Melihat Hutan Kota Jakarta Jadi 'Basecamp' Komunitas LGBT, Kondom dan Miras Berserakan
Berdasarkan pantauan, di sekitar pohon tersebut memang banyak tisu dan botol minuman keras.
Hutan Kota Jakarta Jadi 'Basecamp' Komunitas LGBT, Kondom dan Miras Berserakan
Anggota DPRD DKI mengungkap adanya hutan kota kerap dijadikan 'basecamp' komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Adalah Wakil Sekretaris Fraksi PDIP Wa Ode Herlina yang juga meminta Pemprov DKI memperketat pengawasan hutan dan taman kota dari praktik-praktik kriminalitas.
"Dewan mengharapkan eksekutif melakukan pengawasan dan pengamanan terutama di area hutan kota dan taman kota mengingat sering terjadi tindak kriminalitas di hutan kota contohnya di hutan kota Jalan Perindustrian dan menjadi tempat berkumpulnya kaum LGBT," kata Wa Ode dalam rilis resmi DPRD, Rabu (19/7).
- Ini 3 Tempat yang Sempat Viral Jadi 'Basecamp' Komunitas LGBT
- Diperintah Heru Budi, Walkot Jaktim Sebar Satpol PP ke Sarang LGBT, Ada Kondom Bekas Pakai
- Heru Budi Perintahkan Walkot Jakarta Timur Cek Hutan Kota jadi 'Sarang' Komunitas LGBT
- Ketua MUI soal LGBT ASEAN Mau Kumpul di Jakarta: Yang Waras Jangan Diam, Lawan!
merdeka.com mencoba menelusuri salah satu hutan kota yang disebut-sebut jadi lokasi berkumpulnya komunitas LGBT.
Penelusuran dilakukan di Jalan Perindustrian berada di Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Lokasi hutan kota ini berada di seberang kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan terdapat halte tempat bus kota seperti Transjabodetabek menarik penumpang.
Terlihat kondisi Hutan Kota UKI Cawang sangat miris.
Banyak bolongan di pagar yang mengelilingi hutan kota. Bahkan ada bagian pagar yang disambung dengan bambu dan kawat.
Papan plang penunjuk nama hutan kota juga sudah usang. Logo Provinsi DKI Jakarta terlihat pudar.
Dalam plang masih tertulis Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan. Padahal, kini SKPD tersebut bernama Suku Dinas Pertamanan dan Hutan (Sudin Tamhut).
Lampu pun hanya ada satu di dekat pintu masuk.
Sebetulnya, terdapat tiga tiang putih lain yang mirip dengan lampu di dekat pintu masuk tersebut. Namun, tak ada lampu di bagian atas tiang itu.
merdeka.com berbincang dengan dengan para petugas penyedia jasa lainnya orang perorangan (PJLP) yang bertugas menjaga dan merawat hutan kota tersebut.
Mereka mengaku tak mengetahui adanya LGBT di situ.
Sebab, mereka hanya ditugaskan untuk bekerja dari pukul 07.30 sampai 16.00 Wib.
"Itu selama kita tugas di sini enggak ada. Kalau malamnya kita enggak tahu. Kita kan enggak ada di sini malam hari. Jadi kita enggak bisa jawab ada apa enggak," kata pria yang enggan disebutkan namanya.
Pak Camat membenarkan, simak penjelasan lengkapnya ...
Camat Makasar Kamal Alatas pun mengakui bahwa Hutan Kota UKI Cawang sebagai tempat perkumpulan LGBT.
Namun, ia mengklaim telah melakukan penindakan.
"Betul, betul. Kita enggak pungkiri memang betul mereka kumpul di sana. Jadi kan dulu sempat ramai mereka kumpul-kumpul, terus kita tindak lanjut tuh, kita beresin," kata Kamal ketika dihubungi, Kamis (20/7).
Kamal mengungkap beberapa anggota komunitas LGBT tersebut memarkirkan mobilnya di Jalan Perindustrian sebelum menuju hutan kota.
merdeka.com akhirnya mencoba mencari tahu lokasi Jalan Perindustrian yang diduga sebagai tempat parkir para kaum LGBT itu.
Berdasarkan Google Maps, lokasinya hanya berkisar 500 meter dari hutan kota. Ternyata, Jalan Perindustrian mirip seperti jalan di dalam kompleks perumahan. Lokasinya pun dekat dengan sekolah dan permukiman warga. Di dekat Jalan Perindustrian, kami bertemu dengan petugas di Pos Polisi Kebon Pala. Dia membenarkan bahwa hutan kota menjadi tempat langganan perkumpulan LGBT.Kapospol Kebon Pala Aiptu Bambang Dwi mengantar merdeka.com kembali ke hutan kota untuk melihat kondisi dan situasi yang ia maksud. Ternyata, anggota komunitas LGBT berkumpul di bagian belakang hutan kota, jauh dari pintu masuk dan pos pengawasan. Di sana, terdapat pohon besar dan beberapa triplek. Bambang menyebut, di situ kerap ada warung ilegal yang melayani para kaum LGBT. Bahkan, ada pihak yang menyewakan tikar.
Berdasarkan pantauan, di sekitar pohon tersebut banya tisu sekali pakai.
Bambang menduga, tisu tersebut digunakan untuk mengelap air mani.
Tak hanya itu, kami bahkan menemukan kondom yang sudah terpakai.
Bambang melanjutkan, para LGBT ini dahulunya berkumpul di depan Kompleks Kodam Jaya di sekitar sana.