Anti Banjir dan Tahan Gempa, Ini Keunikan Rumah Apung Tambaklorok di Semarang
Rumah apung ini telah rampung dibangun dan diresmikan pada tahun 2016 silam
Rumah apung ini telah rampung dibangun dan diresmikan pada tahun 2016 silam
Anti Banjir dan Tahan Gempa, Ini Keunikan Rumah Apung Tambaklorok di Semarang
Di pesisir Kota Semarang, terdapat sebuah rumah unik yang mengapung di atas air. Namanya rumah apung Tambaklorok.
Rumah apung ini telah rampung dibangun dan diresmikan pada tahun 2016 silam. Namun saat itu perawatan dan pengelolaannya masih berada di bawah Kementerian PUPR.
-
Kapan Rumah Hantu Malioboro buka? Objek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 22.00.
-
Bagaimana Rumah Rungko dibangun? Rumah Rungko ini dibangun menggunakan kayu pilihan dan proses penebangannya memakan waktu hingga bertahun-tahun. Hal ini disebabkan masyarakat Kluet menggunakan parang untuk menebang pohon. Apabila parang tersebut terjatuh, maka tidak boleh dilanjutkan karena tidak diizinkan oleh Tuhan.
-
Kenapa rumah tersebut ambruk? Tampak rumah tersebut tiba-tiba ambruk. Selain itu, reaksi anaknya pun curi perhatian.
-
Apa saja yang ada di ruang tamu Rumah Doyok? Eksterior Rumah Doyok Ruang Tamu yang Sederhana Perabot dan Hiasan Dinding Rumah Dua Lantai Ruang Makan Jadul Area Wastafel dan Penyimpanan Ruang Keluarga untuk Bersantai Kamar Tidur yang Sederhana
-
Bagaimana bentuk rumah adat Julang Ngapak di Kampung Sempurmayung? Secara filosofis, Julang Ngapak menggambarkan bentuk atap yang menyerupai seekor burung yang tengah mengepakkan sayapnya. Bentuk atapnya tampak melebar, dengan bagian dengan dan belakangnya memiliki motif berbentu “X” sebagai gambaran dari kepala dan ekor burung.
-
Apa itu rumah paku? Rumah paku mulai jadi perbincangan pada 2001 setelah ada rumah 5 lantai yang berdiri di tengah jalan tol di provinsi Zhejiang, Cina. Rumah tersebut milik pasangan lansia yang menolak digusur karena tak sepakat dengan nilai kompensasi dan tempat relokasi yang ditawarkan pengembang.
Rumah ini menjadi contoh konstruksi rumah di wilayah pasang surut yang anti banjir dan gempa karena bisa mengapung mengikuti tinggi permukaan air.
Rumah apung ini merupakan rumah tanpa pondasi. Struktur rumah berdiri dengan alas tongkang yang mengapung di atas permukaan air. Rumah yang dibangun dengan anggaran Rp1 miliar itu merupakan eksperimen dari Kementerian PUPR.
“Maintenance rumah ini juga sangat murah. Jadi selama delapan tahun ini tidak ada indikasi keretakan apa-apa untuk fondasinya. Walaupun ini masih tahap uji coba, tapi setelah berjalan delapan tahun, fondasinya masih baik,” kata KA Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur PUPR, Panji Krisna.
Pada tahun 2024 ini, Kementerian PUPR menyerahkan asset rumah apung itu pada Pemkot Semarang. Sesuai rencananya rumah apung itu akan digunakan untuk fasilitas umum dan sosial seperti tempat pertemuan warga.
Sedangkan di lantai dua rumah tersebut digunakan sebagai perpustakaan anak. Dengan penyerahan asset itu pemeliharaan dan pengelolaan rumah apung seutuhnya menjadi tanggung jawab Pemkot Semarang.
Pemkot Semarang sendiri belum tahu nantinya rumah apung itu akan dijadikan sebagai apa. Namun salah satu alternatif, rumah tersebut akan digunakan sebagai obyek wisata.
“Setelah diserahkan harus dipercantik. Karena ini masih kosong. Saya minta yang pertama ada WiFi. Jadi kalau orang ke sini yang mau datang anak-anak yang mau baca buku di atas. Tapi yang lain tidak bisa memanfaatkan,” kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dikutip dari YouTube Liputan6 pada Jumat (31/5).
- Kebakaran di Jakut, Satu Keluarga Tewas Terjebak Api saat Ingin Melompat Keluar Rumah
- 4.483 Rumah Rusak Dampak Gempa Bumi Kabupetan Bandung, Tersebar Hingga Purwakarta & Kabupaten Bogor
- Semarang Banjir, Wali Kota Minta Maaf ke Masyarakat: Harusnya Puasa Bisa Ibadah dengan Khusyuk
- Seribu Lebih Rumah Terendam Banjir Usai Hujan Sepekan, Jambi Siaga Tiga
Di Indonesia, teknologi rumah apung sendiri sebenarnya bukanlah hal baru. Selama ratusan tahun rumah apung ini dikenal oleh masyarakat yang hidup di sepanjang sungai-sungai besar Sumatra dan Kalimantan.
Rumah apung itu beralaskan drum berisi udara yang ditambatkan ke tiang yang ditancapkan di pinggir sungai.
Dengan cara ini, meski muka air sungai naik, penghuni rumah apung tidak akan bisa merasakan kebanjiran karena rumah akan mengapung mengikuti naiknya permukaan air.