1 Oktober Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Ini Bedanya dengan Hari Lahir Pancasila
Pancasila mempunyai kesaktian yang tidak dapat diganti dengan paham apapun. Inilah yang menjadi alasan adanya peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dirayakan setiap tanggal 1 Oktober.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang menjadi pedoman bagi seluruh bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila ini berisi lima sila yang masing-masing memuat nilai dan karakteristik bangsa Indonesia. Meskipun disusun pada masa awal kemerdekaan, namun Pancasila dapat diterapkan dan masih relevan hingga kehidupan saat ini.
Dalam hal ini, masing-masing sila dalam Pancasila mempunyai makna bijak dan mendalam yang perlu dipahami oleh setiap masyarakat Indonesia. Bukan hanya dipahami, makna masing-masing sila juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar terwujud kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa.
-
Siapa yang mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana kekeringan di Jateng? Namun Pak Suharyanto mengingatkan masyarakat bahwa meski tidak ada dampak El Niño, namun bencana kekeringan di Jawa Tengah masih mungkin terjadi, sehingga tetap perlu waspada.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
Selain memiliki kedudukan penting, Pancasila juga mempunyai kesaktian yang tidak dapat diganti dengan paham apapun. Inilah yang menjadi alasan adanya peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dirayakan setiap tanggal 1 Oktober. Bukan sekadar perayaan tanpa makna, Hari Kesaktian Pancasila dilatarbelakangi oleh peristiwa sejarah penting.
Tepat pada hari ini, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui bagaimana sejarah peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang kini telah memasuki peringatan ke-55. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dengan Hari Lahir Pancasila, yang sering kali dianggap sama.
Dari berbagai sumber, berikut kami merangkum sejarah peristiwa 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dan penjelasan lainnya, bisa Anda simak.
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila
Seperti disebutkan, peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober, dilatarbelakangi oleh peristiwa penting. Menurut sejarah, peringatan ini berkaitan dengan peristiwa Gerakan 30 September PKI, atau lebih dikenal dengan sebutan G30S/PKI. Ini merupakan peristiwa berdarah yang menyebabkan terbunuhnya enam perwira tinggi pangkat Jenderal, Kapten, dan beberapa orang lainnya.
Insiden ini disebut sebagai upaya pemberontakan oleh beberapa pengawal Istana yang dikenal dengan sebutan Pasukan Cakrabirawa. Pasukan ini dianggap memberikan dukungan terhadap Partai Komunis Indonesia yang saat itu berada di bawah komando Letkol Untung.
Kelompok tersebut secara sembunyi-sembunyi melakukan operasi dengan target beberapa Jenderal besar. Mulai dari Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/ Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi/ Panglima Angkatan Darat), Mayjen TNI Raden Suprapto (Panglima AD Bidang Administrasi/ Deputi II Menteri), Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Panglima AD Bidang Perencanaan dan Pembinaan/ Deputi III Menteri), Mayjen TNI Siswondo Parman (Panglima AD Bidang Intelijen/ Asisten I Menteri), Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Panglima AD Bidang Logistik/ Asisten IV Menteri), dan Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Oditur Jenderal Angkatan Darat/ Inspektur Kehakiman).
Beberapa hari kemudian, perwira-perwira tinggi tersebut ditemukan di sebuah lubang wilayah Pondok Gede pada tanggal 3 Oktober 1965. Lubang ini kemudian dikenal dengan sebutan lubang buaya. Sebenarnya, insiden tersebut ingin menyasar Jenderal TNI Abdul Harris Nasution, sebagai target utama. Namun Abdul Harris Nasution berhasil selamat dari peristiwa berdarah tersebut.
Sayangnya, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean dan Ade Irma Suryani Nasution menjadi korban yang terbunuh akibat salah sasaran. Selain itu, terdapat beberapa korban lain yang gugur dalam peristiwa ini, seperti Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/ Pamungkas, Yogyakarta), Kol. Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/ Pamungkas, Yogyakarta), dan Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal Kediaman Resmi Wakil Perdana Menteri II dr. J. Leimena).
Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dengan Hari Lahir Pancasila
Setelah mengetahui asal usul peristiwa 1 Oktober yang diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, berikutnya akan dijelaskan perbedaan peringatan ini dengan Hari Lahir Pancasila. Peringatan Hari Kesaktian Pancasila memang sering kali dikaitkan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila. Tak jarang, sebagian masyarakat menganggap keduanya adalah peringatan yang sama.
Meskipun sama-sama menggunakan kata Pancasila dan diperingati pada tanggal 1, namun Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila adalah dua hal yang berbeda. Hari Lahir Pancasila adalah peringatan nasional yang dirayakan untuk mengenang hari pencetusan Pancasila oleh Ir. Soekarno. Peringatan ini dirayakan setiap tanggal 1 Juni, yang diambil dari hari lahir Bung Karno, sang Penggali Pancasila.
Hari Lahir Pancasila kemudian ditetapkan sebagai hari libur nasional setiap tahunnya. Berbeda dengan Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober. Peringatan ini diadakan untuk mengenang insiden berdarah yang menyebabkan kematian tragis enam perwira tinggi pada peristiwa G30S/PKI.
Pada peristiwa G30S/PKI, sekelompok yang diduga mendukung Partai Komunis Indonesia melakukan penculikan sekaligus pembunuhan pada beberapa perwira tinggi tersebut. Biasanya, pada tanggal 30 September, masyarakat Indonesia mengibarkan bendera setengah tiang sebagai simbol duka dari peristiwa yang terjadi.
Kemudian, pada tanggal 1 Oktober bendera Indonesia kembali dikibarkan secara penuh untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Di mana peringatan ini memberikan pelajaran bagi setiap masyarakat Indonesia, bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar negara tetapi juga sebagai ideologi yang tidak bisa digantikan dengan paham apapun. Sehingga diharapkan seluruh bangsa Indonesia dapat memaknai Pancasila dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari agar cita-cita pendiri bangsa bisa terwujud.