Disebut Manusia Tertua di Yogya, Begini Kondisi Mbah Suparni yang Berusia 124 Tahun
Bagi Mbah Suparni, menjaga pikiran adalah kunci agar kondisi jiwa raga tetap sehat.
Mbah Suparni sehat dan tidak pikun.
Disebut Manusia Tertua di Yogya, Begini Kondisi Mbah Suparni yang Berusa 124 Tahun
Pernah viral pada 2017 lalu, tak terasa Mbah Suparni kini telah berusia 124 tahun.
Sosok nenek yang disebut sebagai manusia tertua di Yogyakarta itu kini masih tampak sehat. Hal itulah yang terlihat saat Filosofi TV menyambangi rumahnya. Unggahan video pada 25 Mei 2023 memperlihatkan bahwa Mbah Suparni masih tampak sehat. Bahkan ia terdengar masih lancar berbicara
- Kisah Nasabah PNM Mekaar Aceh Berhasil Atasi KDRT Hingga Dapat Pujian Menteri PPPA
- Kisah Manusia Goa dari Kebumen, Betah Bertahun-Tahun Tinggal Sendirian
- Puan Ogah Lagi Bicara soal Budiman Sujatmiko: Sudah Selesai Urusannya
- Intip Potret Perayaan Ultah Ussy Sulistiawaty ke-42, Dapat Kado hingga Surat Ucapan Manis
Saat ditanya kenapa ingatannya masih kuat, Mbah Suparni mengatakan bahwa resepnya hanya minum air putih dan teh yang cukup.
Bisa Melihat Makhluk Gaib
Mbah Suparni mengaku bisa melihat makhluk gaib. Bahkan ia mengaku mengikuti sosok makhluk goib itu dari belakang. "Ada yang saya lihat tapi kok orang lain tidak lihat. Terus saya ikuti. Lama-lama hilang," ujar Mbah Suparni.
Cara Mengendalikan Pikiran
Mbah Suparni mengatakan, walaupun dalam kondisi sesulit apapun, kita harus bisa menjaga pikiran agar tetap positif. "Kalau berpikir itu jangan pening-pening. Yang jelas, yang cerdas. Kalau pening malah menjadikan keburukan, menjadikan tubuh resah. Pokoknya kalau pikiran tidak enak berkumpulah dengan teman, tukar pikiran, berbincang-bincang bagaimanapun caranya. Jadi hilang pusingnya," ujar Mbah Suparni.
Pintar Pijit Orang Sakit
Dalam bincang-bincangnya bersama kru Filosofi TV, Mbah Suparni menceritakan keahliannya dalam memijit orang sakit. "Kalau sakit gigi, yang dipijit bagian sini (telapak tangan), lalu dengan diurut begini (sambil memencet bagian belakang leher). Kalau sakit perut, kamu tengkurep, lalu bagian betis diurut dengan keras. Kalau sakit hati ya nggak ada yang dipijiti, pokoknya obatnya hanya di pikiran," papar Mbah Suparni.
Perjalanan Hidup Mbah Suparni
Mbah Suparni tinggal di Padukuhan Sandang, Kelurahan Tanjungharjo, Kecamatan Nanggulan, Kulon Progo. Ia lahir di daerah Kaligesing, Purworejo. Pada tahun 1945, ia pindah ke Kulonprogo setelah menikah dengan suaminya, Karto Pawiro, Sayangnya pernikahan itu kandas di tengah jalan. Sang suami memilih untuk merantau ke Metro, Lampung, pada tahun 1965. Selama hidupnya, Mbah Suparni jarang mengeluh sakit. Hal itu tak lepas dari usahanya dalam menjaga pikiran untuk tetap positif selama hidup baik saat menjumpai masalah ataupun tidak.