Berawal dari Senang Hias Rumah, Pemudi Indramayu Ini Sulap Kain Jadi Tas Indah, Kini Kantongi Cuan Jutaan Rupiah
Bermula dari hobi, pemudi asal Indramayu ini ciptakan kain simpul yang bernilai ekonomi tinggi
Bermula dari hobi, pemudi asal Indramayu ini ciptakan kain simpul yang bernilai ekonomi tinggi
Berawal dari Senang Hias Rumah, Pemudi Indramayu Ini Sulap Kain Jadi Tas Indah, Kini Kantongi Cuan Jutaan Rupiah
Seorang pemudi asal Karangmalang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berhasil mengubah hobi menjadi rezeki.
Sebelumnya ia senang menghias rumah, dan saat ini mampu sulap kain simpul jadi tas yang indah.
Dari kebiasaannya ini cuan jutaan rupiah rutin mampir ke kantongnya, dan membuatnya menjadi pengusaha muda yang sukses.
-
Bagaimana Inul Daratista mencapai kesuksesannya? Merantau dari kampung halamannya di Pasuruan ke Ibu Kota pada 90-an, Inul berhasil menapaki jalan kesuksesan di dunia hiburan.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Bagaimana Inul Daratista membuktikan kesuksesannya? Namun, berkat kerja kerasnya, Inul terbukti sukses. Tidak hanya di bidang hiburan, Inul juga memiliki sejumlah bisnis yang berkembang pesat.
-
Bagaimana cara kata-kata inspiratif memotivasi seseorang? Kata-kata inspiratif singkat umumnya berupa kalimat sederhana. Namun di balik kalimat-kalimat sederhana itu, terdapat makna yang mendalam.
-
Apa yang menjadi bukti nyata dari kesuksesan Inul Daratista? Salah satu bukti nyata dari kesuksesannya adalah rumah pribadinya yang megah berikut ini.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
"Sejak 2020 saya merintis dan awalnya dari kesenangan menghias rumah. Ketika itu saya lihat di media sosial tutorial membuat kain simpul (macrame). Saya coba praktek dan alhamdulillah bisa membuatnya menjadi tas," kata pemudi bernama Vivi Suparmiati, mengutip Liputan6.
Awalnya Promosikan ke Tetangga
Setelah bisa membuat kerajinan macrame, Vivi tak langsung berpuas diri. Ia terus mempelajari caranya membuat produk lainnya dari ikatan simpul kain.
Sebagai seseorang yang merintis dari nol bukan berarti usahanya tak ada halangan. Ia kemudian terus mencoba sampai akhirnya memiliki rumah produksi sendiri.
Ia kemudian coba mengenalkan produknya ke para tetangga dan media sosial. Alhasil produknya banyak dilirik dan mulai banyak yang memesan.
Fokuskan Jaring Pasar Online
Setelah produknya banyak yang suka, termasuk dari media sosial, ia mulai menjaring pasar. Konsumen media sosial Vivi incar, hingga ia mulai rutin melayani pemesanan daring.
“Sampai sekarang fokus pasar dan penjualan masih di online. Harapan kedepan saya punya galeri sendiri sehingga bisa jualan juga di offline," ujarnya.
Disampaikan alumi Universitas Wiralodra Indramayu Fakultas Ekonomi Management itu, kain macrame yang ia buat berasal dari bahan katun. Kemudian dibuat simpul, hingga tercipta produk aksesoris seperti tas slingbag, dompet, gantungan kunci dan lain sebagainya.
Produknya Nangkring di Bandara Kertajati
Proses pembuatan produknya juga dilakukan Vivi secara manual. Diperlukan kehati-hatian dalam merajutnya. Karena kesalahan kecil akan menyebabkan produk kurang sempurna.
- Indra Septiarman, Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Ternyata Resividis Pencabulan dan Narkoba
- 46 Rumah Hilang Akibat Abrasi Sungai Konaweha, Warga Gotong Royong Bikin Tanggul
- Berkat Usaha Ayam Kampung, Pemuda Indramayu Ini Sukses Raup Omzet hingga Ratusan Juta Rupiah
- Tinggal di Rumah Seharga Rp200 Miliar, Begini Penampakan Dapur Mewah Nia Ramadhani yang Bersih Banget
Berkat ketekunan dan kualitasnya ini, produknya mulai dikenal hingga nangkring di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, Kabupaten Majalengka.
"Sejak saya bergabung dengan Diskopdagin saya mulai merambah ke pasar offline produk selain di Bandara Kertajati juga ada di Mall Pelayanan Indramayu. Kemudian akan masuk ke Mall UKM Cirebon Alhamdulillah," beber Vivi
Produknya Dikirim ke Taiwan
Dalam sehari, Vivi mampu membuat dua hingga 5 kerajinan kain macrame yang dibantu oleh dua orang pegawainya. Produknya kini juga sudah terjual ke berbagai daerah di Indonesia juga ke luar negeri.
"Bahkan terakhir saya kirim ke Taiwan lewat TKI yang kerja disana untuk dijual lagi," terangnya.
Dari banyaknya penjualan, Vivi termotivasi untuk terus belajar agar mampu menciptakan banyak produk serta model. Dalam waktu dekat, produknya juga akan ikut dalam pameran fashion week di JCC pada 27-31 Maret 2024 mendatang.
Omzet Capai Rp7 Juta Per Bulan.
Karena pembuatan produk macramenya secara keseluruhan menggunakan metode tradisional tangan, maka produknya ia juga mulai dari harga Rp50 ribu sampai Rp500 ribu per item.
Harga tersebut akan menyesuaikan jenis dan kesulitan produksinya.
Untuk rata-rata pendapatan kotor, Vivi bisa memperoleh hingga Rp 7 juta per bulan. Selama ini produk tas sling bag lah yang paling banyak terjual di pasaran.
"Semoga produk saya semakin diterima masyarakat dan saya semakin terpacu untuk terus berinovasi," tambahnya.