Apakah Nyamuk Wolbachia Menularkan Bakteri ke Manusia? Ini Penjelasan Dinkes DKI
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap menempatkan sebanyak 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti mengandung bakteri wolbachia.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyatakan tidak ada penularan bakteri wolbachia dari tubuh nyamuk aedes aegypti ke manusia atau bahkan ke nyamuk lainnya.
"Tidak perlu takut. Wolbachia tidak akan ditularkan dari nyamuk aedes aegypti ke manusia atau dari nyamuk ke lainnya. Tidak ada penularan wolbachia dari nyamuk ke manusia," kata Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta, Maryati Kasiman, Rabu (11/9).
- Tekan Kasus DBD, Dinkes DKI Bakal Sebar Telur Nyamuk Ber-Wolbachia di Jakbar
- Antisipasi DBD, 1.400 Ember Isi Telur Nyamuk Ber-Wolbachia Disebar di Jakarta Barat Pekan Depan
- Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Badung Diperluas, Terungkap Ini Alasannya
- Pemprov Kaltim Atasi DBD dengan Penyebaran Nyamuk Wolbachia
Dia menegaskan, telur-telur dari nyamuk aedes aegypti berwolbachia yang menetas sifatnya bukan ditularkan melalui belalai nyamuk atau probosis. Oleh karena itu, tidak ada penyakit tertentu yang bisa dialami manusia setelah tergigit nyamuk aedes aeypti berwolbachia.
Maryati mengatakan, nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia tampak sama dengan nyamuk aedes aegypti lainnya sehingga masyarakat tidak bisa membedakan. Kendati demikian, dia mengingatkan masyarakat tidak perlu khawatir.
"Karena melalui sungut nyamuk, bakteri tidak akan keluar. Jadi aman," kata dia, dikutip dari Antara.
Wolbachia adalah bakteri alami pada 60 persen serangga. Bakteri ini tidak menginfeksi manusia atau vertebrata yang lain, dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit.
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap menempatkan sebanyak 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti mengandung bakteri wolbachia di kawasan Kembangan Utara, Jakarta Barat pada 27 September 2024.
Nantinya setiap dua pekan sekali akan dipantau perkembangbiakan nyamuk. Melalui implementasi nyamuk ber-wolbachia diharapkan dapat menurunkan angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah DKI Jakarta.
Maryati menambahkan implementasi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia hanya tambahan inovasi untuk penanggulangan DBD. Pengendalian DBD yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, larvasidasi yakni kegiatan pemberantasan jentik nyamuk dengan menaburkan bubuk larvasida ke tempat-tempat penampungan air, serta pengasapan fokus tetap dilakukan.
"Saat PSN, biasanya dilakukan pemeriksaan di ember-ember atau tempat menampung air, kecuali ember (berisi telur nyamuk berwolbachia) ini. Kalau tempat lain harus dikuras, disikat, tapi ember ini tidak perlu dibuang, disikat," kata dia.