Dulunya Gersang, Warga di Jogja Ini Sulap Gang Jadi Kebun Anggur dan Tanaman Langka
Pada awalnya, Kampung Karangwaru Kidul, Kota Yogyakarta merupakan kampung yang gersang. Berangkat dari keprihatinan itulah mereka kemudian menginisiasi kegiatan bercocok tanam. Kini, di kampung itu terdapat kebun anggur, lahan pertanian, serta beberapa koleksi tanaman langka.
Pada awalnya, Kampung Karangwaru Kidul, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta merupakan kampung yang gersang. Penduduknya yang sebagian besar berprofesi sebagai pekerja hidup dalam rutinitas perkotaan yang membuat waktu mereka kurang untuk bersosialisasi satu sama lain. Berangkat dari keprihatinan itulah mereka kemudian menginisiasi kegiatan yang bisa mempererat rasa solidaritas mereka.
“Maka kami mencoba menggerakkan masyarakat untuk memelihara lingkungan, supaya asri, serta sehat dan indah, baik sehat secara fisik maupun batin ketika melihat suasana kampung kita yang asri,” kata Sukirman, warga Karangwaru Kidul dikutip dari kanal YouTube Cap Capung pada Sabtu (13/3).
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu bagaimana cerita dari eksekusi gagasan kampung yang asri itu? Berikut selengkapnya:
Inspirasi dari Bogor
©YouTube/Cap Capung
Sukirman mengatakan, inisiasi kegiatan bercocok tanam itu berawal dari kegiatan studi banding yang diselenggarakan Dinas Pertanian Kota Yogyakarta ke Kuntum Farmfield yang ada di Bogor. Menurut Sukirman, semua kegiatan yang ada di Kuntum Farmfield sangat berguna di masyarakat karena bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Ilmu yang dibawa dari Kuntum Farmfield kemudian coba diterapkan di Kampung Karangwaru Kidul.
“Setelah itu, kami coba hijaukan lorong-lorong, kami tanami aneka sayuran, buah, dan tanaman-tanaman perindang dan penghias lingkungan,” kata Sukirman.
Jadi Kebun Anggur
©YouTube/Cap Capung
Setelah sekian lama ditanami sayuran, para warga Karangwaru Kidul mulai menyadari bahwa secara ekonomis, sayur-sayuran itu masih kurang. Bahkan modal yang dihasilkan tidak cukup bagi mereka untuk bercocok tanam lagi.
Dari situlah kemudian mereka mencoba mencari peluang dengan menanam anggur. Inspirasi itu diperoleh setelah mereka mendatangi petani anggur di wilayah Banyumas.
“Jadi dengan adanya tanaman anggur ini, tidak hanya hasilnya yang bisa kita jual. Tapi juga bisa menjadi wahana edukasi bagi masyarakat luas mengenai bagaimana cara budidaya anggur,” jelas Sukirman.
Budi Daya Tanaman Langka
©YouTube/Cap Capung
Tak hanya memiliki lahan bercocok tanam sayuran dan kebun anggur, Sukirman mengatakan bahwa Kampung Karangwaru memiliki spot khusus untuk budi daya tanaman langka. Di sana, terdapat tanaman langka dari berbagai daerah di Indonesia bahkan juga dunia. Tanaman langka itu di antaranya Anggur Brazil, Ceri Barbados, dan lain-lain.
“Bahkan di tahun 2019 kami mendapatkan Kehati Award Kota Jogja dengan koleksi tanaman buah langka itu,” kata Sukirman.
Tumbuhkan Rasa Memiliki
©YouTube/Cap Capung
Dalam mengurus kebun di Kampung Karangwaru Kidul, Sukirman mengatakan bahwa ia ingin menumbuhkan rasa memiliki di kalangan seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, semua golongan mulai dari anak-anak, ibu-ibu, karang taruna, hingga orang tua dilibatkan seperti pada kegiatan kerja bakti bersih-bersih, maupun saat bercocok tanam.
“Jadi sebenarnya tujuan awal kami adalah ingin menggugah kesadaran masyarakat bagaimana berinteraksi dengan masyarakat lain. Jadi tidak hanya lingkungan fisiknya yang terlihat indah, namun juga karakter masyarakatnya, saling sapa, guyub, rukun. Dan tujuan utamanya adalah bisa meningkatkan kesejahteraan atau taraf hidup masyarakat yang ada di lingkungan kami,” kata Sukirman mengutip dari kanal YouTube Cap Capung pada Sabtu (13/3).