Misteri pembunuh bocah dalam kardus mulai menemukan titik terang
Dari DNA saksi yang ada di dalam kaos kaki korban, dipastikan pelaku mengidap kelainan seksual yakni paedofil.
Penyelidikan kasus pembunuhan terhadap PNF (9) alias Neng sudah berjalan hampir sepekan. Meski sudah meminta keterangan keluarga dan memeriksa beberapa saksi, polisi belum juga menetapkan tersangka.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengakui penyelidikan kasus pembunuhan ini butuh kerja keras. Pihaknya masih kesulitan memecahkan kasus ini.
-
Kapan kerangka anak dan cincin perak ditemukan? Selama penggalian pada 2024, telah ditemukan kerangka anak di lapisan yang diperkirakan berusia 7.600 tahun dan cincin perak yang diduga digunakan untuk bayi.
-
Apa yang ditemukan di kuburan anak-anak itu? Enam patung terakota dan pin perunggu berbentuk kaki kuda diletakkan di dalam kuburan ini. Patung-patung ini menggambarkan dua penari yang mengenakan hiasan kepala Frigia, salah satunya adalah seorang wanita yang memainkan alat musik petik kecapi, dan tiga wanita lainnya berdiri dengan kostum Timur yang dapat dikaitkan dengan pemujaan Dionysus, dewa anggur Yunani.
-
Bagaimana cara mengatasi bibir anak yang kering dan pecah-pecah? Berikut adalah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi bibir kering yang dialami Si Kecil: 1. Penuhi Kebutuhan Cairannya Biasakan Si Kecil untuk rutin minum air putih. Cara ini akan membuat anak tetap terhidrasi dan meredakan bibir kering yang dialaminya. Selain itu, rutin minum air putih akan menjaga kulitnya tetap sehat. Biasanya anak umur 1–3 tahun membutuhkan sekitar 5 setengah gelas air putih setiap harinya. Jangan lupa untuk juga memberikan asupan sayur dan buah berkadar air tinggi seperti kol, bayam, sawi, brokoli, semangka, strawberry, atau jeruk. 2. Oleskan Madu atau ASI Madu adalah salah satu bahan alami yang berkhasiat untuk melembabkan bibir dan melindungi bibir dari pecah-pecah. Tak hanya itu, madu juga bisa membantu menghilangkan sel-sel kulit mati dan kering dari bibir. Bunda bisa mengoleskan madu organik secara merata ke bibir Si Kecil jika usianya di atas 1 tahun. Untuk anak di bawah 1 tahun, ASI atau minyak kelapa yang mengandung asam laurat bisa menjadi alternatif. 3. Ajarkan Anak untuk Tidak Menjilat Bibirnya Menjilat bibir kasar dan kering adalah reaksi alami, tetapi hal ini justru akan memperparah kondisi. Ajarkan Si Kecil untuk tidak menjilat bibirnya, dan jika melihatnya menjilat bibir, ingatkan untuk menghentikannya. Anda juga bisa membersihkan bibirnya secara perlahan dengan sikat gigi yang bulunya lembut. 4. Bersihkan Bibir AnakCoba lap atau bersihkan bibir anak setiap kali setelah ia makan dan ngemil. Ini akan membantu mencegah kotoran menumpuk dan merusak kelembapan bibir. 6. Gunakan Humidifier Penggunaan humidifier dapat membantu menjaga kelembaban udara di dalam ruangan, melawan bakteri, dan jamur. Dengan demikian, tubuh anak terhindar dari udara kering yang dapat menyebabkan bibir kering. Pastikan humidifier ditempatkan di tempat yang sering dikunjungi Si Kecil, seperti kamar tidur atau tempat bermainnya di rumah. Jangan lupa untuk mengikuti instruksi produk humidifier agar tetap higienis dan aman.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Apa pengertian anak sulung? Anak sulung adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang lahir pertama atau yang tertua dalam suatu keluarga.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
"Kesulitan yang utama adalah mencari alat bukti terutama DNA. Yang kedua ini kan lokasinya relatif cukup banyak masyarakat di sana. Puluhan ribu masyarakat yang ada di sekitar itu. Kita mau men-zoom-in mencari orang yang tepat. Ini kan harus hati-hati," ujar Tito.
Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Khrisna Murti menuturkan, pihaknya tak bisa menangkap pelaku jika tak mempunyai alat bukti yang cukup. Pihaknya juga akan melakukan pengecekan ulang terhadap DNA yang ditemukan di dalam kaos kaki milik korban, apabila hasil Puslabfor menuju saksi yang diperiksa.
"Kami punya cara lain. Tapi kami tidak punya kewenangan penangkapan tanpa alat bukti cukup. Namun bukan berarti orang tersebut nanti jadi tersangka. Kami akan konfirmasi ulang sampel tersebut," kata dia.
Penyelidikan bersifat induktif mulai dari olah TKP, penelusuran 18 CCTV, dianalisa menggunakan data forensik yang merupakan cara penyidikan yang sudah diakui secara internasional, menemukan sidik jari dan DNA. Hasil Puslabfor ditemukan bekas sperma di dalam tubuh korban PNF. Ini menjadi bukti bocah Neng korban kekerasan seksual.
