Paksa warga pindah ke Rusun Muara Baru, tahunya minim air
Akhirnya warga harus membeli air bersih dengan harga 1 tong Rp 12.000.
Warga Rusun Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, tengah gelisah. Sebab sejak Oktober 2014 lalu, mereka mulai kekurangan air bersih.
Mau tak mau, warga memanfaatkan Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya yang dikirim melalui truk tangki berkapasitas 4.000 liter. Nantinya, pasokan air bersih tersebut dimasukkan ke dalam wadah air berkapasitas 85 ribu liter yang terletak di belakang Blok 12.
Petugas Administrasi Peralatan PAM Jaya, Fajri Taufik mengakui, bersama seorang rekannya, Sugiyanton, setiap harinya memasok air sebanyak enam truk berkapasitas 24 ribu liter. Namun bila arus lalu lintas padat, mereka hanya mampu mengirim empat truk tangki berkapasitas 16.000 liter.
"Kayak hari ini, jalanan macet sekali. Biasanya jam 12 siang sudah dapat dua rit atau ngirim empat truk, sekarang baru satu rit," kata Taufik kepada wartawan di Rusun Muara Baru, Kamis (8/1).
Sementara itu, salah seorang warga Rusun Muara Baru Blok 12 lantai 1, Dwi Andriana (38), mengaku kecewa karena pasokan air bersih masih minim. Dwi mengungkapkan, di saat petugas mengirim enam truk air saja, ia masih kesulitan untuk mendapat air bersih. Sebab 24.000 liter air yang dipasok petugas, harus disalurkan ke 200 unit rusun yang terbagi dua blok di kawasan itu.
"Pas pasokan normal (enam truk) saja saya masih kesulitan dapat air. Paling hanya dapat empat ember berukuran sedang, apalagi sekarang hanya dipasok dua truk air saya bisa dapat setengah ember saja," kata Dwi.
Selain mengeluhkan minimnya pasokan air, Dwi juga menyayangkan lambatnya pendistribusian air oleh operator pompa. Menurut Dwi, air akan disuplai dari wadah ke unit warga saat pukul 16.00 WIB. Padahal, kata dia, warga membutuhkan air setiap saat.
"Kadang kalau air habis di pagi hari, saya beli air sebanyak satu tong seharga Rp 12.000. Kalau tidak begitu, yah saya mau membersihkan diri pakai air dari mana," keluhnya.