16 Nelayan Tenggelam di Laut Teluk Jakarta, 13 Orang Selamat dan 3 Meninggal
Ia menjelaskan, dari tiga orang yang meninggal dunia tersebut. Dua diantaranya akibat terjepit kapal yang mereka tumpangi berukuran tujuh meter dan satu orang lainnya karena tak bisa berenang.
Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambair) TNI Angkatan Laut (AL) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmada I telah selesai melakukan evakuasi 16 nelayan yang sempat tenggelam di perairan Teluk Jakarta. Kejadian ini terjadi pada siang hari tadi.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Koarmada I, Letkol Laut (P) Laode Muhamad mengatakan, dari 16 orang yang tenggelam tersebut tiga diantaranya meninggal dunia dan 13 orang lainnya selamat. Kini, jenazah sudah diserahkan ke Polisi Air Polda Metro Jaya.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan Kapal San Jose tenggelam? Kisah Tenggelamnya Kapal San Jose 8 Juni 1708 menjadi pertempuran antara armada Spanyol dan komandan Inggris, Charles Wager, di dekat Cartagena, Kolombia.
-
Di mana desa Tegal Wangi terletak? Desa Tegal Wangi di Jimbaran, Badung, Bali, kini menjadi hidden gem yang menawarkan keindahan pantai dengan suasana tenang.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
"Yang meninggal diserahkan ke Pol Air Polda Metro Jaya untuk keperluan visum. Sementara yang 13 lainnya dievakuasi ke Rumah Sakit Koja untuk dilaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum akhirnya diizinkan kembali," kata Laode saat dihubungi merdeka.com, Minggu (21/3).
Ia menjelaskan, dari tiga orang yang meninggal dunia tersebut. Dua diantaranya akibat terjepit kapal yang mereka tumpangi berukuran tujuh meter dan satu orang lainnya karena tak bisa berenang.
"(Ditemukan mengambang) iya, kecuali ada dua orang yang terjepit akhirnya meninggal terjepit oleh kapal itu pada saat dievakuasi," jelasnya.
"Iya terjepit, jadi yang meninggal ini informasinya memang tidak bisa berenang. Yang dua terjepit oleh kapal, kemudian yang satunya ini tidak bisa berenang, informasinya begitu," sambungnya.
Ia menyebut, untuk proses evakuasi para korban ini memakan waktu selama satu jam setelah pihaknya mendapatkan informasi adanya kapal nelayan yang terombang-ambing.
"(Proses evakuasi) Kalau di lautnya kurang lebih satu jam, jadi pada saat kurang jam 12.15 Wib mendapatkan laporan ada kapal atau ada nelayan terombang-ambing di laut dan tenggelam itu, tim dari Dislambair dan Kopaska Koarmada I langsung menuju ke lokasi," sebutnya.
"Karena cuaca yang kurang bersahabat, sehingga proses evakuasinya memakan waktu kurang lebih satu jam," sambungnya.
Berikut 13 orang nelayan yang selamat :
1. Heri Samsul (42) Nahkoda
2. Haji Hanafi (60) Pademangan
3. A. Sofian (40) Manggarai
4. Andi Saifudin (36) Rawa Badak
5. Ardi (39) Jembatan Lima
6. Acan (53) Kradang Jembatan Lima
7. Acek (45) Jembatan Lima
8. Dudung Abdul Rahim (49) Rawa Badak
9. Budi (40) Mangga Besar Kebun Jeruk
10. Nanang S (40) Koja Jakarta
11. Bambang Yudistira (35) Rawa Badak
12. M. Rahman Abdullah (23) Serang Banten
13. Suherman (48) Mangga Besar Kebun Jeruk
Berikut Tiga orang nelayan meninggal dunia :
1. Tjungseng Engun (47) Jembatan Lima
2. Gunawan Law (36) Tambora
3. Yahya Suryadi (44) Tomang
Kronologi
Sebanyak 16 orang nelayan tenggelam di perairan Teluk Jakarta, Minggu (21/3). Kapal mereka tenggelam dalam perjalanan pulang ke daratan. Peristiwa itu terjadi di dekat Pondok Dayung.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Koarmada I, Letkol Laut (P) Laode Muhamad menceritakan kronologinya. Peristiwa itu dimulai saat mesin kapal mati.
"Jadi itu nelayan atau pemancing berjumlah 16 orang rencana mau kembali ke darat, kemudian belum sempat memasuki area pelabuhan, mesin kapal mereka mati," kata Laode saat dihubungi merdeka.com.
Kapal yang mempunyai panjang tujuh meter ini terombang-ambing. Hingga menghantam ombak. Kapal mereka pecah.
"Terombang-ambing oleh ombak menghantem ke pickwater pemecah ombak yang ada di sana. Menyebabkan kapal mereka pecah, kemudian tenggelam," jelasnya.
Cuaca yang kurang bersahabat membuat proses evakuasi terhadap para korban berlangsung selama satu jam. Evakuasi dilakukan tim dari Dislambair dan Kopaska Koarmada I.
"Kalau di lautnya kurang lebih satu jam (proses evakuasi), jadi pada saat kurang jam 12.15 Wib mendapatkan laporan ada kapal atau ada nelayan terombang-ambing di laut dan tenggelam itu, tim dari Dislambair dan Kopaska Koarmada I langsung menuju ke lokasi," sebutnya.
Kendala lain saat melakukan evakuasi para nelayan, petugas tidak menemukan satu pun pelampung. "Pada saat pelaksanaan evakuasi tadi tidak ditemukan," ucapnya.
(mdk/eko)