Profesor Asal Rumania Davidescu Cristiana Victoria Pintar Berbahasa Sunda, Begini Kisahnya
Keragaman makna dari satu kata membuat Davidescu dari Rumania tertarik mempelajari bahasa Sunda hingga fasih seperti sekarang.
Jika sebagian orang akan membawa budaya asalnya saat tinggal di tempat yang baru, hal yang berbeda justru dilakukan oleh Davidescu Cristiana Victoria. Profesor asal Rumania itu justru fasih berbahasa Sunda.
Perempuan yang bekerja sebagai pengajar sekaligus guru besar di Fakultas Sastra Universitas Padjajaran itu menggunakan bahasa Sunda halus dalam kesehariannya. Tak hanya itu, sehari-hari saat berinteraksi dengan para mahasiswa, Ia juga menggunakan bahasa Sunda bahkan menggunakan bahasa slang.
-
Bagaimana Dongeng Bahasa Sunda singkat lucu bisa menghibur? Dongeng Bahasa Sunda singkat lucu mengajak kita untuk tersenyum dan tertawa untuk melepas lelah.
-
Kenapa dongeng Bahasa Sunda singkat lucu menarik? Dengan penggunaan bahasa khas Sunda, dongeng jenaka ini terasa lebih menarik dan menghibur.
-
Bagaimana warga Desa Sinar Bandung menggunakan bahasa Sunda? Ornamen ke-Jawa Baratan pun langsung terasa di gerbang masuk desa, dengan ciri lain penggunaan bahasa Sunda di setiap interaksi warga setempat.
-
Bagaimana cara belajar bahasa Sunda dengan mudah? Cara belajar bahasa Sunda yang paling mudah yakni dengan memahami apa maksud dari kata-kata lucu bahasa Sunda terbaru.
-
Apa yang dimaksud dengan pantun selamat datang bahasa Sunda? Pantun selamat datang adalah pantun yang digunakan untuk menyambut kedatangan tamu, pejabat, atau peserta acara dengan cara yang sopan, hangat, dan akrab.
-
Apa saja jenis pantun bahasa Sunda? Pantun merupakan sebuah karya sastra lama yang terikat oleh aturan jumlah bait, baris dan rima akhir. Di Indonesia sendiri, pantun cukup beragam. Terutama dalam hal bahasa. Hal ini karena disesuaikan dengan daerah masing-masing. Salah satunya adalah pantun bahasa Sunda.
Menurut penuturannya, ada banyak proses yang dilalui selama puluhan tahun agar bisa seperti sekarang. Namun yang paling dikenang adalah ketika pernah salah ucap saat pertama belajar bahasa Sunda dan menjadikan hal itu sebagai pegangan di kemudian hari.
Setiap proses akulturasi begitu ia nikmati, sehingga Davidescu yang berasal dari Eropa Timur itu bisa beradaptasi dengan cepat bahkan sudah seperti orang Sunda tulen. Berikut kisah selengkapnya.
Bermula Ikut Suami
Mengutip kanal Youtube TVRI, Davidescu mulanya ikut sang suami untuk dinas di Tasikmalaya, Jawa Barat, tahun 1975 sampai 1985. Pada tahun-tahun itulah, titik awal dirinya banyak mempelajari budaya dan bahasa Sunda hingga fasih sampai sekarang.
Davidescu mengatakan bahwa tinggal di Jawa Barat menjadi hal yang menyenangkan. Terlebih budaya dan bahasanya yang tidak mudah untuk dipelajari, namun sangat ingin ia ikuti dengan baik.
“Awalnya ikut suami yang bekerja sebagai dokter di Tasikmalaya, lalu saya mengajar di STHG (Sekolah Tinggi Hukum Galunggung) dan 1985 pindah ke Bandung karena pindah mengajar di UNPAD,” terang Davidescu, beberapa waktu lalu.
- Modal Pede Profesor Stella Calon Menteri Prabowo Ilmuwan Lulusan Harvard, Ternyata Dulu Bahasa Inggrisnya Blepotan
- Sosok Riyanarto Sarno Profesor ITS yang Rutin Masuk Daftar Ilmuwan Penting Dunia, Punya Tujuan Mulia dari Setiap Penelitiannya
- Bikin Bangga, Ini Kisah di Balik 4 Profesor ITS Masuk Daftar Ilmuwan Penting Dunia
- 40 Pantun Bahasa Sunda Lucu Dijamin Mengocok Perut dan Bisa Cairkan Suasana
Belajar Bahasa Sunda dari Hal yang Tak Disengaja
Ada banyak kisah yang membuatnya tertarik dengan bahasa Sunda, namun tak lupa banyak proses tidak terduga yang ia alami selama mempelajarinya.
Salah satunya adalah ketika ia pertama mendengar kata “Oge” yang dalam bahasa Indonesia artinya “Juga”. Lalu hal serupa saat dirinya menjumpai kosa kata slang saat berinteraksi dengan pasien dari suaminya.
“Pertama itu saya dengar kata “Oge” yang saya tahu awalnya ya “Tauge (sayuran)”, terus saat ada pasien yang berobat ke rumah, saya ngobrol, katanya dia “miceun wae” yang saya bingung, terus tanya suami ternyata miceun wae (membuang terus) adalah diare, dari sana, saya baru paham,” katanya.
Kagum dengan Ragam Makna Kata
Dari sana, dirinya mengaku kagum dengan Bahasa Sunda karena banyak hal arti dari satu kosa kata. Selain itu, arti tersebut tidak selalu berlaku dan hanya bisa diterapkan di waktu-waktu tertentu.
Keragaman makna itulah yang kemudian membuatnya semakin tertarik untuk mempelajari lebih lanjut, serta menerapkan bahasa Sunda dalam kesehariannya.
“Waktu itu saya baca majalah Mangle, di sana saya nemu kata unik ‘dandan siga dodol bulukan’ ini tuh apa ya. Terus akhirnya ketemu, oh ternyata dandan yang berlebihan (menor), kan dodol bulukan berwarna putih tebal (bulukan, berjamur putih), ” terangnya.
Lama-lama Terbiasa
Selain dari bahan bacaan dan interaksi sehari-hari, Davidescu juga banyak belajar dari orang-orang yang mengkoreksinya. Suatu saat, dirinya pernah dikoreksi oleh penjual sayur keliling lantaran kesalahan penyebutan dengan makna yang berbeda.
“Pernah ada penjual sayur lewat, dia menawarkan sayur ke sana, lalu saya jawab “Enteu” beberapa kali begini, lalu saya dipanggil dan disampaikan bahwa Nteu artinya tidak akan. Nanti jawabnya “moal” artinya belum dulu,” terangnya.
Dari sana, dirinya kemudian mencerna dan menerima banyak pembelajaran bahwa bahasa Sunda sangat kompleks dan perlu dipelajari lebih dalam.