Aksi Siram Jalanan Tekan Polusi IDI: Itu Upaya dari Hilir, Hulunya Apa?
Seharusnya, Pemprov DKI mengatasi persoalan ini dari hulu atau penyebab polusi udara itu sendiri.
Apa sebenarnya penyebab polusi udara ini?
Aksi Siram Jalanan Tekan Polusi IDI: Itu Upaya dari Hilir, Hulunya Apa?
Pengurus PB IDI dan PP Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Iqbal Mochtar menilai, upaya mengurangi polusi udara dengan menyemprotkan air ke jalan dilakukan sesuai dengan landasan ilmiah.
Iqbal mengungkapkan, pernah ada studi yang menyebut bahwa penyemprotan air dapat mengurangi debu sebesar 30-40 persen.
"Ada salah satu studi yang pernah dilakukan yang disebut central pollution control board bahwa terjadi penurunan sekitar di 30-40 persen partikulat debu yang ada di udara setelah dilakukan sprinkle. Jadi penyiraman di jalanan atau di tempat-tempat banyak debu ini memang ada landasannya," kata Iqbal kepada merdeka.com, Minggu (27/8).
Meski demikian, ujar Iqbal, hal itu hanyalah upaya menekan polusi dari hilir. Seharusnya, Pemprov DKI mengatasi persoalan ini dari hulu atau penyebab polusi udara itu sendiri.
"Hulunya sebenarnya apa? Apa yang menyebabkan terjadinya polusi udara yang berlebihan ini? Apakah karena emisi kendaraan yang berlebihan atau karena industrial waste atau karena faktor-faktor lain. Ini sebenarnya yang harus dikontrol dalam kondisi seperti ini," ujar Iqbal.
Iqbal menyarankan pemerintah harus bisa mendorong warganya untuk beralih ke transportasi umum. Kemudian, dapat dilakukan juga kontrol terhadap emisi industri.
"Kita harus melakukan implemintasi urban planning dan ruangan-ruangan yang hijau seperti kita memperbanyak kebun-kebun, taman-taman dan sebagainya," tambah Iqbal.
"Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah kita melakukan peningkatan efisiensi emisi dari kendaraan. Jadi dites berapa kadar emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan tersebut," sambung Iqbal.
Terakhir, Iqbal juga berharap masyarakat memiliki pengetahuan dan kewaspadaan terkait isu polusi udara. Sebab, permasalahan ini terjadi terus menerus dan perlu menjadi perhatian.
"Jadi kita tidak hanya semacam pemadam kebakaran yang datang bila ada kebakaran. Mestinya upaya untuk mengontrol dan me-manage polusi udara ini dilakukan secara kesinambungan dan melibatkan seluruh sektor yang ada di negeri ini," kata Iqbal.