Banyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini
Hasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Hasil pembakaran sampah bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Banyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini
Dewasa ini, masih banyak warga yang suka buang sampah di pinggir sungai. Kondisi ini bisa menimbulkan keresahan.
Hal inilah yang membuat Suko “Tiwil” Siswanto, warga Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang tercetus ide untuk membuat alat pemusnah sampah dari bahan drum bekas.
-
Apa yang digambarkan dalam patung gajah Pasemah? Dalam satu batu ini menggambarkan tiga kehidupan. Pertama hewan gajah, lalu dua manusia dan hewan yang diduga babi rusa saat tengah dilahirkan gajah.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Di mana patung gajah Pasemah ditemukan? Penamaannya berasal dari lokasi penemuan awal patung gajah tersebut, yakni di dataran tinggi Pasemah, Sumatera Selatan.
-
Apa yang dibangun di lahan bekas tempat pembuangan sampah di Desa Tirtomarto? Dulunya Tempat Pembuangan Sampah, Lahan Ini Disulap Jadi Tempat Wisata Wahana Kereta Api Mini Tengah Sawah Wahana itu digemari karena cocok dengan anak-anak. Bahkan banyak pengunjung wahana itu yang datang dari luar kota.
-
Bagaimana cara mesin pengolahan sampah ini bekerja? Mesin pengelolaan sampah ini bekerja untuk mencacah sampah organik hingga menjadi bubur untuk biopond maggot. Biopond untuk larva maggot ini memerlukan area khusus agar dapat berkembang biak. Dari serangkaian proses mencacah sampah ini, menghasilkan bahan yang dapat dimanfaatkan. Proses ini secara efisien mengurangi volume sampah yang dibuang sambil menciptakan produk bernilai tinggi untuk industri peternakan.
Alat pemusnah sampahnya terbuat dari tumpukan tiga buah drum bekas. Drum bekas itu dimodifikasi. Di bagian atasnya terdapat lubang untuk memasukkan sampah sekaligus berfungsi sebagai cerobong asap.
Sementara bagian tengahnya disekat dengan penyaring sehingga sampah yang dimusnahkan abunya turun ke bawah. Sementara di bawah terdapat abu untuk membakar dan abu sisa pembakaran sampah.
Suko menceritakan, pada tahun 2022 kampungnya dilanda banjir besar. Bencana banjir tersebut menyisakan banyak sampah.
Kondisi ini diperparah dengan warga yang sering membuang sampah di dekat jembatan yang berada tak jauh dari rumahnya.
Karena sampah semakin menggunung, ia pun tercetus ide untuk membuat alat yang bisa memusnahkan sampah dengan cepat.
Mengutip YouTube Musyafa Musa pada Senin (5/2), pembuatan satu alat pemusnah sampah itu diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp2-3 juta. Untuk bahan bakarnya, ia biasa menggunakan oli bekas.
(Foto: YouTube Musyafa Musa)
Suko mengatakan, sisa pembakaran sampah di dalam drum yang menjadi abu selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Sementara asapnya dapat disuling dan kemudian diolah menjadi pupuk cair.
(Foto: YouTube Musyafa Musa)
“Dulu di bawah ini sampahnya full. Karena bingung bagaimana menanganinya saya buka-buka di YouTube ada alat namanya incinerator atau pembasmi sampah. Jadi sampah kering sama sampah basah bisa kering pakai alat itu,”
kata Suko menjelaskan latar belakang ia membuat alat pemusnah sampah itu, mengutip YouTube Musyafa Musa.
- Tega, Mayat Bayi Perempuan Dibuang di Pinggir Tempat Sampah sampai Dimakan Anjing
- Ketahuan Buang Sampah Sembarangan, Rumah Wanita ini Langsung Dibanjiri Sampah oleh Warga Biar Kapok
- Pria ini Bangunkan Warga untuk Sahur dengan Cara Unik, Putar Terompet Ala Militer Bak Kumpulkan Prajurit Apel
- Berawal dari Sampah Menumpuk di Tepi Jalan, Kini Tempat Pembuangan Sampah di Tuban Bisa Hasilkan Rp13 Juta per Bulan
Sejak awal, Suko menyadari bahwa pembakaran sampah juga menimbulkan efek negatif. Namun cara itu tetap harus dilakukan daripada sampah dibiarkan berserakan hingga menciptakan polusi dan bau busuk yang berbahaya bagi kesehatan.
Warga Desa Meteseh lainnya, Muhammad Maji’in, menilai bahwa alat pemusnah sampah yang dibuat Suko kemungkinan satu-satunya yang ada di Kabupaten Rembang.
Ia prihatin di banyak lokasi, kebiasaan buruk warga buang sampah sembarangan semakin sulit dikendalikan.
Jika pemerintah desa sudah bingung mencari solusi, menurutnya alat pembakar sampah bisa jadi alternatif pilihan dan cocok dikembangkan di lokasi lain.
“Bahkan juga sudah dikasih tulisan kalau membuang sampah di sini kena denda Rp50 juta. Itu juga tidak dihiraukan. Makanya kami sebagai warga resah sekali,”
kata Maji’in, mengutip YouTube Musyafa Musa.
merdeka.com