Desa di Klaten Ini Simpan Jejak Sejarah Angkringan, Begini Kisahnya
Bicara soal angkringan, maka tak bisa lepas dari sejarahnya. Sebuah desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyimpan dokumentasi sejarah angkringan.
Angkringan tak terpisahkan dalam masyarakat Jawa saat ini. keberadaannya mudah dijumpai di berbagai kota mulai dari Solo, Semarang, hingga Yogyakarta.
Bahkan keberadaan angkringan sudah banyak dijumpai pada kota-kota yang lebih kecil, terutama di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
-
Bagaimana warga Jateng merayakan kemenangan Timnas Indonesia? Setelah pertandingan selesai, mereka larut dalam euforia. Beberapa warga menyalakan kembang api untuk merayakan kemenangan bersejarah itu.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Siapa yang mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana kekeringan di Jateng? Namun Pak Suharyanto mengingatkan masyarakat bahwa meski tidak ada dampak El Niño, namun bencana kekeringan di Jawa Tengah masih mungkin terjadi, sehingga tetap perlu waspada.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Mengapa Waduk Jatigede sering surut? Adapun saat ini kondisi Waduk Jatigede memang tengah surut. Kondisi ini sudah terjadi hampir tiap tahun saat musim kemarau panjang.
Bicara soal angkringan, maka tak bisa lepas dari sejarahnya. Sebuah desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyimpan dokumentasi sejarah angkringan. Bahkan dalam berbagai dokumentasi yang tersimpan, cikal bakal warung tenda pinggir jalan itu berasal dari seorang tokoh yang tinggal di desa tersebut.
Kampung Sejarah Angkringan
©YouTube/Liputan6
Desa Ngerangan berada di Kecamatan Bayat, Klaten. Desa itu dijuluki kampung sejarah angkringan. Di sana terdapat sebuah bangunan menyerupai rumah penduduk yang digunakan sebagai museum sejarah angkringan.
Selain itu, terdapat berbagai jenis angkringan mulai dari yang dipukul dan didorong, serta peralatan makanan dan lingkungannya. Masyarakat setempat percaya, bahwa asal mula keberadaan angkringaan berawal dari desa itu.
Pada zaman dulu, tokoh bernama Mbah Djukut yang merupakan warga desa itu, pertama kali mengenalkan angkringan pada warga Solo.
Diwariskan Turun Temurun
©YouTube/Liputan6
Saat pertama kali berjualan, Mbah Djukut keliling kampung di Solo sambil menjajakan makanan bernama terikan, lentho, lenyem, bongkrek, blanggreng, wedang teh, dan wedang bambu. Saat itu ia berkeliling dengan membawa pikulan bambu yang dilengkapi lampu senthir.
Namun ada versi yang menyebutkan kalau Mbah Djukut sebenarnya berjualan di Yogya, yaitu daerah Tugu. Soal versi mana yang benar, sampai sekarang tidak ada yang tahu. Namun usaha yang dirintis Mbah Djukut itu diwariskan secara turun- temurun.
“Sampai sekarang diwariskan ke anak cucu di desa ini, sehingga saat ini di Desa Ngerangan hampir 70-75 persen warganya berjualan angkringan,” kata Suwarna, perangkat desa setempat.
Pengakuan Penjual Angkringan Tertua
©YouTube/Liputan6
Di desa itu, ada pria paruh baya yang pada masa produktifnya, mencari nafkah dengan membuka angkringan di Jogja. Kini ia tengah menikmati masa tuanya di desa kelahirannya itu.
“Saya ngikut pakdhe saya jualan sejak tahun 1969 hingga 1982. Lalu setelah itu saya pindah ke Jogja sampai tahun 2006. Setelah itu saya istirahat karena sudah termasuk tua dan anak-anak tidak memperbolehkan saya jualan lagi,” kata Wakiman, warga Desa Ngerangan, dikutip dari kanal YouTube Liputan 6 pada Rabu (2/11).