Sejarah Makam Mewah San Diego Hills, Bermula dari Pemilik yang Ingin Dekat Orang Tua
Awal pendirian San Diego Hills merupakan inisiatif dari keluarga Mochtar Riady, pendiri Lippo Group yang menginginkan area permakaman nyaman dan dekat dengan tempat tinggalnya di Jawa Barat.
San Diego Hills Memorial Park menjadi area permakaman yang terkenal di Indonesia. Banyak kalangan petinggi yang memilih memakamkan anggota keluarganya di lokasi yang secara geografis terletak di Margakaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang itu. Belakangan, TPU tersebut tengah viral karena memiliki harga yang fantastis.
Melansir laman San Diego Hills, area permakaman tersebut memiliki landscape yang indah dan modern dengan sederet fasilitas penunjang. Para pesohor juga banyak yang dimakamkan di lokasi tersebut, salah satunya artis Ashraf Sinclair.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Diketahui, awal pendirian San Diego Hills merupakan inisiatif dari keluarga Mochtar Riady, pendiri Lippo Group yang menginginkan area permakaman nyaman dan dekat dengan tempat tinggalnya di Jawa Barat.
Berikut ulasan selengkapnya, yang dirangkum Merdeka, Jumat (3/6)
Ingin Dekat dengan Sang Orang Tua
Orang tua Mochtar Riady sebelumnya dimakamkan di wilayah Malang, Jawa Timur tahun 2000 silam. Lokasi yang terbilang jauh, membuat dirinya kerap merasa lelah untuk berziarah di usianya yang memasuki 70 tahun saat itu. Dari situ, Ia berinisiatif memindahkan makam orang tuanya ke lahan pribadi di dekat Tol Karawang Barat Km 46.
Ketika itu luas lahannya mencapai 350 Ha, dengan kondisi yang cukup nyaman dan tidak menyeramkan seperti makam sebelumnya.
Alasan lain mengapa ia ingin memindahkan makam kedua orang tuanya adalah karena TPU yang digunakan cukup memberikan suasana yang seram dan menakutkan. Hal ini menyebabkan rasa tidak nyaman pada diri Mochtar Riady.
Didirikan Tahun 2000 dan Diresmikan 7 Tahun Kemudian
Awal tahun 2000-an sang pendiri Lippo Grup ini pun memindahkan makam kedua orang tuanya ke lahan yang saat ini menjadi San Diego Hills. Berdasar pengalaman pribadinya, Mochtar Riady pun terpikirkan bahwa tidak ada salahnya jika ia membangun area permakaman yang indah dan cantik, jauh dari kesan seram dan menakutkan.
Dari ide ini akhirnya San Diego Hills resmi dibuka di tahun 2007, sebagai salah satu memorial park terbesar di Indonesia dan terinspirasi dari permakaman di Amerika Serikat bernama Foret Lawn Memorial Park.
"Konsep dan juga desain San Diego Hills terinspirasi dari permakaman yang ada di Amerika Serikat, yaitu Forest Lawn Memorial Park." tulis laman San Diego Hills.
Hilangkan Nuansa Seram dengan Konsep Wisata
Tujuan pembangunan San Diego Hills Memorial Park sendiri adalah untuk mengubah kesan permakaman yang sebelumnya seram, menjadi damai, aman, dan nyaman bagi keluarga yang akan berziarah.
Selain itu, dengan konsep permakaman yang cantik ini orang yang datang berziarah juga sekaligus bisa menghibur hati dengan berwisata di area sekitar permakaman.
Adapun sejumlah fasilitas yang bisa dimanfaatkan pengunjung yakni chapel, musala, restoran, kolam renang, tempat bermain anak, danau, hingga landasan helikopter.
Disediakannya fasilitas super lengkap ini diharapkan mampu membawa suasana yang lebih baik sehingga dapat mengurangi kedukaan dan kesedihan keluarga yang ditinggalkan.
Jadi Makam Komersial
Pendirian lokasi tersebut sebelumnya juga tidak bisa dilepaskan dari campur tangan keluarga Riady lain, yakni James Riady. Jameslah yang kemudian mengadopsi konsep dari permakaman di Amerika yang terlihat damai dan nyaman.
Sebelum diputuskan menjadi makam komersial, sempat dilakukan riset mendalam termasuk melakukan survey pasar untuk mengetahui minat masyarakat.
Dari hasil riset dan survey pasar itulah pihak San Diego Hills merumuskan harga permakaman untuk diperkenalkan dan dipasarkan ke kalangan umum. Saat ini lokasi tersebut telah menjadi tempat permakaman umum dengan berbagai pilihan pemakaman sesuai kebutuhan.
Harga Pemakaman di San Diego Hills
Kuburan di San Diego Hills memiliki beberapa tipe. Untuk single burial, harganya Rp96.650.000 sudah termasuk dengan biaya pemakaman. Kemudian tipe semi private harganya Rp550 juta dan tipe private estate mencapai Rp1 miliar.
Untuk tipe itu, makam memiliki desain yang bagus dan tertata. Terdapat pula tangga untuk menuju ke area pusara sehingga memunculkan kesan 'private' sesuai dengan namanya.
Terakhir, terdapat tipe tertinggi dan termahal yakni pavilion. Disebutkan harga untuk tipe ini berada di angka Rp2,8 miliar.
Makam ini terlihat begitu mewah dengan bangunan layaknya 'teras rumah' sehingga membuat makam terasa sejuk dan teduh.