Polisi Ungkap Status Hukum Tiko Aryawardhana, Suami BCL yang Dilaporkan Dugaan Penggelapan Rp6,9 Miliar
Tiko Aryawardhana, suami BCL dilaporkan dugaan kasus penggelapan oleh mantan istrinya
Tiko Aryawardhana, suami BCL dilaporkan dugaan kasus penggelapan oleh mantan istrinya
- Suami BCL, Tiko Aryawardhana Kembali Penuhi Panggilan Polisi Bawa Bukti Bantah Penggelapan
- Pagi-Pagi, Tiko Aryawardhana Suami BCL Datangi Polres Jaksel Jalani Pemeriksaan Kasus Penggelapan Dana
- Kasus Dugaan Penggelapan Rp6,9 M Naik Penyidikan, Polisi Ungkap Status Tiko Suami BCL
- Suami BCL Dilaporkan Dugaan Penggelapan Dana Rp6,9 M, Polisi: Sudah Naik Penyidikan
Polisi Ungkap Status Hukum Tiko Aryawardhana, Suami BCL yang Dilaporkan Dugaan Penggelapan Rp6,9 Miliar
Polres Jakarta Selatan buka suara soal Tiko Aryawardhana, suami penyanyi Bunga Citra Lestari alias BCL yang dipolisikan. Tiko dilaporkan atas dugaan kasus penggelapan sebesar Rp6,9 miliar oleh AW, mantan istrinya.
Kasat Reskrim Polres Metro Jaksel, AKBP Bintoro membenarkan pelaporan tersebut. Bahkan, Bintoro mengungkap kasus telah naik tahap penyidikan.
Di samping itu, Bintoro juga membeberkan status hukum Tiko sebagai terlapor.
"Ada lima orang saksi (diperiksa)," kata Bintoro saat dikonfirmasi, Selasa (4/6).
Tiko, kata Bintoro, akan segera kembali dipanggil penyidik untuk dimintai keterangan.
Polisi telah memeriksa Tiko beberapa waktu lalu, dan kini akan melayangkan kembali pemanggilan setelah kasus naik ke tahap penyidikan.
"(Tiko) sudah (diperiksa). Nanti setelah proses penyidikan akan naik kita akan lakukan pemeriksaan lagi kepada yang bersangkutan," ujar dia.
Terpisah, Penasihat Hukum AW, Leo Siregar, menjelaskan, peristiwa ini terjadi pada periode sekitar tahun 2015 sampai dengan tahun 2021, di mana ketika itu, AW dan Tiko memutuskan untuk mendirikan sebuah perusahaan bernama PT Arjuna Advaya Sanjaya yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman.
"Awalnya klien kami dan Tiko memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman, di mana pada saat itu klien kami menjadi komisaris, sementara Tiko menjadi direktur, tapi untuk modal perusahaan seluruhnya dari klien kami,", kata Leo dalam keterangan tertulis, Selasa.
Leo mengatakan, kliennya pasif dan tidak berusaha untuk mencampuri pengurusan kegiatan usaha, sehingga Tiko memiliki kewenangan penuh dalam mengurus kegiatan usaha perusahaan termasuk dalam hal yang terkait dengan keuangan.
"Nah, kewenangan tanpa pengawasan ini yang kemudian kami duga menjadi celah bagi terlapor untuk melakukan perbuatan-perbuatan dengan iktikad yang tidak baik hingga akhirnya mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Klien kami selama ini taunya usaha lancar, tapi kok tiba-tiba di 2019 Tiko bilang usaha mau tutup karena tidak kuat bayar sewa. Loh, ini kan aneh", ujar dia.
Leo menerangkan, kecurigaan terkait dugaan penggelapan ini makin menguat ketika pada tahun 2021, AW menemukan ada 2 dokumen berupa profit and loss yang mencurigakan.
Di mana setelah membandingkan kedua dokumen tersebut, AW menemukan adanya dugaan bahwa laporan tersebut dimanipulasi untuk menyembunyikan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
"Dari situ kemudian klien kami melakukan audit investigasi melalui auditor independen dan didapatkan lah adanya temuan perihal penggunaan dana sebesar Rp 6,9 miliar yang tidak jelas peruntukkannya. Dan karena tidak ada itikad baik dari yang bersangkutan untuk memberikan klarifikasi dan penjelasan, maka Kemudian klien kami melaporkan peristiwa ini ke kepolisian," kata Leo.
Sementara itu, disinggung mengenai perkembangan laporan kepolisian yang sedang bergulir di Polres Jaksel, Leo menyampaikan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya kewenangan penyidikan kepada penyidik.
Dalam kasus ini, Tio disangkakan melanggar Pasalnya 374 KUHP tentang penggelapan dalam jabatan dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun hukuman pidana penjara.