Sehatkan Masyarakat dengan 'Revolusi Hijau', Ini Misi Unik Pesantren Ekologi di Garut
Di tangan sepasang suami istri, Ustaz Ibang Lukman Nurdin dan Nisya Saadah Wargadipura asal Kampung Cimurugul, Desa Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, pondok pesantren tak hanya difungsikan sebagai lembaga pendidikan berbasis agama semata. Melainkan menyelaraskannya dengan misi ekologi yang ramah lingkungan,
Di tangan sepasang suami istri, Ustaz Ibang Lukman Nurdin dan Nisya Saadah Wargadipura asal Kampung Cimurugul, Desa Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, pondok pesantren tak hanya difungsikan sebagai lembaga pendidikan berbasis agama semata.
Keduanya diketahui telah berhasil menyelaraskan fungsi pendidikan Islam, dengan membawa misi lingkungan berbentuk produk pertanian yang sehat bernama Revolusi Hijau.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
Saat ditemui wartawan Sabtu (21/8/2021) kemarin, Ibang mengatakan jika misi Revolusi Hijau di pondoknya berupaya mengembangkan sistem pertanian dengan konsep agro ekologi yang kini sudah berjalan sejak tahun 2008 lalu. Mengutip dari Liputan6 Minggu (22/8), berikut informasi menariknya.
Menyehatkan Masyarakat Melalui Produk Unggul Pertanian
©2019 Merdeka.com/Iqbal
Dalam kesempatan itu, Ibang menekankan pentingnya menjaga kesehatan tubuh melalui asupan nutrisi dari beragam produk pertanian yang sehat.
Menurut dia, saat ini banyak bermunculan ragam penyakit mematikan dan membahayakan bagi tubuh manusia akibat pola konsumsi dan asupan gizi yang buruk dari produk yang sarat bahan kimia.
Dari situ pihaknya berupaya melawan Sistem Ekonomi Revolusi Hijau yang merupakan produk sarat kimia dengan Revolusi Hijau ala Pesantren Ekologi di Tarogong miliknya itu.
“Kita mengonsumsi makanan yang instan yang tak memberikan suplemen terbaik bagi kondisi tubuh,” ujar dia.
Mengenalkan Teknologi Pertanian yang Ramah untuk Alam
Pria berkacamata itu dengan hangat mengatakan, ia bersama istrinya berupaya menawarkan konsep bercocok tanam dan memanen yang ramah untuk kehidupan hayati di alam.
Beberapa implementasinya seperti mengajarkan para santri dengan menanam melalui bibit, pupuk dan cara tanam yang tak merusak lingkungan. Dari situ mereka akan terbiasa melakukan budi daya tani dan berwirausaha dengan mengoptimalkan lahan dengan bijak.
“Karena pupuk yang digunakan adalah kimia, maka setiap makanan yang dihasilkannya pun tentu berbeda. Selain nilai nutrisinya yang berkurang, makanannya juga tidak sehat. Dari indikator yang kami pelajari, kami memilih menggunakan pupuk yang ramah lingkungan, karena kalau pupuk sehat maka makanan itu juga akan sehat,” ujarnya.
Kemudian di pesantren ekologi bernama Ath-Thaariq tersebut ia bersama istrinya juga mengenalkan Revolusi Meja Makan, di mana pada setiap hidangan yang disajikan tidak menggunakan makanan yang mengandung bahan racun bagi tubuh.
“Di pesantren kami ada istilahnya revolusi meja makan, yakni kita menghadirkan makanan yang sehat bagi tubuh, karena tidak memberikan racun bagi tubuh,” kata dia.
Melawan Makanan Cepat Saji
Selain itu, misi lain yang diemban adalah menghindarkan berbagai makanan cepat saji. Menurutnya, mayoritas makanan dan minuman tersebut mengandung bahan yang merusak tubuh dan alam.
Ia mencontohkan minuman berkarbonasi. Selain tak baik bagi tubuh, juga sisa sampahnya menyebabkan kerusakan ekosistem lingkungan. Ia pun khawatir karena saat ini mayoritas makanan yang disajikan dari alam lebih banyak mengandung bahan kimia.
“Ketika makanan itu dimakan, tubuh sakit, tubuh akan rentan datangnya penyakit, sebab makanan yang dimakan juga tidak sehat. Ketika dimakan dampaknya akan luar biasa terhadap tubuh dalam waktu yang panjang,” kata dia.
Menggunakan Barang Bekas Jadi Media Tanam
Belajar Agama dan Konsep Ekologi di Pesantren Ath-Thaariq Garut
kemenkopmk.go.id ©2020 Merdeka.com
Untuk saat ini, hasil produk makanan yang dikelola secara alami di pesantrennya turut dikembangkan tanpa melibatkan unsur kimia. Bahkan, ia mengajak serta santri di sana untuk memanfaatkan berbagai sampah plastik untuk digunakan sebagai media tanam.
Hal itu tentu bermanfaat, terlebih bagi masyarakat yang memiliki luasan lahan yang terbatas sehingga bisa tetap produktif dengan memanfaatkan sampah yang ada.
“Bisa pakai kantong kecil bekas rinso, atau bekas apa segala macam, tanpa menggunakan media yang besar,” ujarnya.
Sistem pertanian agro ekologi yang dikembangkannya, turut menebar kebaikan agar bisa memanfaatkan apa yang sudah alam berikan untuk menyehatkan tubuh tanpa harus bersentuhan dengan makan cepat saji maupun yang berbahan kimia sehingga bisa menyehatkan tubuh.
Beberapa produk yang disebutkan unggul dari pertaniannya yakni, daun tanaman binahong, kemudian daun tanaman ‘sambung nyawa’, ginseng, krokot hingga daun singkong yang jika dikonsumsi secara rutin bisa meningkatkan imun hingga mencegah kanker.
“Manfaatnya tidak hanya memberikan nutrisi yang luar biasa dalam meningkatkan imun, kemudian menjaga kesehatan seperti mencegah kanker, menjaga tubuh agar dia tidak tumbuh darah tinggi dan sebagainya,” kata dia.