6 Makna Rukun Ibadah Haji, Ajarkan Nilai-nilai Kemanusiaan
Dari beberapa hal tersebut, ternyata terdapat makna rukun haji yang penuh dengan kebaikan. Beberapa rukun haji yang dilakukan oleh setiap jamaah pun memberikan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteladani.
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang dapat dilakukan oleh seluruh umat muslim yang sudah mampu. Artinya, pelaksanaan ibadah haji ini tidak bersifat wajib melainkan sunnah bagi siapa saja yang telah mampu secara finansial.
Dengan begitu, tidak ada hukuman bagi yang belum dapat menunaikannya, dan berkah pahala bagi yang dapat melaksanakannya. Seluruh umat muslim yang mampu, dapat menunaikan ibadah haji di setiap tahunnya, tepatnya di bulan Dzulhijjah.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Siapa yang mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana kekeringan di Jateng? Namun Pak Suharyanto mengingatkan masyarakat bahwa meski tidak ada dampak El Niño, namun bencana kekeringan di Jawa Tengah masih mungkin terjadi, sehingga tetap perlu waspada.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Bagaimana warga Jateng merayakan kemenangan Timnas Indonesia? Setelah pertandingan selesai, mereka larut dalam euforia. Beberapa warga menyalakan kembang api untuk merayakan kemenangan bersejarah itu.
Ibadah haji ini bisanya dilakukan dengan beberapa kegiatan atau disebut juga dengan rukun haji. Mulai dari mengenakan kain ihram berwarna putih, mengelilingi Ka’bah tujuh kali (thawaf), tujuh kali berlari-lari kecil dari Shofa ke Marwah, mencukur rambut (tahalul), melempar jumrah, bermalam di Mina, Muzdalifah, dan mengunjungi Madinah.
Dari beberapa hal tersebut, ternyata terdapat makna rukun haji yang penuh dengan kebaikan. Beberapa rukun haji yang dilakukan oleh setiap jemaah pun memberikan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteladani. Masing-masing rukun haji ini juga mengandung alasan filosofis yang bisa menjadi pembelajaran kehidupan bagi siapa saja yang memahaminya.
Untuk itu, kami akan memberikan beberapa ulasan mengenai makna rukun ibadah haji berikut. Dilansir dari NU Online, berikut penjelasan lengkapnya.
Mengenakan Pakaian Ihram
©2020 Merdeka.com
Makna rukun ibadah haji yang pertama yaitu saat mengenakan pakaian ihram. Dalam hal ini, setiap jemaah haji wajib mengenakan kain putih yang dililitkan untuk menutupi tubuh secara seragam.
Ini dapat dimaknai bahwa seluruh umat manusia sebagai ciptaan Allah mempunyai kedudukan yang sama. Tidak lagi dibedakan dari status sosial, ekonomi, profesi, atau yang lainnya.
Bahwa semua umat di mata Allah adalah sama. Satu-satunya hal yang membedakan satu orang dengan orang lainnya tidak lain adalah ketakwaannya kepada Allah SWT.
Larangan Saat Memakai Ihram
Makna rukun ibadah haji selanjutnya dapat dimaknai dari berbagai larangan yang tidak boleh dilakukan saat memakai kain ihram. Di sini, seluruh jemaah haji yang telah berpakaian ihram dilarang menyakiti dan membunuh binatang, mencabut pepohonan, hingga menumpahkan darah.
Syariat ini dapat memberikan pelajaran bahwa sesama makhluk hidup ciptaan Allah harus saling menjaga, tidak merusak, dan tidak saling menjatuhkan. Selain itu, sesama makhluk ciptaan-Nya harus bersama-sama mencapai tujuan kebaikan untuk mendapat ridho Allah.
Selain itu, jemaah haji juga dilarang untuk memakai wewangian, memakai perhiasan, serta bercumbu atau kawin. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia bukan semata-mata materi dan nafsu melainkan sebagai kondisi jiwa jiwa yang kuat dan senantiasa memuji kebesaran dan kesucian Allah.
Mengunjungi Kabah
©2020 Merdeka.com
Makna rukun ibadah haji berikutnya yaitu saat mengunjungi Ka’bah. Dalam hal ini, seluruh umat muslim perlu memberikan hormat kepada Nabi Ismail, putera Nabi Ibrahim yang telah membangun Ka’bah sebagai tempat suci Allah. Bukan hanya itu, umat muslim juga harus meneladani sikap baik, kuat, dan taat dari seorang Siti Hajar, yang tidak lain adalah Ibu dari Nabi Ismail.
Sebagai perempuan berkulit hitam dan budak miskin, Siti Hajar adalah seseorang yang mempunyai kemuliaan hati dan keimanan yang tinggi kepada Allah. Sehingga dalam hal ini terlihat jelas bahwa kedudukan seorang umat yang baik di mata Allah diukur dari ketaatan, ketakwaan, dan kedekatannya kepada Allah. Bukan dari status sosial, keturunan ras, maupun keadaan ekonominya.
Thawaf dan Sai
Makna rukun ibadah haji juga terdapat dalam kegiatan thawaf dan sa’i. Dalam hal ini, selesai melakukan thawaf seluruh jemaah haji biasanya berkumpul dan berbaur menjadi satu dengan yang lain. Ini memberikan arti kebersamaan untuk menuju satu tujuan yang baik, yaitu senantiasa mendapat keridhoan Allah.
Selain itu, dalam ibadah sa’i seluruh umat muslim diwajibkan berjalan atau berlari-lari kecil dari Shofa ke Marwah. Kegiatan ini dilakukan untuk menghargai dan merasakan perjuangan Siti Hajar yang berupaya memperoleh mukjizat kehidupan untuk sang Anak Ismail yang sedang kehausan.
Dari hal ini, umat muslim perlu menyadari bahwa anugerah yang datang dari Allah bisa didapatkan setelah melakukan perjuangan dan usaha keras. Sebab Allah tidak akan menurunkan anugerah bagi orang yang bermalas-malasan.
Berkumpul di Padang Arafah
©AFP/Fethi Belaid
Makna rukun ibadah haji selanjutnya didapat dari kegiatan berkumpul di padang Arafah. Tempat ini tidak lain merupakan tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa setelah lama terpisah.
Di tempat inilah, seharusnya manusia menemukan jati diri dari perjalanan hidupnya. Sehingga bisa senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Sang Maha Pencipta.
Selain itu, padang Arafah ini manusia diajarkan perilaku yang ‘arif (sadar) dan mengetahui. Di mana semakin manusia mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.
Melempar Jumrah
Makna rukun ibadah haji yang terakhir yaitu melempar jumrah. Kegiatan ini dilakukan jemaah hari dari Mekkah ke Muzdalifah kemudian menuju ke Mina. Di tempat tersebut, jemaah haji dapat melempar batu-batu kecil sebagai simbol untuk memerangi setan dan godaannya pada diri manusia.
Di Muzdalifah, jemaah haji dapat mengumpulkan batu-batu kecil sebagai senjata untuk melawan setan. Kegiatan ini dilakukan tepat di malam harinya.
Kemudian batu tersebut akan dilemparkan saat sampai di Mina untuk melampiaskan kebencian dan kemarahan terhadap setan yang sering mengganggu dan menggoda manusia.