannya Biasakan Si Kecil untuk rutin minum air putih. Cara ini akan membuat anak tetap terhidrasi dan meredakan bibir kering yang dialaminya. Selain itu, rutin minum air putih akan menjaga kulitnya tetap sehat. Biasanya anak umur 1–3 tahun membutuhkan sekitar 5 setengah gelas air putih setiap harinya. Jangan lupa untuk juga memberikan asupan sayur dan buah berkadar air tinggi seperti kol, bayam, sawi, brokoli, semangka, strawberry, atau jeruk. 2. Oleskan Madu atau ASI Madu adalah salah satu bahan alami yang berkhasiat untuk melembabkan bibir dan melindungi bibir dari pecah-pecah. Tak hanya itu, madu juga bisa membantu menghilangkan sel-sel kulit mati dan kering dari bibir. Bunda bisa mengoleskan madu organik secara merata ke bibir Si Kecil jika usianya di atas 1 tahun. Untuk anak di bawah 1 tahun, ASI atau minyak kelapa yang mengandung asam laurat bisa menjadi alternatif. 3. Ajarkan Anak untuk Tidak Menjilat Bibirnya Menjilat bibir kasar dan kering adalah reaksi alami, tetapi hal ini justru akan memperparah kondisi. Ajarkan Si Kecil untuk tidak menjilat bibirnya, dan jika melihatnya menjilat bibir, ingatkan untuk menghentikannya. Anda juga bisa membersihkan bibirnya secara perlahan dengan sikat gigi yang bulunya lembut. 4. Bersihkan Bibir AnakCoba lap atau bersihkan bibir anak setiap kali setelah ia makan dan ngemil. Ini akan membantu mencegah kotoran menumpuk dan merusak kelembapan bibir. 6. Gunakan Humidifier Penggunaan humidifier dapat membantu menjaga kelembaban udara di dalam ruangan, melawan bakteri, dan jamur. Dengan demikian, tubuh anak terhindar dari udara kering yang dapat menyebabkan bibir kering. Pastikan humidifier ditempatkan di tempat yang sering dikunjungi Si Kecil, seperti kamar tidur atau tempat bermainnya di rumah. Jangan lupa untuk mengikuti instruksi produk humidifier agar tetap higienis dan aman.
-
Gimana cara mengatasi anak yang menggigil? Menjaga agar suhu ruangan sejuk. Ini dapat membantu tubuh anak menyesuaikan suhu tubuhnya dengan lingkungan. Jangan menanggalkan pakaian anak atau menyekanya untuk mendinginkannya, karena hal ini dapat memperparah kondisi.
Ada sejumlah faktor yang mendasari mengapa bayi tidak mau minum susu pakai dot. Berikut penyebab bayi tidak mau minum susu pakai dot atau botol yang penting diketahui:
Tanda-Tanda Bayi Tidak Mau Minum Susu Pakai Dot atau Botol
Tidak semua penolakan dot terlihat sama. Ada berbagai tanda bahwa anak kesulitan minum susu botol, di antaranya yaitu:
- Berpaling dari botol
- Tersedak atau rewel saat puting botol mendekati mulut mereka
- Tidak dapat mengunci/menekan puting botol dan memerah susu
- Mengunyah puting botol
- Sputtering atau batuk saat makan
- Tidak bisa menelan seteguk susu sepenuhnya, sehingga beberapa menetes dari mulut mereka
Penyebab Bayi Tidak Mau Minum Susu Pakai Dot
1. Belum Cukup Umur
Penyebab bayi tidak mau minum susu pakai dot yang pertama yakni karena belum cukup umur atau belum waktunya. Dilansir dari boldsky.com, bayi juga butuh waktu untuk terbiasa dengan tekstur dan bentuk botol.
Terlebih bila pada saat bersamaan, si kecil masih menyusu pada ibu. Jika bayi sering menolak dan tak mau menggunakan botol, kita bisa mencoba memberikannya lagi beberapa hari kemudian. Tawarkan susu botol dengan interval yang teratur untuk membiasakannya.
2. Meningkatnya Kadar Lipase
Penyebab bayi tidak mau minum susu pakai dot berikutnya yaitu karena kadar lipase yang meningkat. Terkadang, ASI mengandung kadar lipase yang lebih tinggi dari normal.
Enzim lipase merupakan enzim yang terdapat di dalam ASI. Fungsinya adalah untuk membantu lemak di dalam ASI tercampur rata agar mudah dicerna oleh bayi. ASI perah yang memiliki kandungan lipase yang tinggi rasanya mungkin kurang enak di lidah bayi. Sehingga ketika dimasukkan ke dalam botol dan ditawarkan pada si kecil, ia menolaknya.
3. Tidak Menyukai Bentuk Puting Plastik
Botol susu bayi memiliki bentuk puting plastik yang beragam. Ada kemungkinan bayi menolak susu botol karena tidak menyukai atau tidak nyaman dengan bentuk puting plastiknya.
