Viral Warga Miskin di Serang Diminta Bayar Rp10 Juta Usai Dapat Bantuan Bedah Rumah, Ini Faktanya
Turmudzi diminta membayar Rp10 juta ke kelurahan. Ia akhirnya dengan ikhlas membatalkan bantuan renovasi, padahal rumahnya sudah roboh dan tak layak ditempati.
Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.
Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Kenapa warga Bantul bergotong royong memperbaiki rumah setelah gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
-
Bagaimana warga desa merespon serbuan kera ekor panjang? Sebagian warga menggunakan letusan senapan angin untuk membuat para monyet ketakutan. Sedang warga lain memasang ban kendaraan agar monyet-monyet tidak mendekati rumah. “Pintunya dibuka, terus mereka langsung masuk. Saya yang buka, tapi kan monyet itu cepat larinya. Kalau udah ambil makanan dia langsung pergi sendiri,” kata Karsini, warga Desa Cikakak.
-
Bagaimana warga Bantul gotong royong memperbaiki rumah setelah gempa? Dilansir dari akun Instagram Polres Bantul DIY, aparat baik itu dari Polres Bantul, Kodim 0729, PLN, maupun relawan masyarakat bahu-membahu melakukan renovasi rumah. Proses pengerjaan tahap awal yaitu menurunkan bagian atap rumah. Dalam pengerjaan renovasi tersebut, juga dilakukan penggantian kayu untuk memperkuat kerangka atap mengingat kayu yang lama sudah lapuk dan tidak dapat digunakan kembali.
-
Mengapa warga di kampung Nagog pindah rumah? Warga di Kampung Nagog pindah rumah karena akses jalan ke tempat mereka yang sulit. Letaknya yang terpencil membuat mereka sulit untuk pergi ke manapun. Belum lagi mereka harus tinggal di dekat hutan yang masih terdapat banyak babi hutan di sana.
-
Siapa yang menyerahkan bantuan Bulog Peduli kepada warga Desa Senaru? Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Pemimpin Wilayah BULOG Nusa Tenggara Barat, David Susanto pada Kamis (7/9) kepada target sasaran dan dihadiri oleh Wakil Lombok Utara sekaligus Ketua TPPS Kabupaten Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, Kepala Dinas Kabupaten Lombok Utara dan perangkat desa setempat.
-
Dimana warga Bantul bergotong royong memperbaiki rumah setelah gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
Dari informasi yang diperoleh, ia harus membayar uang tersebut ke pihak kelurahan setempat. Turmudzi kemudian dengan rela membatalkan bantuan tersebut, padahal kondisi rumahnya sudah roboh dan tidak layak ditempati.
Kejadian ini kemudian viral seperti dimuat di akun media sosial @memomedsos baru-baru ini dan mendapat sorotan masyarakat. Berikut fakta-faktanya.
Mula-mula Diminta Menyiapkan Uang Rp10 Juta oleh Perangkat Desa
Turmudzi memilih mundur dari bantuan bedah rumah oleh Pemkab Serang, setelah dirinya diminta membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
Pungutan sendiri diduga datang dari oknum perangkat Desa Kendayakan di Kecamatan Kragilan, tempat ia tinggal. Menurutnya, uang ini nantinya digunakan untuk mengurus perbaikan tempat tinggal Turmudzi.
“Ini dari anggota-anggota kelurahan yang ngurus renovasi ini,” kata dia, mengutip Youtube Fokus Indosiar, Minggu (6/10).
- Pernah Punya Penghasilan Rp7 Ribu hingga Jadi Pemulung, Alif Cepmek Kini Berhasil Beli Rumah untuk Ibunda
- Viral Rumah Wanita Ini Dapat Kiriman Taburan Bunga dan Tanah, Bikin Penasaran
- Viral Rumah Kambing Mewah di Banjarnegara, Begini Penampakannya yang Bikin Takjub Warganet
- Viral Mobil Parkir Sembarangan di Depan Rumah Orang, Posisinya Menutup Tempat Jualan
Uang Digunakan untuk Tomboki Kekurangan Bahan Bangunan
Berdasarkan pengakuan Turmudzi, nominal Rp10 juta akan digunakan oleh pihak kelurahan untuk menutup biaya tombok dari bahan bangunan. Sehingga, pembangunan bisa dilangsungkan.
Namun kondisi ini rupanya amat memberatkannya, terlebih ia tidak memiliki penghasilan tetap dan kini hidup sebatang kara. Turmudzi kemudian memilih untuk mengundurkan dari penerima bantuan renovasi rumah oleh pemerintah.
“Disuruh nyiapin uang Rp10 juta ini, katanya buat tetombok dan kekurangan bahan-bahan, gitu,” tambahnya.
Camat Kragilan Membantah
Sementara itu, Encep Somantri selaku camat Kragilan membantah adanya pungutan. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada pungutan, terutama dari pihak Desa Kendayakan.
Perihal pungutan Rp10 juta itu, dirinya menyebut jika mungkin saja itu merupakan swadaya untuk melengkapi bahan pembangunan tempat tinggal milik Turmudzi.
“Saya sampaikan, kalau pihak desa itu, saya pastikan tidak, untuk memungut biaya tambahan. Nah kalau barang atau bahannya tidak lengkap dan adanya keterbatasan anggaran dari pemberi bantuan mungkin, itu harus ada dana swadaya,” kata Encep.
Rumah Ambruk dan Hidup Sebatang Kara
Sebelumnya kondisi Ahmad Turmudzi tampak memprihatinkan. Terlihat sebagian besar rumahnya ambruk karena dimakan usia.
Hampir seluruh dindingnya dibangun menggunakan bilik bambu yang tampak rapuh, dengan kayu-kayu dan atap seng yang sudah berkarat.
Dirinya pun kini tak bisa mencari rezeki dengan maksimal dan hidup sebatang kara. Turmudzi berharap agar rumahnya bisa diperbaiki agar layak untuk dirinya beristirahat, terlebih setelah terkena penyakit stroke selama lima terakhir.