Tebet Eco Park, Piknik di Tengah 'Hutan Beton' Jakarta
Lili sedari pagi sengaja memasak lebih banyak dibandingkan hari biasanya. Dia dan teman-temannya sudah merencanakan piknik di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan. Menikmati hijau alam di tengah kota Jakarta.
Rantang berisi aneka lauk, tumis sayur, nasi, sambal, siap disantap Lili (45) bersama dua temannya. Mereka memilih makan siang dengan suasana berbeda.
Lili sedari pagi sengaja memasak lebih banyak dibandingkan hari biasanya. Dia dan teman-temannya sudah merencanakan piknik di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan. Menikmati hijau alam di tengah kota Jakarta.
-
Kenapa Taman Edelweis Wonokitri menggunakan konsep ecopark? Mengutip laman Jadesta Kemenparekraf RI, Taman Edelweis menggunakan konsep ecopark yang berfokus pada upaya pengelolaan taman ramah lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam.
-
Di mana letak Agrowisata Bhumi Merapi? Ini merupakan tempat wisata edukasi yang terletak di lereng Gunung Merapi.
-
Apa yang ditawarkan oleh Situ Gede Eco Space? Situ Gede Eco Space menawarkan banyak kesan menarik bagi para pengunjung. Selain suasana berbalut panorama danau di tengah kota, Situ Gede Eco Space juga sangat menarik untuk dipilih sebagai lokasi bersantai menghabiskan waktu akhir pekan, khususnya sore hari.
-
Bagaimana cara ngabuburit sehat di Taman Eco Park? Rekomendasi ngabuburit sehat terakhir berada di Taman Eco Park, Jalan Pintu Air, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari. Di sini terdapat fasilitas jogging yang seru, dengan panjang hampir satu kilometer. Lalu setelah lelah berolahraga, tubuh bisa diistirahatkan di bantaran Sungai Cisadane karena keberadaannya yang tak jauh.
-
Dimana letak Taman Nasional Berbak Sembilang? Kawasan suaka margasatwa di Kabupaten Banyuasin ini sudah ditetapkan sejak tahun 1935 oleh gubernur Hindia Belanda pada waktu itu.
-
Dimana wisata Eco Green Park berada? Eco Green Park adalah salah satu tempat wisata Kota Malang yang bisa jadi pilihan untuk berlibur. Wisata Kota Malang yang terletak di Jalan Oro-oro Ombo, Kota Batu, ini memiliki beragam burung langka yang bisa dijumpai.
Tebet Eco Park, menjadi oase bagi warga di tengah himpitan ‘hutan’ beton di Jakarta.
Lili sejak lama mencari tahu tentang Tebet Eco Park. Mulai dari akses transportasi, parkir hingga fasilitas yang tersedia. Dia pun berkesimpulan, tak akan membawa kendaraan pribadi ke sana. Memilih menggunakan Transjakarta.
"Kapasitas lahan parkirnya sedikit, jadi kayaknya naik Transjakarta lebih enak," kata Lili.
Sesekali, Dian, teman Lili mendesis karena sambal jengkol yang dimasak cukup pedas. "Tapi nikmatnya memang begini, apalagi makannya di bawah pohon begini, adem," celetuk Dian.
Membawa perlengkapan piknik sambil menumpang transportasi umum bukan hal yang merepotkan bagi mereka. Beberapa hari sebelumnya, mereka telah membagi tugas, siapa membawa apa.
Lili yang berprofesi guru honorer itu menyampaikan syukur karena Jakarta akhirnya memiliki ruang terbuka hijau yang cukup luas.
©2022 Merdeka.com/Yunita Amalia
Dia mengaku bosan jika saban tahun, setiap kali libur lebaran hanya berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan TMR ataupun Ancol, dan tempat rekreasi buatan di Jakarta.
"Apalagi mal kayaknya sudah bukan zamannya saya berwisata ke mal, Jakarta punya taman seluas ini rasanya masya Allah," ungkapnya.
Pun dengan Widi (46) dan rekannya sesama guru. Beralaskan tikar berukuran 1,5 x 1,5 meter, menu makan siang dihidang untuk disantap bersama sanak keluarga.
"Sudah tidak perlu lagi jauh-jauh piknik ke Bogor, alhamdulillah Jakarta ada ruang terbuka hijau luas kayak gini," kata Widi.
Dalam ucapan syukurnya, ia menyinggung capaian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akhirnya menambah ruang terbuka hijau.
Berganti-ganti pimpinan Jakarta, Widi merasa Tebet Eco Park menjadi wujud serius Pemprov DKI memberikan wisata alam bagi warganya. "Akan ke sini terus sepertinya tiap pekan," kata Widi.
©2022 Merdeka.com/Yunita Amalia
Meski padat pengunjung di sisa musim libur lebaran tahun ini, petugas kebersihan dari Pemprov DKI terus berjaga untuk memastikan kondisi taman tetap kondusif dan bersih untuk dinikmati sebagai tempat piknik.
Para warga yang menggelar alas ataupun sekadar beristirahat di tempat sejuk, secara mandiri membuang atau membawa sampah masing-masing.
"Kalau sampai kotor, kemudian viral, pasti nanti jadi malah jadi ketat untuk piknik di sini," kata Gunawan, pria domisili Tanjung Barat tersebut.
(mdk/rnd)