Peristiwa 25 Juni 1896: Kelahiran KH Mas Mansur, Pejuang Nasional dan Pimpinan Muhammadiyah
KH Maas Mansur adalah seorang tokoh Islam, pejuang, dan pahlawan nasional yang berkiprah lama di Muhammadiyah.
KH Mas Mansur adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 25 Juni 1896 di Surabaya, Jawa Timur.
Peristiwa 25 Juni 1896: Kelahiran KH Mas Mansur, Pejuang Nasional dan Pimpinan Muhammadiyah
KH Mas Mansur, juga dikenal sebagai KH Mas Mansoer, adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 25 Juni 1896 di Kampung Sawahan, Surabaya, Jawa Timur.
Ayahnya, KH Mas Ahmad Marzuki, adalah seorang pionir Islam dan ahli agama yang terkenal di Jawa Timur, serta imam tetap dan khatib di Masjid Agung Ampel Surabaya. Ibunya, Raudha, adalah seorang wanita kaya yang berasal dari keluarga Pesantren Sidoresmo Wonokromo Surabaya.
Berikut merdeka.com akan menelusuri lebih lanjut tentang perjalanan KH Mas Mansur dari pendidikan masa kecilnya hingga keterlibatannya dalam gerakan nasional.
-
Apa yang menjadi ciri khas Mas Mansoer? Tolak Tampil Glamor Jabatan mentereng dan berkawan karib dengan para pendiri NKRI tak mengubah prinsip Mas Mansoer. Ia tetap tampil sederhana dan menolak tampil glamor.
-
Di mana makam K.H Abdul Chalim berada? Kawasan ini memang telah lama dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Barat, melalui tokoh ikoniknya bernama K.H Abdul Chalim yang dimakamkan di Kecamatan Leuwimunding.
-
Kapan KH Anwar Musaddad belajar di Madrasah Al Falah? Setelah belajar selama dua tahun, ia kembali diberangkatkan ke Mekkah untuk bersekolah di Madrasah Al Falah selama 11 tahun pada 1930.
-
Siapa kekasih Darma Mangkuluhur? Darma Mangkuluhur rupanya baru saja merayakan hari jadinya dengan sang kekasih. Ia mengunggah potretnya bersama Patricia Schuldtz dan menuliskan pesan manis.
-
Siapa yang terlibat dalam perombakan kurikulum sekolah kedinasan Kemenhub? Staf Khusus Menteri Perhubungan, Prof Wihana Kirana Jaya mengatakan, kurikulum baru nantinya akan membuat siswa lebih sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan.
Pendidikan
Mas Mansur memulai pendidikan agama pada masa kecilnya dengan belajar dari ayahnya.
Ia juga belajar di Pesantren Sidoresmo sebelum masuk ke Pondok Pesantren Demangan, Bangkalan, Madura, pada tahun 1906 ketika berusia sepuluh tahun.
Di Pondok Pesantren Demangan, Mas Mansur belajar Al-Quran dan kitab Alfiyah Ibnu Malik di bawah asuhan Kiai Khalil.
Di Mesir, ia belajar tentang ilmu-ilmu pengetahuan termasuk karya sastra barat yang mengenalkan ilmu humanisme dan kemerdekaan demokrasi. Ia juga mempelajari sejarah perjuangan bangsa Mesir saat membebaskan diri dari penjajahan Inggris.
Pada akhirnya, petulangan Mas Mansur di Mesir dan Makkah berakhir pada 1915 dan ia kembali ke Indonesia.
Setelah kembali ke Indonesia, Mas Mansur mengabdikan diri dengan mengajar di pondok Pesantren Mufidah, Surabaya.
Selain mengajar kitab kuning di pesantren, Mas Mansur juga aktif terlibat dalam berbagai gerakan, baik yang bersifat sosial, politik, keilmuan, maupun keagamaan.
Ia bergabung dengan Sarekat Islam pimpinan HOS Tjokroaminoto dan terlibat mendirikan pusat kajian Taswirul Afkar bersama Kiai Wahab Hasbullah.
Mendirikan Partai Islam Indonesia
KH Mas Mansur bersama 22 tokoh Islam lainnya mendirikan Partai Islam Indonesia (PII) pada 25 September 1937. Perjuangan politiknya pada masa kolonial ketika mengadakan pertemuan dengan pemerintah Belanda dan mengembangkan ide-ide kemajuan Islam yang diserap selama belajar di Mesir.
Ia memprakarsai berdirinya PII sebagai perimbangan atas sikap non-kooperatif dari pemerintah Belanda terhadap gerakan Islam di Indonesia.
