Ganjar Pranowo Tanggapi Kasus Pencabulan di Batang, Akan Sebar Nomor Pengaduan
Kasus pencabulan yang dilakukan seorang pengasuh pondok pesantren di Batang menggegerkan publik. Kejadian ini mendapat respons dari banyak pihak, termasuk Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Ia mengatakan perlu ada edukasi soal reproduksi dan berani angkat bicara bagi korban yang menerima perlakuan serupa.
Kasus pencabulan yang dilakukan seorang pengasuh pondok pesantren di Batang benar-benar menggegerkan publik. Tercatat sudah ada 17 korban dari pihak santriwati yang menerima pelecehan dari pengasuh pondok bernama Wildan Mashuri itu.
Kejadian ini mendapat respons dari banyak pihak, tak terkecuali Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Ia mengatakan perlu ada edukasi soal reproduksi dan berani angkat bicara bagi korban yang menerima perlakuan seperti itu.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Banyaknya korban pelecehan seksual di bawah umur seperti di kasus ini ada 17 korban. Semuanya perempuan masih di bawah umur. Ini sangat miris sekali pada mental anak-anak perempuan,” kata Ganjar dikutip dari ANTARA pada Selasa (11/4). Berikut selengkapnya:
Ledakan Gunung Es
ilustrasi ©2021 REUTERS/Hannibal Hanschke
Ganjar mengatakan, kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang terjadi di Kabupaten Batang sebenarnya bukan yang pertama kali. Kasus serupa pernah terjadi pada September 2022. Menurutnya, kondisi seperti itu seperti “ledakan gunung es” yang semakin lama semakin besar.
“Oleh karena itu saya minta orang tua atau orang terdekat mendampingi korban dan harus berani bicara jika menemukan kasus seperti itu,” ujar Ganjar.
Terkait kasus ini, Ganjar berencana menurunkan tim untuk meninjau langsung lingkungan pondok pesantren guna memastikan apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Jumlah Korban Bisa Bertambah
ilustrasi ©2013 Merdeka.com
Terkait kasus ini, Ganjar berusaha agar kasus serupa tidak terjadi di daerah lain. Ia berencana menyebarkan nomor telepon pengaduan pada setiap sekolah, baik itu milik negeri maupun swasta agar anak-anak bisa langsung mengadu apabila mereka menerima pelecehan seksual maupun perlakuan tidak pantas lainnya.
Dengan adanya nomor telepon ini, ia berharap para korban tidak takut akan ancaman yang diberikan pada pelaku karena berani melapor. Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi mengatakan hingga saat ini kasus tersebut masih dalam tahap pengembangan.
“Jumlah korban bisa kemungkinan bertambah sehingga masih perlu kami kembangkan lagi. Kami juga akan melakukan tindakan ‘trauma healing’ untuk memulihkan mental dan kejiwaan para korban,” kata Luthfi.