Disebut Bisa Tingkatkan Perekonomian Warga, Ini Fakta di Balik Wacana Reaktivasi Jalur Kereta Api Purwokerto-Wonosobo
Usulan reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo juga telah dikoordinasikan ke berbagai kementerian.
Wacana reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo kembali berembus. Anggota DPD RI, Abdul Kholik, mengharapkan usulan reaktivasi jalur rel kereta api itu dapat terlaksana pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
“Yang pertama, perkembangan usulan program itu sudah terus kita gulirkan. Sementara di tingkat provinsi sudah masuk ke dalam daftar evaluasi oleh BPKP agar prioritasnya bisa didahulukan,” kata Abdul Kholik dikutip dari ANTARA pada Senin (23/9).
-
Kapan jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Kenapa jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Mengapa jalur kereta api Kedungjati-Ambarawa-Magelang-Yogyakarta ditutup? Jalur kereta api Kedungjati-Ambarawa-Magelang-Yogyakarta dulunya merupakan jalur strategis militer Hindia Belanda. Namun sejak tahun 1976, jalur kereta api itu ditutup.
-
Siapa yang membongkar jalur kereta api Jogja-Bantul? Pada tahun 1943, pekerja Romusha Jepang membongkar jalur kereta api untuk segmen Palbapang-Sewugalur untuk pembangunan jalur kereta api di tempat lain dan mengubah jalur Yogyakarta-Palbapang dari lebar sepur 1.435 mm menjadi 1.067 mm.
-
Apa yang diangkut menggunakan Jalur Kereta Api Solo-Boyolali? Di sisi lain jalur ini juga digunakan untuk layanan kereta api penumpang. Selain diperpanjang, jalur kereta api ini juga mengalami perubahan rute.
-
Mengapa jalur kereta api dibangun di Sumatera? Terbentuknya jalur rel kereta api di Sumatra tak lepas dari kebutuhan pemerintah Hindia Belanda dalam mobilisasi pengiriman logistik dan komoditas hasil bumi menuju pesisir untuk diperdagangkan.
Ia mengatakan, usulan reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo juga telah dikoordinasikan ke berbagai kementerian. Walau begitu, semua itu masih menunggu menteri-menteri baru yang akan membidangi kabinet mendatang.
Berikut selengkapnya:
Tentang Jalur Kereta Api Purwokerto-Wonosobo
Jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo pertama kali dibangun oleh perusahaan kereta api Belanda Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) antara tahun 1896-1917. Saat itu, pembangunan jalur sejauh 88 kilometer itu dilakukan guna mengintegrasikan perusahaan-perusahaan gula di wilayah itu dan selanjutnya dikembangkan untuk pengangkutan hasil bumi seperti teh, kayu manis, dan tembakau.
Namun jalur itu dinonaktifkan pada tahun 1978 karena dinilai kalah saing dengan moda transportasi lain. Jalur kereta api itu terakhir kali dilintasi kereta api pada tahun 1986 di mana kereta api terakhir itu berhenti di Stasiun Mantrianom atau 8 kilometer sebelah barat pusat kota Banjarnegara.
Ekspedisi Jalur Kereta
Pada Juli 2024 lalu, petugas gabungan dari berbagai instansi telah melakukan ekspedisi di eks jalur kereta api dari Purwokerto hingga Wonosobo. Ekspedisi itu diprakarsai oleh Abdul Kholik sendiri, dengan menyusuri sejumlah bekas jalur baik yang relnya masih tersisa maupun telah berubah jadi pemukiman penduduk.
- Pengusaha Kirim Surat ke Prabowo, Minta Kaji Ulang Rencana Penyeragaman Kemasan Rokok
- Aturan Baru Diteken Prabowo: Kemenkeu Tak Lagi di Bawah Kemenko Perekonomian, tapi Laporan Langsung ke Presiden
- Terungkap, Ini Alasan Prabowo Ngotot Pisahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat
- Mengenal Sosok Ribka Haluk, Satu-satunya Pj Gubernur Wanita di Papua yang Curi Perhatian
Dalam ekspedisi itu, ditemukan masih terdapat beberapa bangunan sisa seperti jembatan maupun bekas stasiun. Ekspedisi itu melibatkan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, PT KAI Daop 5 Purwokerto, Dinas Perhubungan Kabupaten Wonosobo, Dinhub Banjarnegara, dan Dinhub Purbalingga.
Terkait dengan ekspedisi ini, Manajer Pengamanan PT KAI Daop 5 Purwokerto, Agus Listyono mengatakan bahwa kondisi jalur rel antara Purwokerto hingga Wonosobo sebenarnya masih utuh.
“Namun seiring berkembangnya waktu, relnya banyak yang tertimbun jalan raya dan ada yang sudah didirikan bangunan. Namun secara track masih utuh, dan juga secara yuridis formil ada sertifikat maupun bukti kepemilikan tanah dari Purwokerto hingga Wonosobo,” kata Agus.
Bisa Tingkatkan Perekonomian Warga
Abdul Kholik mengatakan, jalur rel Purwokerto-Wonosobo akan sangat potensial untuk angkutan sektor pertanian dan sektor pariwisata. Ia membayangkan jika reaktivasi itu bisa terealisasi, akan ada kereta panoramic yang dapat digunakan wisatawan untuk menikmati keindahan kawasan Dieng dan Baturraden. Selain itu, reaktivasi jalur rel kereta api tersebut juga mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Jateng bagian selatan.
"Bahkan, orientasi ekspor produk agro, maritim, dan pengembangan pariwisata akan sangat terbantu," pungkasnya dikutip dari ANTARA.