Cerita Pilu dari Mampang, Sekeluarga Tewas Terjebak di Atas Kobaran Api Kepung Lantai Bawah
Jadi mungkin dia mau turun ke bawah juga api sudah di bawah.
"Jadi mungkin dia mau turun ke bawah juga api sudah di bawah."
Cerita Pilu dari Mampang, Sekeluarga Tewas Terjebak di Atas Kobaran Api Kepung Lantai Bawah
Kobaran api melahap sebuah ruko bingkai di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Kamis (18/4) pukul 19.30 Wib.
Tidak hanya menghanguskan bangunan lima lantai, kejadian nahas tersebut menyebabkan 7 orang tewas dan 5 orang luka-luka.
Perwira piket Sudin Gulkamart Jakarta Selatan, Imbang Satriana memberikan keterangan bahwa penyebab kebakaran diduga berasal dari ledakan kompresor yang kemudian merambat menjadi api besar.
"Terjadi ledakan di kompresor toko figura dan terjadi kebakaran besar,"
kata Perwira piket Sudin Gulkamart Jakarta Selatan, Imbang Satriana saat ditemui merdeka.com di lokasi kebakaran, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (19/4).
Dari kesaksian warga sekitar, ketujuh korban yang ditemukan meninggal merupakan keluarga pemilik bisnis Bingkai Saudara Frame & Gallery yang tinggal di lantai dua, satu-satunya akses pintu keluar yang berada di pintu satu menyulitkan mereka untuk menyelamatkan diri.
"(Akses) Hanya di pintu depan, enggak ada jalan lain. Enggak bisa lari soalnya kan apinya dari bawah," ujar Heri, salah satu pegawai toko bingkai Setia Jaya yang berjarak tidak jauh dari TKP saat diwawancara Merdeka hari Jumat (19/4).
Warga lain juga memberi kesaksian bahwa akses masuk dan keluar dari lantai 2 bergantung pada tangga yang berada di ujung.
"Kayaknya kalau di lantai 2 mah susah, tangganya di ujung. Jadi mungkin dia mau turun ke bawah juga api sudah di bawah. Samping kiri kan tembok apa segala macam, jadi enggak bisa selamat," ungkap As saat ditemui Merdeka pada Jumat (19/4).
Heri menuturkan bahwa ia merupakan mantan karyawan Bingkai Saudara Frame & Gallery pada tahun 2005 tepatnya saat bisnis tersebut masih berskala kecil dan bangunan yang digunakan sebagai toko masih berupa kontrakan.
"Dulu kan masih ngontrak masih satu lantai saja, sesudah dibeli baru dibangun, ditingkat," kata Heri.
Heri menceritakan bahwa pemilik pertama ruko bingkai tersebut berasal dari Medan, Sumatera Utara yang kemudian berhasil mengembangkan tokonya hingga menjadi bisnis keluarga.
Bahkan berhasil membangun satu cabang juga yang berlokasi di depan toko Mitsubishi.
"Yang tinggal di situ kalau enggak salah ibunya, anaknya dua, menantu, besannya. Keluarga besar ngumpul di situ. Jadi anaknya ada tiga, balita (yang meninggal) itu anaknya yang bontot," terang Heri.
Hingga hari Jumat (19/4) pukul 11.00 Wib, petugas pemadam kebakaran masih terlihat bersiaga di sekitar lokasi kejadian untuk melakukan pendinginan demi memastikan tidak ada lagi percikan api yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
(Reporter magang: Alma Dhyan Kinansih)