23 November Peringati Hari Penghargaan Buruh di Jepang, Ini Sejarahnya
Seperti di Jepang, terdapat peringatan khusus untuk hal ini setiap tanggal 23 November. Peringatan yang dinamai Hari Penghargaan Buruh ini konon pertama kali dirayakan pada tahun 1948 saat masa Perang Dunia II. Namun, jauh sebelum itu, masyarakat Jepang pada zaman pemerintahan kaisar pertama, sudah memiliki tradisi ini
Manusia merupakan salah satu sumber daya yang selalu dibutuhkan dalam setiap industri bisnis. Dalam hal ini, manusia memberikan tenaga atau keahlian yang dimiliki untuk membantu pengerjaan proses produksi. Terlebih di awal-awal perkembangan era industri, tenaga manusia menjadi satu-satunya sumber kekuatan produksi setiap perusahaan.
Meskipun kini sudah banyak teknologi-teknologi canggih yang dapat melakukan proses produksi, namun jasa dari tenaga-tenaga manusia tidak bisa dilupakan begitu saja. Bahkan dapat dikatakan, tanpa tenaga manusia industri dunia tidak dapat maju dan berkembang seperti saat ini. Tidak salah jika para buruh patut mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat.
-
Siapa yang mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana kekeringan di Jateng? Namun Pak Suharyanto mengingatkan masyarakat bahwa meski tidak ada dampak El Niño, namun bencana kekeringan di Jawa Tengah masih mungkin terjadi, sehingga tetap perlu waspada.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
Seperti di Jepang, terdapat peringatan khusus untuk hal ini setiap tanggal 23 November. Peringatan yang dinamai Hari Penghargaan Buruh ini konon pertama kali dirayakan pada tahun 1948 saat masa Perang Dunia II. Namun, jauh sebelum itu, masyarakat Jepang pada zaman pemerintahan kaisar pertama, sudah memiliki tradisi ini untuk merayakan kerja keras pada buruh petani.
Hingga kini, peringatan Hari Penghargaan Buruh ini masih terus dilakukan setiap tahun. Lalu bagaimana sejarah dan apa saja tujuan yang mendasari perayaan ini. Dilansir dari National Today, berikut kami merangkum peristiwa 23 November atau peringatan Hari Penghargaan Buruh di Jepang, bisa Anda simak.
Sejarah Hari Penghargaan Buruh
Menurut sejarah, tradisi perayaan untuk memberikan penghargaan buruh di Jepang sudah ada sejak masa pemerintahan Kaisar Jimmu, kaisar pertama Jepang. Perayaan ini berakar pada festival panen kuno yang dikenal sebagai Niiname-sai. Festival Niiname-sai ini tidak lain untuk merayakan kerja keras pertanian di setiap tahun dan mendedikasikan upacara panen untuk para dewa. sebagai bentuk syukur.
Dari tradisi tersebut, perayaan untuk menghargai kerja keras para petani masih terus dilakukan hingga masa pemerintahan Kaisar Tenmu, yaitu kaisar keempat puluh yang memimpin Jepang. Kemudian, Hari Penghargaan Buruh modern didirikan pada tahun 1948, setelah Perang Dunia II.
Pada hari perayaan ini, anak-anak sekolah menyiapkan kartu dan hadiah untuk dibagikan kepada orang-orang yang bekerja di sektor tenaga kerja. Tradisi ini dilakukan tidak lain untuk menunjukkan penghargaan atas pekerjaan dan kontribusi mereka kepada negara.
Selain itu, bagi perusahaan perayaan ini dilakukan dengan memberikan penghargaan atas prestasi yang diberikan oleh para pekerja. Meskipun zaman sudah berkembang, namun akar dari perayaan ini masih tetap dilestarikan. Di mana tradisi Niiname-sai masih dirayakan oleh Keluarga Kekaisaran.
Tujuan Hari
Setelah mengetahui sejarah Hari Penghargaan Buruh di Jepang yang diperingati setiap tanggal 23 November, terakhir perlu diketahui tujuan apa saja yang mendasari peringatan ini. Tujuan yang pertama, tentu saja untuk memberikan penghargaan bagi pekerja-pekerja buruh yang berkontribusi membangun negara Jepang.
Para buruh patut mendapatkan apresiasi tinggi karena telah mencurahkan waktu dan tenaganya untuk mendukung roda perekonomian negara berjalan dengan baik. Bahkan, dikatakan bahwa para buruh adalah urat nadi bagi kehidupan masyarakat, bukan hanya Jepang tetapi seluruh dunia.
Tujuan yang kedua dari peringatan Hari Penghargaan Buruh di Jepang yaitu untuk menyoroti praktik sejarah dan budaya yang telah ada sejak lama. Adalah perayaan Niiname-sai kuno, tradisi yang dilakukan masyarakat Jepang zaman dahulu untuk menghargai kerja keras pertanian. Di mana para pekerja atau buruh tani melakukan upaya terbaik untuk menghasilkan panen yang melimpah bagi negara.
Dengan peringatan ini, masyarakat Jepang yang hidup di era ini, diajak untuk menilik sejarah budaya yang kaya akan nilai-nilai sosial. Dengan pengetahuan sejarah yang lebih luas, tentu akan membangun masyarakat yang bijak dalam memandang kesuksesan perkembangan zaman saat ini. Ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat Jepang untuk berterima kasih pada para buruh yang telah bekerja keras membangun negara.