Jurus Kapolda Metro Tekan Tawuran di Jakarta: Pelaku Diberi Wawasan Kebangsaan
Irjen Karyoto mengaku akan mengumpulkan pelaku-pelaku tawuran guna diberikan materi wawasan kebangsaan. Polda Metro Jaya berencana menggandeng Kodam Jaya dan pemangku kepentingan lainnya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menyiapkan sejumlah langkah untuk menanggulangi tawuran di Jakarta. Salah satu cara melalui pendekatan dialogis.
Irjen Karyoto mengaku akan mengumpulkan pelaku-pelaku tawuran guna diberikan materi wawasan kebangsaan. Polda Metro Jaya berencana menggandeng Kodam Jaya dan pemangku kepentingan lainnya.
-
Kapan apel pengarahan untuk pelajar yang terlibat tawuran dilakukan? Diketahui, belakangan viral di media sosial (medsos) pelajar konvoi dengan dalih berbagi takjil di wilayah Jakarta Pusat. Pada apel pengarahan ini hadir Polda Metro Jaya, Kapolres Jakarta Pusat, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, hingga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang dimaksud dengan tawakal? Tawakal adalah merelakan sepenuhnya segala sesuatu yang kamu cintai, namun dengan keyakinan bahwa Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
-
Bagaimana cara para pelaku tawuran saling menyerang? "Mereka saling tantang dan akhirnya bertemu. Mereka saling serang pakai senjata tajam jenis celurit panjang," kata Untung, Minggu (5/11).
-
Kapan Wali Kota Tarakan memimpin Kegiatan Jumpa Pagi? Wali Kota Tarakan Khairul Memimpin Kegiatan Jumpa Pagi Pemerintah Kota Tarakan, Selasa (12/9).
"Nanti kami akan kerja sama dengan Kodam dan yang lain dalam rangka pembinaan. Menyatukan mereka memberikan beberapa wawasan tentang kebangsaan kehidupan bermasyarakat yang harus mereka pahami," kata Karyoto dalam keterangan dikutip, Rabu (31/5).
Karyoto menyampaikan hal itu seusai bertatap muka dengan warga di Gang Mayong, Jakarta Timur. Ada beberapa masukan dari masyarakat terutama terkait masalah tawuran. Karyoto pun menyambut baik usulan tersebut.
"Orang-orang yang tawuran itu kalau bisa dikumpulkan. Kita tanya yang tahu tawuran itu kan orangtuanya yang di sini, bagus kalau mereka memberikan masukan itu," ujar dia.
Tawuran Ibarat Embrio
Karyoto mengibaratkan tawuran bak embrio. Kalau dibiarkan bisa menjadi besar dan menular ke mana-mana. Padahal, sebenarnya semua masalah bisa carikan solusi.
"Tidak berarti kita hanya datang menjaga terus pulang. Kita akan lebih proaktif salam rangka pencegahan. Kami terima kasih kepada antusias masyarakat yang mencari solusi. Sangat terlihat mereka ingin sama-sama merasakan daerahnya bukan hanya sekadar aman tapi nyaman," ujar dia.
Selain tawuran, Karyoto turut memberi perhatian terhadap pemukiman yang tumbuh di sekitar Gang Mayong. Karyoto menemukan satu rumah dihuni banyak orang.
"Rumahnya sempit. Sehingga mereka ada yang tidak bisa hidup secara normal. Artinya Kalau jam 9 harus tidur, dia tidak bisa tidur, harus bergantian. Ini jadi masalah bersama," ujar dia.
Karyoto mengharapkan keterlibatan pemerintah daerah untuk menghadirkan program-program yang menyentuh langsung setiap persoalan warga. Misal terkait pemukiman solusinya seperti pembangunan rumah susun.
"Mungkin bisa jadi solusi. Dan lebih penting apabila mereka pengangguran, dari pemda tadi memberikan tawaran, pelatihan skill. Dengan skill itu dia bisa bekerja. Dengan pekerjaan itu dia bisa fokus pada masa depan. Kalau tidak punya pekerjaan, kumpul kumpul apalagi tadi ada obat-obat terlarang yang diminum akhirnya menimbulkan kekacauan," tandas dia.
Reporter: Ady Anugrahadi/Liputan6.com
(mdk/gil)