Dengan demikian, PII menjadi organisasi politik yang berfungsi sebagai wadah bagi gerakan Islam untuk memperjuangkan hak-hak dan kepentingan umat Islam di Indonesia.
Mas Mansur aktif dalam Partai Islam Indonesia dan menjadi salah satu tokoh penting dalam organisasi tersebut. Ia terus berjuang untuk memajukan Islam dan memperjuangkan hak-hak umat Islam di Indonesia.
Dalam perjuangannya, Mas Mansur tidak hanya berfokus pada aspek agama, tetapi juga pada aspek sosial dan politik. Ia berjuang untuk memajukan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat, serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
- Peristiwa 29 Juni: Peringatan Hari Keluarga Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya
- Kata MUI soal Arab Saudi Tetapkan Iduladha 16 Juni 2024
- Momen Haru Eks Napi Teroris Bebas Bersyarat, Ikrarkan Janji Kembali ke 'Pangkuan Ibu Pertiwi'
- Disematkan Tanjak, Mahfud MD Diterima jadi Keluarga Besar Masyarakat Adat Melayu Kepri
Tergabung dalam PUTERA
Pada masa penjajahan Jepang, Mas Mansur tergabung dalam organisasi bentukan Jepang yakni PUTERA (Perhimpunan Umum Tentara Pemuda Rakyat Indonesia) dengan tujuan sebagai alat menuju Indonesia merdeka.
PUTERA didirikan Jepang dengan maksud untuk memberikan kepuasan bangsa Indonesia di bidang politik, sekaligus sebagai alat untuk mengeksploitir kekayaan Indonesia bagi keperluan Perang Asia Timur.
KH Mas Mansur berperan aktif dalam mengembangkan ide-ide nasional yang berfokus pada kemerdekaan Indonesia. Ia menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah Jepang seperti koran dan radio untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Kondisi Hindia Belanda yang tidak menentu pada masa penjajahan dan diskriminasi yang begitu kental membuat Mas Mansur berfikir dan mengambil tindakan untuk menyelamatkan rakyat bumiputera pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
Kemudian, KH Mas Mansur juga terlibat dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berfungsi sebagai badan perencanaan kemerdekaan Indonesia.
Ia berperan aktif dalam merumuskan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam menyiapkan kemerdekaan Indonesia.
merdeka.com
Peran KH Mas Mansur dalam Gerakan Nasionalisme
KH Mas Mansur berperan sebagai seorang pejuang nasionalisme di Indonesia. Berikut adalah beberapa peran yang ia mainkan:
- Pembangkit Nasionalisme: KH Mas Mansur dianggap sebagai seorang pembangkit nasionalisme di Indonesia. Ia berjuang untuk memajukan Islam dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
- Pimpinan Muhammadiyah: KH Mas Mansur menjadi Ketua Umum Muhammadiyah pada 1937 dan memimpin organisasi tersebut hingga 1941. Dalam masa kepemimpinannya, Muhammadiyah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam dakwah, pendidikan, kaderisasi, dan pergerakan nasional.
- Pencetus Berdirinya MIAI: KH Mas Mansur juga berperan sebagai pencetus berdirinya Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI). MIAI adalah organisasi yang didirikan untuk memperjuangkan hak-hak umat Islam di Indonesia.
- Pencetus Berdirinya Partai Islam Indonesia: KH Mas Mansur bersama 22 tokoh Islam lainnya mendirikan Partai Islam Indonesia (PII). Partai ini didirikan untuk memperjuangkan hak-hak dan kepentingan umat Islam di Indonesia.
- Anggota BPUPKI: KH Mas Mansur juga terlibat dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI adalah badan yang berfungsi sebagai badan perencanaan kemerdekaan Indonesia.
- Penggerak Perjuangan Nasional: KH Mas Mansur berjuang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia aktif dalam berbagai organisasi, termasuk Sarekat Islam dan Partai Islam Indonesia, untuk memperjuangkan hak-hak dan kepentingan umat Islam di Indonesia.
- Penggerak Dakwah: KH Mas Mansur juga berjuang untuk memajukan Islam di Indonesia. Ia aktif dalam berbagai gerakan dakwah dan pendidikan untuk memajukan Islam dan memperjuangkan hak-hak umat Islam di Indonesia.
- Penggerak Politik: KH Mas Mansur juga berjuang dalam politik. Ia aktif dalam berbagai organisasi politik, termasuk Sarekat Islam dan Partai Islam Indonesia, untuk memperjuangkan hak-hak dan kepentingan umat Islam di Indonesia.