"Dari cairan ini artinya betul terjadi perkosaan. Ada sperma yang diperbesar 5.000 kali. Motifnya paedofilia dan dia ini predator. Kaos kaki bukan sperma, DNA bisa dari keringat," ujar dia.
Dia menambahkan, pihaknya sudah memeriksa saksi-saksi untuk mencocokkan sperma. Pihaknya juga mengambil DNA kepada saksi-saksi yang telah diperiksa. Ada titik terang yang ditemukan. Dari DNA saksi yang ada di dalam kaos kaki korban, dipastikan pelaku mengidap kelainan seksual yakni paedofil.
"Salah satu ciri paedofil, pernah jadi korban, tinggal sendiri, dekat dengan anak, rasa seksualitas yang menyimpang. Orang yang seperti ini kita profiling," tegasnya.
Merdeka.com merangkum titik terang pelaku pembunuh Neng dari hasil penyelidikan polisi. Berikut paparannya.
Tes DNA empat orang
Pihak Kepolisian makin gencar mencari pelaku pembunuhan Neng (9), bocah yang ditemukan tewas di dalam kardus. Salah satu yang dilakukan adalah tes DNA terhadap pria yang berstatus jomblo.
"Jadi ada empat orang, Agus (42), Asmuni (Pelor), dan Roni (42), Roso (33). Keempatnya dibawa ke Polsek Kalideres, Selasa (6/10/2015) malam. Kemudian Polisi mengambil air liur (swap mukosa) untuk dilakukan uji DNA-nya," ujar Ahyar, di samping rumah duka, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (7/10).
Terpisah, Kepala Bidang Kedokteran dan Forensik Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Musyafak, membenarkan bahwa pihaknya memang mengambil sampel DNA dari empat orang pada Selasa (6/10). Dirinya mengatakan guna melakukan pencocokan atas yang ditemukan pada tubuh korban.
"Sampel DNA itu nantinya akan dicocokkan dengan DNA air mani yang ditemukan di tubuh korban. Apabila cocok, maka bisa kemungkinan diduga kuat itu pelakunya," kata Musyafak ketika dikonfirmasi, Rabu (7/10).
Kapolda curigai 3 orang
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan penyidik telah mengantongi tiga nama yang dicurigai terlibat kasus pembunuhan bocah PNF (9) di Kalideres. Ketiga orang tersebut warga sekitar tempat tinggal Neng dan masih berstatus sebagai saksi kasus pembunuhan ini.
"Beberapa saksi yang dicurigai lebih kurang ada tiga orang ya, warga sekitar. Sedang kita dalami," Tito, Kamis (8/10).
Namun Tito enggan membeberkan nama atau pun inisial ke tiga orang tersebut yang tempat tinggalnya berdekatan dengan rumah korban. Akan tetapi, dia berjanji pihaknya terus mengembangkan keterangan dari ketiga orang tersebut.
"Tim sedang bekerja keras, kemudian untuk yang di lapangan masih tetap beberapa orang yang sudah kita petakan, masih kita dalami," kata Tito.
Pelaku saling kenal
Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Khrisna Murti mengatakan, korban pembunuhan PNF (9) pernah mengalami tindakan kekerasan seksual lebih dari sekali. Hal itu berdasarkan hasil keterangan dokter forensik polisi yang mengindentifikasi tubuh korban.
"Terindikasi kuat bahwa korban bukan sekali ini menjadi korban pelecehan, bahwa korban sudah lebih dari sekali ada dugaan kuat. Artinya apa? korban dan pelaku saling kenal dan bukan orang jauh. Dan ini mengerucut penyelidikan lebih intensif lagi mencari siapa orang tersebut," kata Khrisna saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (8/10).
Kendati demikian, kata dia, pihaknya terus menelusuri pelaku kasus pembunuhan ini. Selain itu, ada hasil penyelidikan polisi yang tak bisa diberitahukan kepada para awak media.
"Kami belum bisa mendapatkan nama (pelaku) dan mohon pengertian karena ada info penyelidikan tidak bisa dibuka ke publik," kata dia.
Satu orang berpeluang jadi tersangka
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya terus mengungkap pelaku kasus pembunuhan bocah PNF (9). Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Khrisna Murti mengatakan pihaknya telah menemukan DNA pelaku di dalam kaos kaki milik korban.
"Ada satu barang milik korban dan sudah dikonfirmasi ibu korban, di dalam barang itu ada DNA, barang itu adalah kaos kaki korban. Ini satu-satunya kaos kaki korban dan kadang bergantian dengan kakak korban," kata Khrisna saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (8/10).
Hasil Puslabfor, kata dia, belum menggambarkan peristiwa pidananya dan belum ketahuan lokasi dan waktu kejadian perkara. Saat ini, pihaknya dibantu oleh Mabes Polri untuk menelusuri lokasi.
"Satu saksi jadi potensial suspect. Kami juga melakukan upaya yang sangat keras dalam rangka mencari siapa tersangka, sehingga dapat ditetapkan orang tersebut sebagai tersangka dengan bukti yang akurat," kata dia.
(mdk/noe)