Bahaya Sikap Rasisme pada Kesehatan Mental Korban, Jangan Disepelekan
Dalam hal ini, terdapat berbagai bahaya sikap rasisme yang berpengaruh pada kesehatan mental korban. Ini menjadi hal penting yang perlu diketahui masyarakat agar bisa lebih bijak dalam melihat setiap perbedaan yang ada di masyarakat.
Seperti diketahui, manusia memang diciptakan dengan berbagai macam perbedaan. Di mana masyarakat di berbagai belahan dunia mempunyai karakteristik fisik yang berbeda-beda sesuai dengan gari ras turun-temurun yang di wariskan sebelumnya. Hal ini seharusnya dipahami sebagai suatu hal yang wajar dan normal sehingga masyarakat bisa hidup berdampingan dengan segala perbedaan yang ada.
Namun sayangnya, masalah rasisme masih menjadi masalah klasik yang muncul di masyarakat. Tidak jarang, di beberapa negara dengan penduduk yang sangat beragam konflik rasisme masih berkembang. Masalah ini semakin diperburuk dengan berkembangnya stigma masyarakat yang menjadi mayoritas terhadap penduduk minoritas yang ada di negara tersebut.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Siapa yang mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana kekeringan di Jateng? Namun Pak Suharyanto mengingatkan masyarakat bahwa meski tidak ada dampak El Niño, namun bencana kekeringan di Jawa Tengah masih mungkin terjadi, sehingga tetap perlu waspada.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Bagaimana warga Jateng merayakan kemenangan Timnas Indonesia? Setelah pertandingan selesai, mereka larut dalam euforia. Beberapa warga menyalakan kembang api untuk merayakan kemenangan bersejarah itu.
Di mana kaum minoritas yang sering menjadi korban sikap rasisme mendapatkan berbagai macam ujaran kebencian yang menyakitkan. Dalam hal ini, terdapat berbagai bahaya sikap rasisme yang berpengaruh pada kesehatan mental korban. Ini menjadi hal penting yang perlu diketahui masyarakat agar bisa lebih bijak dalam melihat setiap perbedaan yang ada di masyarakat.
Dengan memberikan edukasi yang baik bagi masyarakat, dapat membantu meningkatkan kesadaran untuk saling bersikap toleran kepada sesama manusia. Sehingga masyarakat dapat hidup damai dan setara, tanpa ada pihak yang mendominasi dan pihak yang terpojokkan.
Melansir dari Medical News Today, berikut kami merangkum bahaya sikap rasisme pada kesehatan mental dan berbagai informasi penting lainnya yang perlu diketahui.
Bahaya Sikap Rasisme pada Kesehatan Mental
©Shutterstock.com/ra2studio
Seperti yang telah disebutkan, terdapat beberapa bahaya sikap rasisme pada kesehatan mental korban yang perlu diketahui. Dalam hal ini, sikap rasisme sering kali didapatkan oleh penduduk minoritas yang ada atau tinggal di suatu negara. Di mana penduduk minoritas kerap mendapatkan pandangan negatif hingga perlakuan tidak pantas yang seharusnya tidak dilakukan oleh siapapun, termasuk penduduk mayoritas.
Berikut beberapa bahaya sikap rasisme pada kesehatan mental korban yang dapat terjadi:
- Depresi
- Kegelisahan
- Gangguan stres pasca-trauma (PTSD)
- Gangguan penyalahgunaan zat
- Pikiran untuk bunuh diri
Beberapa dampak buruk tersebut dapat terjadi dalam berbagai cara. Misalnya, gejala kecemasan atau kegelisahan muncul setelah mendapatkan pengalaman rasis seperti ujaran kebencian. Dampak ini juga bisa terjadi sebagai akibat tidak langsung dari ketidaksetaraan yang lebih luas di masyarakat.
Berdasarkan penelitian pada tahun 2015, meskipun sikap rasisme dapat mempengaruhi kesehatan fisik korban, namun ditemukan bahwa dampak rasisme memiliki pengaruh dua kali lebih besar pada kesehatan mental. Dengan begitu, konflik ini harus segera diakhiri di masyarakat agar setiap manusia dapat hidup dengan damai dan setara.
