Cerita Merawat Keasrian Jakarta
Petugas kebersihan memiliki peran penting dalam menjaga Jakarta agar tetap asri dan layak dihuni.
Cerita Merawat Keasrian Jakarta
Kehadirannya sering tidak dihiraukan, namun ia selalu ada di sudut-sudut kota, menjaga Jakarta agar tetap asri dan layak dihuni.
Dia rela menyatu dengan debu dan kotoran agar orang lain dapat beraktivitas dengan nyaman. Rela turun ke jalanan atau berkutat dengan lumpur taman. Begitulah rangkuman singkat pekerjaan petugas kebersihan.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
-
Bagaimana upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
Salah satunya bernama Samsul, seorang petugas kebersihan di Taman Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang melakoni pekerjaannya dengan hati gembira.
Setelah luntang-luntung dengan pekerjaan serabutan, ia mengaku bersyukur dapat mengambil peran sebagai pasukan oranye Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Jakarta.
"Kalau saya dulu serabutan, di bangunan iya, di tambang pasir juga iya, di perkebunan sawit juga iya. Alhamdulillah sekarang sudah dapat kerjaan tetap," ucap Samsul saat ditemui merdeka.com, Jumat (7/6).
- Menilik Kehidupan Mahasiswa Perantau di Jakarta, Alami Culture Shock dan Biaya Hidup Tinggi
- Polisi Siagakan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta
- Cerita Pilu dari Mampang, Sekeluarga Tewas Terjebak di Atas Kobaran Api Kepung Lantai Bawah
- Tol Cipali Macet, Pengendara Sampai Gelar Tikar Istirahat di Bahu Jalan
Samsul menjelaskan meski pekerjaannya melelahkan, namun ia merasa senang karena hak-hak sebagai pekerja terjamin dan menerima upah rutin setiap bulan, apalagi besaran upah sesuai Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta. Samsul merasa kebutuhannya dapat tercukupi.
"Alhamdulillah kita semua kebutuhan sudah tercukupi baik itu fasilitas atau apa. Ya intinya kita berterima kasih selama kita kerja dapat perhatian, kayak dapat tunjangan akhir tahun," kata Samsul.
Sedangkan mengenai jam kerja, Samsul menyatakan bahwa petugas kebersihan memulai pekerjaannya di jam 7 pagi dan selesai di jam 3 sore. Para PPSU juga mendapatkan jatah libur sehari dalam seminggu.
"Kalau jam kerja kita masuk dari jam 7 pagi, istirahat siang jam 12. Nanti mulai lagi jam 1 (siang) sampai jam 3 (sore)," jelas Samsul.
Cerita Samsul ini berawal dari informasi yang dia dapatkan dari seorang teman. Kemudian karena Samsul tertarik dengan tawarannya, ia melakukan wawancara dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta sebagai tahapan yang harus ia lalui sebelum dinyatakan diterima.
"Infonya awal dari teman sih, yaudah kita coba, alhamdulillah kita masuk. Kemungkinan juga ada keberuntungan di situ," tutur Samsul yang disusul dengan tawa.
Sebagai petugas kebersihan taman, Samsul mengaku hal paling penting dari pekerjaannya adalah kedisiplinan dan ketelitian.
Meski pekerjaan bersih-bersih terkesan gampang, namun nyatanya cukup sulit untuk memiliki kemauan yang kuat demi menjaga keasrian kota.
Selama menjadi petugas kebersihan pun Samsul menemui banyak suka dan duka. Terutama karena ia bekerja sebagai petugas kebersihan taman yang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beraktivitas sehari-hari.
"Sukanya ya kita bisa ketemu, istilahnya, dari kita enggak kenal sama orang akhirnya kita bisa kenal, bisa ikat tali silaturahmi persaudaraan sama teman-teman yang lain. Dukanya pas musim hujan, musim (daun) rontok, tapi semua dinikmatin lah, sudah tanggung jawab kita," terang laki-laki berumur 38 tahun itu.
Memang dapat dilihat bahwa Taman Langsat dirawat dengan baik oleh Samsul dan kawan-kawan. Walaupun saat merdeka.com berkunjung pada hari hari Jumat (7/6) sedang dilaksanakan renovasi parit, namun secara keseluruhan area taman masih dijaga agar tetap bersih.
Selain menawarkan area hijau sejuk yang cocok untuk piknik, Taman Langsat juga memiliki danau yang dihiasi dengan bunga teratai dan angsa-angsa menggemaskan yang lalu lalang ke sana ke mari. Samsul menuturkan bahwa kebersihan danau juga menjadi tanggung jawabnya.
"Fasilitas semua (di Taman Langsat) perawat taman yang ngurusin. Mana Lokasi yang belum dibersihin ya kita bersihin," jelas Samsul.
"Biasanya Sabtu Minggu selalu ramai, sekarang berkurang karena mungkin ada pekerjaan ini (renovasi parit), mungkin agak terganggu," lanjutnya lagi.
Di usia Jakarta yang akan menyentuh angka 497 tahun, Samsul berharap ke depannya agar Jakarta dapat memperbanyak taman dan memperbaiki taman-taman yang sudah ada.
Menurutnya, taman adalah fasilitas umum yang seharusnya bisa dinikmati oleh para warga sekitar untuk beraktivitas.
"Ke depannya semoga Jakarta jauh lebih maju lagi, buat taman-taman yang kurang terealisasi harus diperbaiki lagi biar semua masyarakat, bukan hanya masyarakat Jakarta, masyarakat luar juga dapat menikmati taman-taman kita yang ada di Jakarta ini," tukasnya.
Reporter magang: Alma Dhyan Kinansih.