Gelombang Samudra Hindia Diperkirakan Capai 6 Meter, Ini Penjelasan BMKG
BMKG memperkirakan gelombang laut di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY dalam beberapa hari ke depan mencapai kisaran 4-6 meter atau masuk dalam kategori sangat tinggi. Lalu apa yang menjadi sebab terjadinya gelombang tinggi itu? dan apa imbauan bagi wisatawan, nelayan, dan penduduk yang tinggal di sekitar pantai
Gelombang laut di Samudra Hindia dikenal tinggi dan berbahaya. Bahkan terkadang gelombang tinggi itu bisa menyebabkan pasang di pantai yang bisa berdampak pada kerusakan bangunan di pesisir. Tak hanya itu, gelombang pasang yang mencapai pantai tak jarang menyebabkan ada wisatawan yang hanyut terbawa ombak.
Hal itulah yang harus diwaspadai dalam beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gelombang laut di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam beberapa hari ke depan mencapai kisaran 4-6 meter atau masuk dalam kategori sangat tinggi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu apa yang menjadi sebab terjadinya gelombang tinggi itu? Apa imbauan bagi wisatawan, nelayan, dan penduduk yang tinggal di sekitar pantai? Berikut selengkapnya:
Pola Pergerakan Angin
©2017 Merdeka.com
Kepala kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan, peningkatan tinggi gelombang tersebut disebabkan oleh pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan yang dominan bergerak dari timur hingga tenggara dengan kecepatan angin berkisar 8-20 knot.
Dalam hal ini, pola pergerakan angin yang searah dengan kecepatan tinggi tersebut memicu terjadinya peningkatan tinggi gelombang. Karena adanya gelombang tinggi tersebut, Teguh mengimbau pada para pengguna jasa kelautan untuk memperhatikan dampak risiko terhadap keselamatan pelayaran.
“Oleh karena itu kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku sejak hari Sabtu (23/10) pukul 07.00 hingga Senin (25/10) pukul 07.00,” kata Teguh.
Potensi Wilayah Terdampak
©2020 Merdeka.com
Lebih lanjut, Teguh mengatakan wilayah yang berpotensi terjadi gelombang tinggi (2,5-4 meter, red.) meliputi perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta.
Sementara wilayah yang berpotensi terjadi gelombang sangat tinggi (4-6 meter, red.) meliputi Samudra Hindia selatan Sukabumi, Samudra Hindia selatan Cianjur, Samudra Hindia selatan Garut, Samudra Hindia selatan Tasikmalaya, Samudra Hindia selatan Pangandaran, Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, Samudra Hindia selatan Purworejo, dan Samudra Hindia selatan Yogyakarta.
Imbauan Bagi Pelayaran dan Wisata
©2021 Merdeka.com
Terkait dengan kondisi tersebut, Teguh mengimbau para pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran. Dalam hal ini, nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil diimbau untuk waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Selain itu, operator tongkang diimbau agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Kapal feri juga diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, sedangkan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau pesiar diimbau waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
Sementara bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai, khususnya kawasan pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas, diimbau agar tidak berenang atau mandi di tempat itu karena gelombang tinggi dapat sewaktu-waktu terjadi.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Teguh.