Bila penyebabnya karena hal tersebut, maka bisa coba menggunakan botol lain dengan bentuk puting yang sesuai dengan bentuk mulut serta teknik menyusu si kecil.
4. Susu Sudah Dingin
Penyebab bayi tidak mau minum susu pakai dot karena susu sudah dingin. Suhu alami ASI yang baru diproduksi memiliki suhu yang sedikit lebih hangat.
Bayi mungkin saja menolak susu botol karena tidak suka dengan susu yang sudah dingin. Berikan susu yang agak hangat pada si kecil. Selain itu, susu yang hangat juga lebih mudah dicerna dibandingkan susu dingin.
5. Alergi Susu
Meskipun langka, sebagian bayi ada yang agak sensitif dengan susu formula. Hal ini bisa menyebabkan bayi menolak susu botol.
Apalagi bila disertai dengan gejala seperti sakit perut, gatal-gatal, dan eksim, maka ada baiknya untuk memeriksakan buah hati tercinta ke dokter untuk mendapat penanganan khusus.
Cara Mengatasi Bayi yang Tidak Mau Minum Susu Pakai Dot
Beberapa hal paling umum dan efektif yang dapat dicoba untuk membantu bayi menerima pemberian susu botol meliputi:
- Perlahan, konsisten, dan bertahap beralih dari menyusui ke pemberian susu botol. Tunggu sampai bayi cukup lapar sebelum menyusu.
- Coba ubah ukuran dan bentuk botol, dot, atau aspek lain dari botol untuk melihat apa tanggapan bayi.
- Bereksperimenlah dengan suhu susu atau susu formula, jadi pastikan botolnya tidak terlalu hangat atau dingin.
- Jika bayi sedang tumbuh gigi, cobalah mengubah suhu susu (bayi yang tumbuh gigi terkadang lebih menyukai susu dingin), memijat gusinya, atau membantu mereka mengatasi rasa sakit karena gigi baru yang muncul.
- Pegang bayi dalam posisi menyusui yang berbeda dan lihat reaksi mereka.
- Biarkan orang lain menangani pemberian makan. Ini bisa sangat membantu selama transisi dari menyusui ke pemberian susu botol.
- Jika bayi sedang tumbuh gigi, cobalah mengubah suhu susu (bayi yang tumbuh gigi terkadang lebih menyukai susu dingin), memijat gusinya, atau membantu mereka mengatasi rasa sakit karena gigi baru yang muncul.
- Pegang bayi dalam posisi menyusui yang berbeda dan lihat reaksi mereka.
- Biarkan orang lain menangani pemberian makan. Ini bisa sangat membantu selama transisi dari menyusui ke pemberian susu botol.
Kapan Sebaiknya Bayi Beralih dari Menyusui ke Dot?
Peralihan dari menyusui ke minum susu dari dot adalah proses yang penting dan harus dilakukan dengan hati-hati. Berikut panduan umum yang bisa Anda ikuti:
- Tahap Bayi Baru Lahir/Newborn (0-3 bulan): Pada tahap ini, bayi baru lahir biasanya mulai belajar menyusui. Namun, karena berbagai alasan seperti ibu yang harus kembali bekerja, beberapa orang tua memilih untuk memperkenalkan botol dot susu sejak dini. Idealnya, bayi baru lahir harus belajar dahulu bagaimana cara melekat, mengisap, dan menelan ASI dengan baik sebelum ia memakai dot. Setelah bayi berusia 3-4 minggu, ia bisa mulai diperkenalkan dengan dot khusus yang dibuat untuk bayi baru lahir.
- Tahap Bayi Usia 3-6 Bulan: Saat bayi tumbuh semakin besar dan kemampuan mengisapnya terus berkembang, bayi usia 3-6 bulan sudah lebih mahir menyusu dari botol dot. Pada tahap ini, orang tua bisa mengganti dot dengan laju aliran sedang untuk menyeimbangkan kecepatannya dalam menyusu dan nafsu makannya yang meningkat.
- Tahap Bayi Usia 6 Bulan ke Atas: Pada usia bayi enam bulan, si Kecil mulai memasukkan makanan yang padat selain ASI atau susu formula. Meskipun mereka menggunakan dot dengan laju aliran susu yang cepat, bayi bisa mulai diperkenalkan dengan sippy cup (gelas isap) untuk dia minum susu atau air putih. American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa anak sudah dapat minum dari sippy cup sejak usia 6-9 bulan.
Penting untuk diingat bahwa setiap bayi adalah unik, dan mungkin ada perbedaan dalam kesiapan mereka untuk beralih dari menyusui ke dot. Jadi, selalu baik untuk berkonsultasi dengan dokter anak Anda untuk mendapatkan rekomendasi yang paling sesuai dengan kebutuhan individu bayi Anda.
merdeka.com