Djarot: Ujung Flyover Kapten Tendean nantinya bakal dijaga polisi
Djarot mengakui akan adanya potensi pelanggaran di jalan layang yang dikhususkan buat bus Transjakarta ini.
Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat menghadiri acara Ground Breaking proyek jalan layang yang akan dibangun di sepanjang kawasan Jalan Kapten Tendean-Blok M-Ciledug. Djarot mengakui akan adanya potensi pelanggaran di jalan layang yang dikhususkan buat bus Transjakarta ini.
Karenanya, nantinya akan ada traffic management untuk mengaturnya. Pihaknya bakal segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait yakni kepolisian.
"Sementara ini khusus busway saja dulu. Mengenai potensi pelanggaran kalau nanti ada mobil pribadi yang terobos, gampang itu. Nanti kan ada traffic management juga yang kita buat. Di ujung-ujung jalan layangnya saja dijagain," kata Djarot di lokasi Ground Breaking proyek jalan layang, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (10/3).
Diketahui, dalam proyek pembangunan jalan layang khusus Transjakarta rute Kapten Tendean-Blok M-Ciledug, akan dilakukan dalam 8 paket pengerjaan.
Paket Adam Malik dilakukan oleh PT Waskita dengan jenis kontrak design and building, dan jangka waktu pelaksanaan 731 hari kalender, untuk tahun anggarannya 2014-2016. Paket Kostrad akan dikerjakan oleh PT Istaka-Agrabudi, dengan pelaksanaan 730 hari, sepanjang 1,14 kilometer, lebar jalan 2x3,75 meter (single) dan 2x7,5 meter (dobel), di mana terdapat dua buah halte Transjakarta di kawasan Swadarma dan Cipulir.
Paket ke tiga, yaitu Paket Seskoal, dilakukan oleh PT Wijaya Karya dengan pelaksanaan 761 hari kalender, sepanjang 1,42 kilometer, dengan dua buah halte di Seskoal dan Carrefour Ciledug. Selanjutnya paket Kebayoran Lama yang dilakukan 730 hari kalender. Panjang proyek 1,24 kilometer, di sini juga terdapat 2 halte Transjakarta.
Untuk paket Taman Puring, dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya, dengan 730 hari kalender dan 1 buah halte. Selanjutnya paket Trunojoyo yang dikerjakan oleh PT Jaya Konstruksi, dengan panjang jalan 1,2 kilometer dan 1 buah halte di kawasan Simpang Gunawan-Prof Joko Sutono, SH.
Paket ke-7 yaitu Paket Santa, dikerjakan oleh PT Yasa Patria Perkasa, dengan panjang 1,05 kilometer. Terakhir Paket Tendean yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya, dengan rentang waktu 730 hari kalender sepanjang 1,1 kilometer.
Baca juga:
Resmikan jalan layang Transjakarta, Wagub Djarot ikut ngebor
Djarot minta maaf proyek flyover Kapten Tendean bikin tambah macet
Warga Cipinang Melayu bongkar rumah di atas lahan JLNT Becakayu
Sudah mau akhir tahun, Dinas PU DKI baru perbaiki jalan layang
Polisi akan permanenkan sistem satu arah di JLNT Antasari
Ahok akan ubah fungsi JLNT untuk transportasi massal
Jokowi: Rasio jalan Jakarta berbeda dengan Surabaya
-
Apa tujuan dari perpanjangan jam operasional Transjakarta? Perpanjangan jam operasional armada bus Transjakarta diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya kepadatan pelanggan setelah laga berlangsung. Sehingga, masyarakat yang menonton bisa kembali ke rumahnya masing-masing dengan cepat.
-
Apa tujuan dari pengalihan pemberangkatan BRT Trans Jateng di Kutoarjo? Dengan pengalihan tersebut, calon penumpang mendapat tempat yang lebih representatif.
-
Kapan trem di Jakarta digantikan oleh bus Robur sebagai alat transportasi utama? Saat itu, bus ini perlahan-lahan ditambah armadanya sebelum akhirnya dijadikan transportasi umum utama, setelah trem dimatikan dengan alasan merusak wajah Jakarta.
-
Kapan uji coba Transjakarta rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta dilakukan? Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Apa saja transportasi umum di Jakarta yang dulu diandalkan oleh tenaga manusia dan binatang? Selain kereta yang semula berfungsi mengangkut hasil bumi dan menjadi alat transportasi, angkutan umum di DKI Jakarta masih mengandalkan tenaga manusia dan binatang yakni delman dan becak.