Lapor Polisi Malah Disuruh Damai, Ini Kronologi Wanita Diperkosa WN China
Polisi tengah mengejar WN China terlapor pelaku pemerkosaan wanita inisial LK (30). Korban melapor ke polisi 2 April 2022 lalu, Meskipun, kejadian dugaan pemerkosaan tersebut terjadi dua tahun lalu.
Polisi tengah mengejar WN China terlapor pelaku pemerkosaan wanita inisial LK (30). Korban melapor ke polisi 2 April 2022 lalu, Meskipun, kejadian dugaan pemerkosaan tersebut terjadi dua tahun lalu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan memastikan, meskipun dugaan pemerkosaan telah lama terjadi, namun polisi tetap mengusut kasus tersebut.
-
Bagaimana korban meninggal? Diketahui, seorang pria berinisial AS (30), warga Desa Pranti, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik ditemukan tewas di kamar rumahnya dalam kondisi tragis, dengan mulut tertancap pisau serta kepala pecah akibat pukulan benda keras.
-
Siapa korban dari kasus pembunuhan ini? Korban siswi SMP, jenazahnya ditemukan dalam keadaan terbaring dengan kepala bersimbah darah.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku melakukan aksinya tersebut saat kondisi rumah korban dalam keadaan sepi."Pamannya melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak empat kali kali sehingga korban hamil dan sudah melahirkan," kata Tri.
-
Siapa yang menjadi korban peracunan? Kecurigaan Korban Rencana jahat ini terbongkar ketika korban mulai menyadari adanya keanehan pada rasa air minumnya, meskipun berasal dari sumber yang berbeda.
"Itu sebenarnya kasus terjadi 2 tahun yang lalu. Tapi baru dilaporkan sekarang. Saat ini kasusnya sedang ditangani oleh penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya," kata Zulpan dalam keterangannya, Rabu (22/6).
Zulpan belum bersedia berkomentar lebih jauh terkait dugaan terlapor yang mangkir dua kali dari panggilan kepolisian. Pernyataan itu sebelumnya disampaikan oleh penasihat hukum korban. "Nanti saya cek ke penyidik ya," ujar dia.
Kronologi
KL menceritakan awal pertemuannya dengan WN Tiongkok inisial K sampai terjadinya pemerkosaan.
Korban mengaku butuh waktu panjang dan persiapan yang matang untuk berbicara terus terang di hadapan media. Apalagi kejadian pemerkosaan yang menimpannya berdampak pada kondisi psikologis.
Menurut LK, keberanian tersebut muncul setelah pihak kepolisian dinilai lamban dalam menangani perkara ini. "Saya tidak sangka harus mengutarakan ini depan media, butuh kekuatan mental jelaskan di media," kata LK.
LK mengenal K, terduga pelaku pemerkosaan berawal dari media sosial pada 2020 silam. Selama hampir empat bulan, keduanya intens menjalin komunikasi melalui aplikasi pesan singkat.
K ia kenal bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi asal China yang berada di Indonesia. Singkat cerita, IK bertemu dengan K pertama kalinya di sebuah restoran.
Hingga dua kali bertemu, saat itu IK mengaku tak menaruh rasa curiga sedikit pun. Apalagi, secara penampilan, K terlihat seperti seorang intelektual. "Kami berkomunikasi 4 bulan tatap wajah. Sempat bertemu di restoran tidak ada gelagat jahat dari K," ucap IK.
Petaka Dimulai
Petaka pun datang pada pertemuan ketiga sekitar Juli 2020. IK diajak makan di restoran. Namun, diperjalanan K malah berubah haluan.
K malah mengajak ke apartemen di kawasan Jakarta Barat. Dalih K saat itu mengingat situasi sedang Covid-19. Sementara, kalau makan di restoran hanya diberi waktu 30 menit. "Sudah, kata dia makan di apartemen saja, dia (K) masak," kata IK mengulang percakapan waktu itu.
IK yang berprasangka baik pada K menuruti permintaannya. Tak disangka, pada pertemuan tersebut menjadi pengalaman pahit. Pelaku memperkosanya.
Hasil visum terdapat luka robek cukup parah pada bagian organ vital. Bukti visum atau medis turut dilampirkan ke dalam laporan polisi. "Pada bagian sensitif sampai dijahit beberapa jahitan," ucap IK.
Lapor Malah Diajak Damai
Seusai kejadian itu, IK sebenarnya telah mendatangi salah satu kantor polisi di wilayah Jakarta Barat. Maksudnya, mengadu atas apa yang dialami. Namun, IK mengaku malah diajak berdamai karena dinilai kurang cukup bukti.
Menurut IK, oknum petugas juga memintanya menerima sejumlah dana yang sempat ditawarkan oleh penasihat hukum K. "Saya disuruh cabut laporan, kalau tidak, akan dilaporkan balik atas dasar pemerasan," ujar IK.
Mendengar hal itu, IK mengaku stres dan tertekan. Ia tersinggung atas ucapan itu. "Kok saya diganjar sedemikian," ujar dia.
IK kini berharap penuh pada penyidik di Polda Metro Jaya memproses laporannya. Dia mengaku telah diperiksa sebagai pelapor, tapi sampai sekarang belum ada kelanjutannya lagi.
Sementara itu, Penasihat Hukum IK, Prabowo menerangkan, penanganan lamban karena pihak kepolisian masih menunggu penjelasan dari tim dokter yang mengeluarkan hasil visum.
Prabowo mengatakan, kepolisian mengajukan dokter sebagai saksi ahli. Sementara itu, kepolisian juga mengalami kendala memanggil terlapor.
"Sudah dua kali sudah dipanggil tidak datang, tidak ada pengacara terlapor yang menghubungi," jelas dia.
(mdk/rnd)