Efek Jangka Pendek
Setelah mengetahui beberapa bahaya sikap rasisme pada kesehatan mental korban, ada pula beberapa efek jangka pendek yang dapat terjadi. Dalam hal ini, dapat dikatakan pengaruh buruk sikap rasisme pada kesehatan mental individu merupakan akibat dari respon stres. Pada kondisi stres, seseorang bisa mengalami berbagai macam gejala yang meliputi :
- Napas cepat dan dangkal
- Detak jantung lebih cepat
- Berkeringat
- Otot tubuh tegang dan tidak rileks
Secara umum, kondisi stres memang baik dan bermanfaat untuk perkembangan mental seseorang. Namun jika stres dialami secara berkepanjangan tentu akan menyebabkan kesehatan mental dan fisik yang menurun dan semakin buruk.
Hal ini juga bisa terjadi pada individu yang sering mengalami perilaku rasisme. Masyarakat sering kali tidak menyadari, bahwa sekecil apapun perkataan yang ditujukan untuk menyinggung ras tertentu dapat merusak kesehatan dan hidup seseorang.
Efek Jangka Panjang
© Pexels
Bahaya sikap rasisme pada kesehatan mental korban juga bisa terjadi dalam efek jangka panjang. Hal ini tidak lain berkaitan dengan kondisi stres kronis yang diderita secara berkepanjangan.
Kondisi stres akibat perlakuan rasis bisa menyebabkan trauma pada individu yang bisa memperburuk kesehatan mentalnya. Berikut beberapa gejala traumatis yang bisa terjadi:
- Mengalami perasaan bingung
- Sering gelisah
- Lelah
- Pikiran dan perasaan yang tidak dapat terhubung dengan baik
Kebanyakan orang yang mengalami trauma akut merasa lebih baik seiring berjalannya waktu. Namun, trauma rasial lebih kompleks, karena ancaman diskriminasi terus berlanjut dan tidak pernah benar-benar berakhir.
Beberapa orang yang mengalami trauma rasial bahkan mungkin mengalami gejala yang mirip dengan PTSD, seperti:
- Kilas balik
- Mimpi buruk
- Sakit kepala
- Palpitasi jantung
- Menghindari aktivitas yang mungkin mengingatkan orang tersebut pada trauma
- Perasaan kewaspadaan yang konstan, atau hiperarousal
Hal ini berdampak pada kualitas hidup seseorang dan dapat menyebabkan stres tambahan jika mereka merasa sulit untuk bekerja, kehilangan penghasilan, atau tidak dapat lagi bersekolah.
Hal yang Bisa Dilakukan Masyarakat
Setelah memahami bahwa terdapat berbagai macam bahaya sikap rasisme pada kesehatan mental korban, maka penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah sikap rasisme yang semakin luas. Dalam hal ini, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk berkontribusi dalam menghentikan praktik rasisme di masyarakat, yaitu sebagai berikut:
- Mengedukasi diri sendiri tentang rasisme untuk membuka pandangan dan wawasan yang semakin luas. Bisa dengan cara mendengarkan pengalaman orang yang menjadi korban rasisme, mempelajari sejarah rasisme di negara yang ditempati, atau mempelajari praktik dan hukum yang berdampak pada penduduk minoritas.
- Menyediakan dukungan bagi orang-orang yang sering mengalami sikap rasisme. Berkontribusi menciptakan ruang yang man bagi penduduk minoritas untuk membicarakan masalah rasisme, tanpa dihakimi.
- Mendukung masyarakat minoritas untuk mengekspresikan perasaan mereka dan menanyakan apa yang mereka butuhkan.
- Pikirkan dua kali untuk membagikan ulang video kekerasan terhadap orang kulit berwarna atau penduduk minoritas yang menjadi korban sikap rasisme. Perlu diingat, bahwa membagikan video kekerasan ini dapat membuat orang trauma kembali.
- Mengidentifikasi diskriminasi, prasangka, dan bentuk penindasan lainnya yang sering terjadi. Masyarakat bisa memberikan dukungan dan membantu dengan cara menghadapi pelaku rasisme saat tindakan tersebut dialami oleh seseorang. Cara ini dapat mengurangi dampak rasisme pada korban.