Air Banjir di Kudus Berwarna Hitam dan Berbau Menyengat, Ini Penjelasan Pemkab
Banjir di Kudus mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pasalnya air banjir yang menggenangi rumah warga itu berwarna hitam dan mengeluarkan bau menyengat. Mengapa bisa begitu?
Pada Kamis (5/2), cakupan banjir di Kudus semakin meluas. Hal ini membuat warga yang sebelumnya ingin tetap bertahan akhirnya memilih mengungsi.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus, Budi Waluyo mengatakan banjir menggenangi lima desa yaitu Desa Payaman, Termulus, dan Kirig di Kecamatan Mejobo. Serta Desa Karangrowo dan Ngemplak di Kecamatan Undaan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Namun tak hanya kelima desa itu, banjir juga melanda Desa Jati Wetan, Kota Kudus. Bahkan banjir yang terjadi di desa itu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Lantaran air banjir yang menggenangi rumah warga itu berwarna hitam dan mengeluarkan bau menyengat.
Mengapa bisa demikian? Berikut selengkapnya:
Penjelasan Pemkab Kudus
©jatengprov.go.id
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan untuk memastikan penyebab banjir yang berwarna hitam dan mengeluarkan bau menyengat itu, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium. Dia menerangkan, sampel air dari banjir itu sedang diteliti oleh Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH). Hal inilah yang membuatnya belum bisa memberi keterangan lebih lanjut.
“Kita belum tahu penyebabnya dari mana. Untuk di sekitar sini, yang terdekat adalah Pabrik Pura. Tapi Pabrik Pura sudah dikontrol terkait pengolahan limbah. Baru ada penelitian dari dinas PKPLH. Untuk uji labnya tidak bisa keluar segera, paling setelah satu minggu baru keluar hasilnya,” ungkap Hartopo dikutip dari Jatengprov.go.id pada Jumat (5/2).
Pabrik Sudah Beri Bantuan
Namun walau belum tahu penyebabnya, Hartopo mengatakan bahwa PT Pura telah ikut memberikan bantuan terkait penyedotan air banjir. Sementara itu dari pemerintah juga memberi bantuan berupa pompa air yang mampu menyedot air sebanyak 1.200 liter per detik. Pompa itu akan menyedot air banjir menuju Sungai Wulan yang dinilai paling dekat dengan lokasi.
“Dalam hal ini, PT Pura merasa punya tanggung jawab walaupun belum bisa untuk justifikasi. Mereka akan memberi penyedotan air di sini. Pompa sodetan dari sini ke Sungai Wulan pun sudah kita buka,” ungkap Hartopo.
Selain itu, Hartopo mengatakan bahwa keberadaan dapur umum tetap aktif agar para pengungsi terpenuhi kebutuhan pangannya. Dapur umum yang berada di Balai Desa Payaman misalnya, mampu memproduksi sebanyak 1.000 bungkus nasi bungkus per hari.
©jatengprov.go.id