Dulunya Ibu Kota Makhluk Halus, Ini Sejarah Nusakambangan jadi Pulau Bui
Pulau Nusakambangan dikenal sebagai pulau bui. Di sana terdapat sel tahanan untuk penjahat mulai dari teroris, pengedar narkoba, pencuri kelas kakap, dan lain sebagainya. Namun pulau itu juga terkenal angker dan horror. Di sana terdapat sebuah ibu kota makhluk halus yang membawahi seluruh wilayah di Tanah Jawa.
Pulau Nusakambangan dikenal sebagai pulau bui. Di sana terdapat sel tahanan untuk penjahat mulai dari teroris, pengedar narkoba, pencuri kelas kakap, dan lain sebagainya. Di pulau itu pula para penjahat yang kejahatannya tak terampuni lagi menjalani eksekusi mati. Maka tak heran apabila hingga kini pulau itu dikenal horror dan angker.
Namun menurut sejarahnya, Pulau Nusakambangan sebenarnya sudah angker bahkan sebelum didirikan sel tahanan di sana. Hal itulah yang diungkapkan Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara (LOKANTARA) , Dr. Purwadi. M. Hum. Dulunya, pulau ini bernama Nusa Kambana.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Dilansir dari Kagama.co, Purwadi mengungkapkan, dalam cerita pewayangan, Nusa Kambana digambarkan sebagai pulau yang wingit dan seram. Di dalam pulau itu, terdapat pusat ibu kota makhluk halus yang membawahi seluruh wilayah di tanah Jawa. Dan di balik itu ada sesosok makhluk halus yang berkuasa benama Bethari Durga.
Lalu bagaimana ceritanya pulau itu bisa jadi tempat menampung para tahanan hingga kini? Berikut selengkapnya:
Kedatangan VOC di Nusakambangan
©2019 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid
Pada 1739, puluhan kapal VOC tersesat di Samudra Hindia dan terdampar di sebuah teluk yang berada di barat Pantai Pangandaran. Berawal dari itulah, pemerintah VOC memerintahkan Paulus Paulusz untuk melakukan survei lokasi dengan mengitari Segara Anakan, Teluk Penyu, dan Nusakambangan. Dari hasil survei, Paulusz menyimpulkan bahwa daerah itu cocok untuk dijadikan pelabuhan di bagian pantai selatan Jawa.
Pada tahun 1836, VOC membangun Benteng Karang Bolong yang berada di Pulau Nusakambangan. Pembangunan benteng itu dilakukan untuk melindungi wilayah itu dari ancaman bajak laut.
Ketika sistem pengamanan tak bisa lagi mengandalkan Benteng Karang Bolong, dibangunlah benteng di Semenanjung Cilacap yang kini dikenal dengan nama Benteng Pendem. Namun wabah Malaria membuat pembangunan benteng itu tersendat dan menyerang 80 persen tenaga kerja yang terlibat dalam pembangunan benteng itu.
Jadi Pulau Bui
©2019 Liputan6.com
Karena menyerang banyak penduduk, maka diputuskan pembangunan benteng dikerjakan dengan tenaga narapidana. Untuk itu, dibangunlah penjara dari bambu di sekitar Benteng Karang Bolong dengan kapasitas 300 napi.
Pada tahun 1908, Nusakambangan ditetapkan sebagai pulau bui oleh Pemerintah Hindia Belanda. Setelah penetapan itu, di sebelah selatan Pulau Nusakambangan dibangun Penjara Permisan dengan daya tampung 700 orang. Tak hanya ditahan di penjara, tenaga para napi itu dimanfaatkan untuk pembukaan ladang karet di pulau itu.
Pembangunan Penjara di Nusakambangan
©2014 merdeka.com/chandra iswinarno
Karena perluasan kebun karet, jumlah napi yang dikirim ke Nusakambangan semakin banyak. Pada tahun 1912, dua penjara dibangun sekaligus yaitu Penjara Karang Anyar dan Penjara Nirbaya yang masing-masing mampu menampung 750 tahanan. Pada tahun 1924, dibangunlah Penjara Batu. Pada 1927, dibangun Penjara Besi dan dilanjut Penjara Gliger dan Penjara Karang Tengah pada tahun 1928. Penjara terakhir yang dibangun Pemerintah Hindia Belanda adalah Penjara Limus Buntu pada tahun 1935.
Kini, Penjara Nusakambangan tak hanya menjadi tempat mendekam tahanan melainkan jadi tempat eksekusi mati narapidana kelas kakap. Pelaku Bom Bali, Amrozi dan Mukhlas dieksekusi di sana. Begitu pula dengan gembong narkoba Bali Nine asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.