Reka Ulang Kecelakaan Mahasiswa UI, Pensiunan Polisi Angkat Korban & Telepon Ambulans
Adegan dalam rekonstruksi ini agaknya berbeda dengan yang ramai diperbincangkan selama ini. Bahwa setelah mobilnya melindas Hasya, AKBP Eko menolak menolong korban.
Polisi menggelar rekonstruksi kasus kecelakaan yang menewaskan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), M Hasya Attalah Syahputra (18). Peristiwa 6 Oktober 2022 lalu ini turut menyeret AKBP (Purn) Eko Setio BW.
Ada sembilan adegan reka ulang yang diperlihatkan di lokasi. Adegan pertama, saat mobil merek Pajero yang dikemudikan oleh AKBP Eko melaju dari arah Lenteng Agung menuju Depok, Jawa Barat, dengan kecepatan 30 kilometer perjam.
-
Kapan lelang motor Omesh berakhir? Setelah nungguin sekitar 4 hari, akhirnya ada yang menang lelang dengan harga Rp 300 juta.
-
Apa itu Mobil Ketek? Mobil Ketek sendiri bentuknya seperti mobil berbodi jip, kemudian dengan tambahan aksen kayu. Transportasi tersebut populer pada tahun 1960-1980-an.
-
Kenapa detailing motor penting? Detailing motor berfungsi untuk membersihkan kotoran dan kerak yang sulit dibersihkan pada motor. Hal ini dilakukan agar motor lebih awet dan meminimalisir terjadinya karat maupun korosi.
-
Kapan motor harus diservis? Servis motor minimal dilakukan 1-2 bulan sekali, atau saat pemakaian sudah mencapai jarak tempuh 2000 km (untuk motor keluaran lama) dan jarak tempuh 5000 km (untuk motor keluaran baru).
-
Kapan pencurian motor itu terjadi? Peristiwa itu sebenarnya telah terjadi pada 16 Oktober 2020.Namun pelaku JM baru tertangkap di rumahnya setelah tiga tahun hidup di kebun untuk menghindari polisi.
Kemudian, saat di lokasi kejadian atau persis di depan Rental Playstation (PS) melintas Hasya dari arah berlawan. Ketika itu, Hasya disebut dalam kondisi oleng.
Metode Penyelidikan Pakai TAA
Korps Lalulintas (Korlantas) Polri menurunkan tim Traffic Accident Analysis (TAA) dalam rekonstruksi kasus kecelakaan yang menewaskan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), M Hasya Attalah Syahputra (18). Diketahui, kecelakaan yang melibatkan AKBP (Purn) Eko Setio BW ini terjadi pada 6 Oktober 2022 lalu.
"Ada Traffic Accident Analysisnya kita turunkan," kata Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi kepada wartawan, Kamis (2/2).
Ia menjelaskan, TAA ini bekerja untuk memastikan kejadian kecelakaan yang malam itu terjadi.
"Kita turunkan, kita pakai untuk memperkuat, memastikan simulasi sebenernya apa sih yang terjadi. Masih sempet nggak sih seseorang itu melakukan tindakan pencegahan, itu nanti akan terlihat di sana," jelasnya.
Kronologi Versi Keluarga
Gita Paulina, kuasa hukum keluarga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) M Hasya Atallah Syaputra (HAS) menyatakan bahwa sejauh ini ada dua versi berbeda terkait kronologi kecelakaan Hasya yang melibatkan pensiunan polisi. Pada mulanya, kata dia Hasya disebut jatuh karena menghindari genangan air. Namun, versi kedua dari kepolisian mengatakan Hasya jatuh karena menghindari kendaraan.
Kendati mencuat banyak versi kronologi, Gita menegaskan tim kuasa hukum dan keluarga akan tetap berpegang teguh pada kronologi temuan mereka.
Menurut Gita, saat itu motor Hasya mengerem lantaran ada motor lain yang lajunya melambat di depannya.
"Ya kami tentunya sesuai dengan kronologis yang kami punya ya. Ya itu di kronologi kan jelas ya bahwa ada motor melambat dan itu membuat dia harus mengerem," jelas Gita.
"Jadi nanti kami kalau kepolisian bilang ada genangan air, ini apa saya ga tahu polisi nyarinya dari mana, jadi kami juga enggak bisa menjelaskan kalau versi polisi," sambungnya.
Kronologi Versi BEM UI
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI membeberkan kronologi kecelakaan yang menimpa Hasya.
Saat itu, Hasya bersama beberapa orang temannya mengikuti pertandingan e-sport di ruangan FISIP UI dan menang. Kemudian, Hasya dan temannya hendak pergi ke indekos salah satu di antaranya.
Lantaran pintu akses keluar UI lewat Kukusan, Kota Depok ditutup, maka Hasya dan teman-temannya melewati akses Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mereka beriringan.
"Dalam perjalanan, tiba-tiba sebuah motor di depannya melaju lambat. Secara reflek, Hasya mengelak, kemudian mengerem mendadak sehingga motor Hasya jatuh ke sisi kanan," demikian keterangan BEM UI.
Tidak lama setelah terjatuh, dari arah berlawanan, mobil SUV yang dikemudikan mantan kapolsek Cilincing Eko Setio Budi Wahono melintas dan melindas korban. Seorang yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) mendatangi terduga pelaku dan meminta membantunya untuk membawa Hasya ke rumah sakit (RS). Namun, Eko Setio menolaknya.
Lantaran telat mendapatkan pertolongan, Hasya mengembuskan napas terakhir saat tiba di rumah sakit.
Keluarga Hasya Diintimidasi
Setelah kejadian itu, sejumlah upaya intimidasi yang dialami keluarga korban.
Dia menyebut, sejumlah orang tak dikenal sempat mendatangi rumah Hasya pada malam hari. Mereka diduga utusan dari terduga pelaku kecelakaan yang menewaskan mahasiswa UI tersebut.
"Ibunya Hasya cerita bahwa saya didatangi malam-malam. Jadi utusan dari terduga pelaku ini mendatangi rumah almarhum Hasya itu sekitar jam 10 malam," kata Gita di Sekertariat ILUNI UI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2023).
Gita menjelaskan, saat itu ibunda Hasya, Ira hanya sendirian di rumah. Kedatangan sejumlah orang tak dikenal itu membuat Ira merasa takut. Sayangnya, Gita tak menjelaskan secara rinci kejadiannya.
"Itu waktu kondisi ibu sendirian di rumah, tentunya sangat ketakutan ya didatangi oleh beberapa laki-laki dan tidak jelas maunya apa," ungkap dia.
Tak hanya sekali, lanjut Gita, orang tak dikenal itu kembali datang ke rumah keluarga Hasya. Kali ini, mereka bahkan mencoba untuk membuka pintu agar dapat masuk ke dalam rumah.
"Kemudian datang lagi waktu itu adiknya Hasya sedang sendirian. Ini malah masuk ke pekarangan, mencoba membuka masuk ke dalam pekarangan dan mencoba membuka pintu rumah," jelas dia.
Gita menilai, kejadian itu sebagai upaya memberikan tekanan dan intimidasi kepada keluarga Hasya terkait kasus kecelakaan maut tersebut.
"Nah terakhir yang kami ketahui seperti itu ya. Jadi upaya-upaya yang dilakukan diketahui kuasa hukum itu mereka berusaha ini lebih kepada di mata korban seperti pressure (tekanan), intimidasi, gitu," kata dia.
"Orang datang jam 10 malam kondisi rumah, dan lain-lain langsung masuk dan setelah itu tidak ada ya," tambahnya.
(mdk/lia)