3 Fakta Santri di Sragen Meninggal Dianiaya Senior, Ibu Korban Curhat ke Hotman Paris
Seorang santri Ponpes Ta'mirul Islam Sragen meninggal dunia akibat dianiaya senior pada November 2022. Ibu korban yang merasa aparat penegak hukum tak kunjung memberikan keadilan atas kematian anak semata wayangnya itu nekat pergi ke Jakarta untuk menemui Hotman Paris.
Kekerasan di pondok pesantren acapkali terjadi karena adanya faktor senioritas yang kental. Biasanya, korban merupakan santri junior sementara pelaku adalah santri senior. Budaya senioritas di pondok pesantren ini telah menelan banyak korban jiwa, tidak hanya di lembaga pendidikan berbasis agama yang kecil dan jauh dari sorotan tetapi juga di pondok pesantren terkenal seperti Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) Amanatul Ummah dan Ponpes Modern Gontor.
Nahasnya, proses keluarga korban mendapatkan keadilan atas kematian anggota keluarganya akibat dianiaya senior di pondok pesantren sering tidak mudah. Hal ini pula yang dialami Jum, seorang ibu dari seorang santri Ponpes Ta’mirul Islam Kabupaten Sragen yang meninggal akibat dianiaya senior.
-
Apa yang diraih pasangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? Prabowo-Gibran meraih 53,07 persen suara di Jawa Tengah, adapun Ganjar-Mahfud 34,34 persen.
-
Di mana saja wilayah Jawa Tengah yang masuk status waspada kekeringan? Selain Cilacap, ada 10 kabupaten lain di Jawa Tengah yang juga berstatus waspada kekeringan meteorologis yaitu Kebumen, Purworejo, Blora, Demak, Grobogan, Rembang, Kendal, Klaten, Sukoharjo, dan Wonogiri.
-
Siapa yang menanggapi santai atas kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai atas kemenangan telak yang diraih pasangan Prabowo Subianto-Gibran di Jawa Tengah.
-
Apa saja jenis pelanggaran pemilu yang terjadi di Jawa Tengah? “Data penanganan dugaan pelanggaran Pemilu 2024 di Jateng per 15 Juni 2023 menunjukkan bahwa 16 dugaan pelanggaran yang terbukti itu terdiri dari dua pelanggaran jenis administrasi, 10 pelanggaran jenis kode etik penyelenggara pemilu, serta empat pelanggaran hukum lainnya,”
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kapan puncak kemarau di Jawa Tengah? “Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,” kata Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengutip YouTube Liputan6 pada Kamis (24/8).
“November 2022 seorang santri asal Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tewas setelah dianiaya seniornya pada sebuah pondok pesantren di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Alasan penganiayaan karena korban tak melakukan piket kamar,” tulis akun Instagram @aboutngawi, Sabtu (15/4/2023).
Sejak November 2022 hingga kini, Polres Sragen tidak melakukan penahanan terhadap pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban meregang nyawa. Ibu korban yang merasa aparat penegak hukum tak kunjung memberikan keadilan atas kematian anak semata wayangnya itu nekat pergi ke Jakarta untuk menemui pengacara kondang Hotman Paris.
“Ibu datang ke Hotman Paris untuk mencari keadilan karena pelaku masih belum ditahan dengan alasan di bawah umur,” lanjut @aboutngawi.
Curhat ke Hotman Paris
Saat memutuskan pergi ke Jakarta demi menemui Hotman Paris, setiap hari Jum dan suaminya mendatangi Kopi Joni, usaha milik Hotman. Dia berharap suatu saat Hotman Paris muncul di kedai kopinya dan ia bisa mencurahkan isi hatinya. Benar saja, setelah beberapa hari menunggu, Jum dan suaminya akhirnya bertemu Hotman Paris di Kopi Joni.
Pada pertemuan tersebut, Jum menceritakan bahwa Polres Sragen belum menahan pelaku dan dua orang terduga provokator. Jum juga menyinggung kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy dan menyeret Agnes, anak di bawah umur yang sudah dijatuhi vonis hukuman tahanan. Dia mempertanyakan alasan Polres Sragen tidak menahan terduga pelaku dan berdalih yang bersangkutan masih di bawah umur.
“Ibu ini sudah berhari-hari datang ke Jakarta, tiap malam ke Kopi Joni menunggu saya. Bapak Kapolda Jateng, Kapolres Sragen, saya yakin akan memberikan atensi pada kasus ini. Ibu ini orang biasa, dia protes kenapa dua provokator belum ditahan, kenapa pelaku utama sejak penyidikan juga tidak ditahan padahal sudah 17 tahun,” ungkap Hotman Paris, dikutip dari akun Instagramnya @hotmanparisofficial, Sabtu (15/4).
Keterangan Kepolisian
Sementara itu, pihak Humas Polres Sragen mengaku telah menangani kasus meninggalnya santri Ponpes Ta’mirul Islam Sragen tersebut secara profesional dan prosedural.
“Kami dari Humas Polres Sragen menyampaikan fakta hukum yang ada sehingga masyarakat tidak menjadi bingung atau mendapat berita kurang benar,” komentar @agungstmd pada unggahan video di akun Instagram Hotman Paris.
Agung mengungkapkan, saat kejadian penganiayaan, pelaku berusia 16 tahun 8 bulan. Berkaitan dengan pasal 32 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, penahanan anak sebagai upaya terakhir apabila memperoleh jaminan dari orang tuanya atau walinya.
Alasan berikutnya, pelaku tidak ditahan karena selama proses penyidikan yang bersangkutan kooperatif terhadap penyidik.
“Selalu absen pada hari Senin dan Kamis di Polres Sragen dengan permohonan permintaan tidak ditahan serta sanggup sewaktu-waktu hadir apabila dibutuhkan dalam proses penyidikan menjadi alasan subjektif penyidik terhadap pelaku (anak) tidak dilakukan penahanan,” lanjut Agung.
Namun demikian, proses penyidikan perkara tetap berjalan sesuai prosedur sebagaimana mestinya sampai dengan pelimpahan Pelaku anak beserta Barang buktinya ke Kejaksaan. Saat ini, perkara sudah pada tahap persidangan dan Polres Sragen akan tetap menunggu perkembangan fakta-fakta persidangan.
“Mana kala ada pihak lain terbukti turut serta ikut melakukan dan dapat dimintai pertanggung jawaban pidana, maka akan kami tidak lanjuti dan kami proses sebagaimana mestinya,” pungkas dia.
Warganet Ikut Geram
©2023 Merdeka.com/ARHA CHANNEL OFFICIAL
Kasus penganiayaan santri hingga meninggal dunia di Ponpes Ta’mirul Islam Kabupaten Sragen itu ramai diperbincangkan warganet usai pertemuan ibu korban dengan Hotman Paris.
“Giliran kasus RAT aja gercep bahkan provokatornya pun langsung ditahan, emang polisi kerja based on viral dulu. Heran,” komentar pemilik akun Instagram @3eh**
“Mohon dibantu Bang Hotman Paris, ibu ini orang enggak punya (kurang secara ekonomi), warga Kedunggalar Kabupaten Ngawi,” tulis @teguh**
“Inilah kenapa sekarang masyarakat yang butuh keadilan merasa yakin lapor ke Kopi Joni dibanding ke kantor polisi,” komentar @she**
“Semoga diberikan keadilan yang seadil-adilnya buat pelaku dan diberi tempat di sisi Allah buat ponakanku,” tulis pemilik akun Instagram @desty**